GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) atau lebih kita kenal dengan penyakit asam lambung merupakan suatu kondisi yang bisa mengakibatkan perut sakit. Sebenarnya GERD dan asam lambung tidaklah sama, namun intinya sama yakni akibat dari asam lambung yang naik ke kerongkongan, tapi GERD lebih parah dari asam lambung. Jadi GERD itu perkembangan dari penyakit asam lambung yang bisa menyebabkan kerusakan pada kerongkongan.
Gejala yang ditimbulkan jika kamu mengalami GERD, yaitu sakit tenggorokan, nyeri dada, dan batuk kronis. Bayangkan saja jika kamu mengalami gejala sebanyak itu pasti akan membuat tubuh terasa lemas dan kelelahan, dan pastinya akan menganggu aktivitas keseharianmu.
Pahami dulu penjelasan ini. Anggap saja kita sedang mengalami GERD, berarti kadar asam lambung pada tubung meningkat atau naik. Seumpama posisi kita sedang berdiri tegak, berarti posisi sistem pencernaan (lambung)pun pasti berada pada posisi normal, yang artinya gas asam lambung (isi dalam lambung)pun akan tetap berada di sana. Namun jika posisi tubuh kamu berbaring atau tiduran, maka asam lambung bisa naik ke kerongkongan, sebab posisi lambung kita sedang berbaring.
Dengan kembalinya asam lambung, pasti kamu akan mengalami gejala heartburn atau dada seperti terbakar, batuk mual, dan gejala lainya yang telah disebutkan di atas. Jika kamu berpikir untuk tak sampai berbaring agar asam lambung tak naik pun pasti kesulitan karena bingung untuk menentukan posisi tidur dan takut asam lambung naik.
Jadi, sewaktu tidur pun kamu akan tidak nyaman, tidak nyenyak, dan otomatis waktu tidur terganggu dan berkurang, apalagi kamu jika kamu seorang pekerja yang sibuk tentunya akan membuatmu merasa kelelahan.
Berbeda halnya jika kamu tidak sedang menderita GERD, asam lambung tidak mungkin akan kembali lagi ke kerongkongan. Mengapa? Jadi sebetulnya di antara kerongkongan dan lambung ada semacam pintu bernama lower esophageal sphincter (LES) yang bekerja secara otomatis untuk mencegah asam lambung kembali. Namun bila pada penderita GERD, pintu tersebut tidak berfugsi dengan baik sebagai mestinya.
2. Obat Pereda gejala GERD.
Selain kurangnya tidur dapat menyebabkan lelah, mengonsumsi obat-obatan dari pereda asam GERD juga bisa membuat kamu kelelahan. Misalnnya obat famotidine (pepcid), ranitidine (zantac), cimetidine (tagamet), histamin blocker, dan jenis obat lainnya.
Obat-obatan teresbut memang dapat mengurangi kadar asam lambung, namun efeknya bisa menghambat penyerapan vitamin B12 dan Zat besi dari makanan. Hal ini berari akan membuat kamu kekurangan asupan nutrisi dari makanan. Dengan kurangnya asupan nutrisi, berarti akan membuat konsisi tubuh tidak fit dan sering merasa kelelahan.
Kita perlu tidur tapi GERD bisa lebih parah, begitu juga dengan meminum obat-obatan yang akan membuat kita lemas. Tenang saja,karena kamu bisa menggunakan obat herbal alami untuk mengatasinya. Dengan 3 obat herbal ini, sudah cukup membantumudan tidak akan ada efek samping yang membuat kamu lemas.
1. Teh Jahe.
Cara mengolah jahe, cukup sediakan saja 1 jahe dan potong menjadi 5 bagian, lalu tinggal masukan saja pada gelas yang berisi air putih panas. Tunggu sampai air putih berubah warna, atau sekitar 20 menit, baru obat tersebut bisa diminum.
2. Teh Chamomile.
Mungkin terdengar asig teh ini di telingamu. Teh chamomile adalah teh yang berasal dari bunga chamolie. Khasiatnya bisa mengatasi radang usus, sebagai obat tidur (penenang), sakit perut, maag, dan asam lambung. Di Indonesia sendiri nampaknya cukup mudah untuk menemukan teh chamomile.
3. Jus Lidah buaya.
Image: https://pixabay.com/
Ini adalah tanaman ya (aloe vera), bukan lidah dari binatang buaya. Tanaman ini juga biasa digunakan masayarakat untuk mengobati peradangan, merawat rambut, merawat sistem pencernaan, dan mengurangi gejala asam lambung (GERD). Biasanya orang-orang mengolah lidah buaya untuk diminum dengan cara dibuat jus terlebih dahulu.
Itulah ketiga obat herbal yang bisa kamu manfaatkan untuk mengatasi GERD. Sekarang kamu tidak perlu cemas lagi mengatasi kelelahan.