Universitas Indonesia merupakan universitas unggulan pertama dan kampus tertua di Indonesia. Selain terkenal karena hal akademisnya di sisi lain UI juga punya banyak cerita mistis yang cukup membuat bulu kuduk merinding. Apalagi kampus UI Depok yang lokasinya cukup rimbun dan angker.
Nah, berikut ini beberapa cerita mistis yang pernah dialami oleh mahasiswa, mahasiswi, maupun warga sekitar kampus UI. Penasaran? Baca aja selengkapnya di bawah ini.
1. Mau buru-buru pergi ke mana?
Cerita ini diambil dari Id kuncenkasdut.
Menurutnya, waktu itu ada anak UI yang tak diketahui dari fakultas apa yang masih berada di perpustakaan pusat lantai 2 meskipun perpustakaan sudah mau tutup. Ia berada di pojokan mencari buku. Setelah mendapatkan buku yang dicari, ia membawa buku itu ke meja dan menyalakan laptop. Ketika sedang asyik bermain laptop dan buku, tiba-tiba ada orang datang dan mengajak ngobrol sambil berdiri. Sedangkan si anak UI ini dalam posisi duduk di meja.
Mereka mengobrol seru sampai akhirnya si anak UI sadar kalau lawan bicaranya ternyata kakinya mengambang. Karena secara posisi si anak UI duduk sedangkan lawan bicaranya berdiri. Karena takut, anak tersebut langsung berberes dan pamit.
Beginilah kira-kira percakapan tersebut.
Mister X: 'Mau kemana mas?'
Anak UI : 'Mas saya duluan ya, ada urusan lain saya buru-buru'
Mister X: 'Buru-buru apa udah tau?'
2. Yakin pipa beton?
Cerita ini dari Id hollyhock.
Cerita ini berlokasi di kukel ketika para maba Fakultas Teknik dianjurkan oleh senior untuk mengerjakan banyak tugas di basecamp mulai dari jam 9 malam hingga jam 3 subuh. Setelah ia dan teman-teman yang lain selesai mengerjakan tugas, mereka bergegas untuk pulang dan istirahat di kos yang berada di kukel karena teman lain yang kos di kutek sudah fully booked dan fully occupied.
Jadi mau gak mau ia menginap di tempat temennya di kukel. Mereka berlimamasih merasa sangat segar bugar meskipun sudah dini hari. Mereka berjalan melewati jalanan kutek sampai ke kukel di pinggir pagar. Karena baru kenal, selama di jalan mereka masih saling diam dan hanya mengobrol seadanya. Saat itu keadaan benar-benar sunyi dan sepi sepanjang jalan.
Sempat ada teman yang memperingatkan untuk tak menoleh ke kiri ataupun ke kanan. Ketika sudah sampai kukel dan sudah sangat dekat dengan kos temannya, ada sebuah rumah kosong.Saat ia sedikit menengok, ada nenek-nenek berbaju putih tertawa! Yang bikin dia takut adalah posisi berdiri nenek tersebut.
Sang nenek berdiri dengan posisi miring sehingga kepalanya menempel ke tembok sebagai sandaran. Nenek tersebut berdiri membentuk posisi segitiga!Ia terdiam seribu bahasa dan berusaha untuk berpikir positif bahwa itu bukanlah nenek-nenek atau apapun. Ia berpikir bahwa itu adalah pipa beton besar yang di berdirikan secara miring di tembok karena rumah itu kosong dan akan direnovasi. Pada paginya sekitar jam 5 subuh, mereka sudah bergegas kembali menuju ke kampus. Ia iseng-iseng mencoba memperhatikan rumah semalam dan ternyata gak ada apa-apa di sana. Ternyata pikiran positifnya semalam meleset. Kalaupun ada pipa besar, siapa juga orang yang mau memindahkan. Sepertinya yang ia lihat benar-benar nenek-nenek yang berdiri dengan posisi miring sambil tertawa.
3. Tawa nenek di pojok kamar.
Cerita ini berasal dari Id Adearia.
Aderiabukan anak UI tetapi anak IPD.Sekitar jam 3 sore ia mau tidur siang karena kebetulan sudah gak ada kuliah. Biasanya setiap tidur siang ia selalu memutar lagu pengantar tidur memakai laptop. Nah, kebetulan ter-shuffle lagu Tame Impala berjudul Feels Like We Only Go Backwards, yang menurutnya pas banget untuk tidur. Ketika ia memejamkan mata sambil membetulkan posisi tidurnya yang menghadap ke tembok dengan kasur yang juga mepet dengan tembok, ia mulai mengikuti lirik lagu tersebut. Tepat di bagian 'feels like we only go...', tiba-tiba ia mendengar suara persis nenek-nenek yang sedang tertawa 'HAHAHAHAHAHA'!
Dalam sekejap ia langsung membuka mata dan berbalik badan. Saat itu juga ia melihat nenek-nenek pendek berbaju lusuh sedang tersenyum dan tiba-tiba hilang dalam sekejap. Gak ambil pusing, ia pun kembali tidur lagi. Coba yang lagi di kamar, lihat pojokan kamarmu, siapa tahu tuh nenek sekarang lagi ngeliatin kamu. Hehe..
4. Gadis gantung diri.
Cerita ini dari Id192.168.0.7. Ia memperoleh cerita dari seniornya bernama Rudi yang mendapatkan cerita ini sekitar tahun 1999.
Ia bercerita bahwa Rudi adalah mahasiswa yang aktif di senat dan selalu berpartisipasi di setiap aktivitas kampus. Pada suatu malam Rudi dan teman-temannya sedang sibuk mempersiapkan poster berikut berbagai hiasan untuk acara 17 Agustusan. Satu persatu anak senat pulang, sehingga tinggallah Rudi dan seorang temannya, sebut saja Dio, yang berencana menginap di kampus karena banyak pekerjaan yang belum selesai.
Rudi dan Dio berencana pulang ke kos terlebih dahulu untuk mandi dan mengambil baju. Setelah itu mereka kembali lagi ke kampus untuk tidur di ruang senat sesudah menyelesaikan poster dan beberapa hiasan. Rudi menumpang mobil Dio yang kebetulan AC nya mati. Malam itu Dio menyetir dengan dua jendela terbuka. Mereka melewati Gedung Rektorat dan di situlah Dio melihat seorang cewek berjalan sendirian di gelapnya malam. Waktu pun sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam.
Yang membuat Dio ngeri adalah cewek tersebut berjalan dengan tertatih-tatih seperti orang yang susah berjalan dan juga kepalanya terkulai seperti tulang lehernya patah. Dio kemudian bilang ke Rudi, 'Lihat di pinggir trotoar depan kita ada cewek jalan malam-malam begini'. Rudi pun diam saja karena sudah mulai merinding. 'Lewatin yuk, gue penasaran liat mukanya' kata Dio. Pelan-pelan laju mobil mulai dipercepat dan mereka pun melirik kaca untuk melihat wajah cewek itu. Wajahnya sangat pucat, matanya melotot serta lidahnya terjulur keluar berwarna kebiruan. 'Itu setan mahasiswi yang gantung diri di Rektorat!', kata Rudi panik. Dio pun ngebut supaya mereka cepat sampai ke kos dan malam itu keduanya tak jadi menginap di kampus.
5. Muncul banyak tangan dari dalam danau.
Cerita ini berasal dari Id lucifiel.
Pada tahun 2004 ada acara Kampanye Partai di UI jelang pemilu. Saat itu kebetulan seniornya ikut terlibat dalam acara basecamp nya sempat berada di FKUI Salemba. Kebetulan panitia menginap di PSJ sehingga seniornya mendapat satu kamar besar di lantai paling atas di mana divisinya juga menginep bareng. Tempat itu terdiri dari dua kamar yang jadi satu dengan fasilitas ruang tamu, dapur dan kamar mandi. Nah, setiap kali seniornya itu mau tidur, ia selalu mendenger suara-suara lirih dari arah balkon, lebih tepatnya dari arah danau. Sempat satu kali ia tidur di kamar itu dan melihat cewek memakai baju putih dengan rambut terurai menutupi muka yang berdiri di sambungan kamar tersebut.
Yang paling menyeramkanadalah sekitar jam dua malam hanya ia satu-satunya yang belum tidur. Ia kemudian melihat ke arah danau dan tiba-tiba ada banyak tangan manusia keluar dari dalam danau tersebut. Melihat kejadian itu, ia langsung menutup jendela dan gorden serta langsung tidur dengan lampu menyala.