1. Home
  2. ยป
  3. Creator
18 Februari 2020 09:59

Busana kebesaran Raja Jogja akan dipamerkan untuk publik

Beberapa busana yang akan dipamerkan adalah koleksi busana yang sangat langka. Sulistyawan Ds

Dalam rangka memperingati ulang tahun penobatan Sri Sultan HB X bertahta sebagai Raja, Keraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat menyelenggarakan sejumlah kegiatan. Salah satu kegiatan yang diyakini menarik perhatian masyarakat adalah Pameran dan Pementasan Seni Tradisi.


Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan HB X mengenakan busana kebesaran. Koleksi busana semacam ini nantinya dipamerkan publik mulai 7 Maret hingga 5 April 2020 di Pagelaran Keraton Yogyakarta (Foto: Dok. Tepas Tandha Yekti)

Tahun lalu, Tingalan Jumenengan Dalem memamerkan koleksi pusaka keraton. Sedangkan untuk tahun ini Keraton akan memamerkan puluhan koleksi busana kebesaran milik raja dan permaisuri yang jarang diketahui publik.

Pameran busana ini akan dilaksanakan di Pagelaran Keraton Yogyakarta mulai 7 Maret 2020 hingga 5 April 2020. Pada saat pembukaan pameran akan disajikan gelaran Wayang Wong Golek Menak Lakon "Jayeng Rana Jumeneng Nata" persembahan Kawedanan Hageng Punakawan (KHP) Kridha Mardawa.

Penghageng Tepas Tandha Yekti Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hayu mengungkapkan bahwaTingalan Jumenengan Dalem merupakan kegiatan tradisi tahunan yang telah berlangsung ratusan tahun.

Selain kegiatan tradisi yang tertutup untuk publik, digelar juga sejumlah kegiatan lain yang dapat disaksikan oleh masyarakat umum. Kegiatan tersebut antara lain adalah pameran dan pementasan seni tradisi.

"Beberapa busana yang akan dipamerkan adalah koleksi busana yang sangat langka seperti busana kebesaran Sultan HB X selaku raja Keraton Ngayogyakarto Hadiningrat, busana pengantin keraton maupun busana koleksi putra-putri keraton." ujar GKR Hayu kepada wartawan di Pendapa Ambarrukmo Sabtu (15/2/2020 ).

GKR Hayu menambahkan, pameran busana keraton ini dimaksudkan sebagai upaya untuk mengedukasi publik khususnya masyarakat Yogyakarta mengenai tata cara berbusana tradisional. Sebab, kurangnya pemahaman dalam berbusana membuat publik sering keliru pada saat mengenakan busana tradisional.

"Busana tradisional yang sekarang dipakai secara formal oleh sejumlah instansi pada hari-hari tertentu itu sumbernya berasal dari Keraton. Tetapi karena kurangnya pemahaman, masih sering dijumpai pemakaian busana yang tidak tepat." tandas GKR Hayu.

Pagelaran Kraton Yogyakarta (Foto: Dok. Tepas Tandha Yekti)

Senada dengan GKR Hayu, putri bungsu Sultan HB X, GKR Bendara mengatakan agar pemahaman publik terhadap busana ini lebih sempurna. Pihak Keraton juga menyelenggarakan simposium budaya yang membahas mengenai makna dan filosofi busana keraton.

Ada pun tema yang diusung dalam pameran maupun simposium budaya ini adalah "Abalakuswa: Busana dan Peradaban di Keraton Yogyakarta". Melalui tema besar ini diharapkan publik mengetahui perkembangan peradaban keraton yang tercermin dalam motif dan pola busana keluarga raja.

Selain menghadirkan budayawan dan pakar sejarah, simposium budaya ini akan menghadirkan sejumlah pakar budaya yang berasal dari Belanda, Amerika dan Australia.(*/sulistyawan)

(brl/red)

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
MOST POPULAR
Today Tags