Cedera yang sering dialami olahragawan, Ini 6 diantaranya
Banyak atlit nasional yang berbakat harus mengalami pensiun dini dari cabang olah raga yang digelutinya. Sangat disayangkan, karena mereka diharapkan untuk berprestasi lebi jauh, dalam jangka panjang. Terutama para atlit yang menjalani olehraga yang banyak terekspos dengan benturan fisik, baik dengan sesama atlit atau pun dengan peralatan olahraganya. Misalnya banyak terjadi pada atlit sepak bola.
Cedera karena olah raga banyak jenisnya dan tidak tergantung olahraga apa yang dijalani. Dimulai dari lebam, lecet, otot atau jaringan tertarik, hingga yang parah seperti patah/retak tulang. Berikut ini kami sajikan beberapa jenis cedera olahraga, seperti dilansir oleh webMD.com edisi Juli 2016.
1. Otot tertarik (sprains and strains)
Sprain dan Strain adalah 2 tipe kerusakan atau cidera jaringan lunak. Dalam Bahasa Indonesia kedua istilah ini sering diterjemahkan sebagai satu kata yang sama, yaitu keseleo dan/atau terkilir namun sebenarnya ada perbedaan arti. Sprain adalah cidera pada sendi yang melibatkan robeknya ligamen dan kapsul sendi. Sementara strain adalah cidera otot atau tendon (urat).
Untuk keduanya tindakan pertolongan pertama adalah RICE (Rest, Ice,Compression, Elevation) atau Istirahat, Kompres Es, Elevasi/ meletakan bagian yang sakit lebih tinggi dari kepala).
Cidera jaringan lunak dapat terjadi mendadak (akut) atau memburuk perlahan-lahan (kronis). Proses penyembuhan membutuhkan 2 sampai 12 minggu, tergantung dari tingkat kerusakan jaringan, tindakan awal dan perawatan yang sedang dilakukan, usia serta kesehatan pasien secara umum.
2. Achilles Tear/Tendinitis (cedera ankle, pergelangan kaki)
Banyak diderita oleh para atlit pelari dan yang banyak aktivitas lari dan lompat. Tendon Achiles berada dibelakang pergelangan kaki, dibagian bawah betis. Karena banyak digerakan tendon ini jadi overuse dan terasa nyeri. Dalam beberapa kasus, tendon ini bisa sobek dan membutuhkan waktu pemulihan cukup lama. Beberapa ahli menyarankan memakai sepatu olahraga yang kualitasnya cukup baik untuk menghindari cedera seperti ini. Latihan peregangan juga sangat dianjurkan sebelum memulai kegiatan.
3. Shin Splints (nyeri pada tulang kering)
Penyebabnya adalah inflamasi (peradangan karena overtrain) pada otot-otot disekitar tulang kering. Cedera ini tergolong ringan dan dengan pemijatan akan pulih setelah beberapa waktu. Untuk pencegahannya, disarankan agar atlit melakukan cukup peregangan (stretching) pada bagian betis dan tungkai. Juga kenakan sepatu olahraga yang berkualitas baik.
4. Epicondylitis (Golfer's elbow)
Cedera yang sering dialami oleh petenis dan atlit golf, disebabkan ayunan tangan yang tidak benar. Hal ini menimbulkan nyeri pada bagian dalam dan luar siku yang menggerakan peralatan olahraga tersebut. Dianjurkan untuk memperkuat otot-otot lengan dan sendi putar pada bahu. Selain itu latihlah pukulan sebaik mungkin, karena hal ini sering terjadi karena pukulan yang salah pada tenis dan golf.
5. Rotator Cuff Tendinitis/Tear
Persendian bahu terdiri dari otot dan tendon yang membantu menggerakan dan menstabilkan bahu. Tendinitis disebabkan karena banyak menggerakan otot-otot ini dengan gerakan berulang, misalnya pada tenis, bisbol dan golf. Apabila berlebihan beban latihan otot ini bisa nyeri dan bahkan sobek. Otot lengan dan bahu harus dilatih terus disertai peregangan yang cukup. Ada saran juga untuk meregangkan otot dada setelah melakukan olah raga, untuk mencegah cedera seperti ini.
6. Fractures (fraktur/patah atau retak tulang)
Jelas penyebabnya adalah benturan keras pada tulang. Bisa dibagian manapun, termasuk dikepala. Tentunya atlit profesional akan sulit menghindarinya jika bertanding. Tidak ada pertolongan yang praktis untuk cedera ini, selain pertolongan medis orang yang ahli dibidangnya. Tapi ada cara lain untuk mencegahnya, yaitu dengan membuat tulang-tulang yang berpotensi kena benturan menjad lebih kuat dengan asupan gizi yang membentuk kekuatan tulang dan otot. Banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung Vitamin D dan kalsium adalah salah satunya.