Indonesia adalah negara yang rawan akan bencana alam. Tahun ini saja, beragam jenis bencana alam telah melanda negeri ini. Mulai dari bencana tanah longsor hingga banjir. Bukan itu saja, negeri ini tidak hentinya dilanda berbagai cobaan lain.
Salah satunya yakni bencana tsunami yang baru-baru ini terjadi di perairan Selat Sunda. Bencana geologi dan hidrometeorologiini bukan hanya menimbulkan berbagai kerusakan serta kerugian material di mana-mana, namun juga korban jiwa dan trauma bagi masyarakat.
Sepanjang akhir tahun 2018, Indonesia telah mengalami bencana alam terbanyak dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana, berikut ini daftarnya.
1. Gempa Lebak (Januari).
Belum sebulan memasuki tahun 2018, pada 23 Januari 2018, gempa menguncang wilayah Lebak, Banten dengan kekuatan magnitudo 6,1. Akibat kejadian ini, satu orang dinyatakan meninggal, 1.018 jiwa diungsikan, dan 8.467 unit rumah mengalami kerusakan, berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).Kerusakan terparah terjadi di Kabupaten Sukabumi dan Bogor, Jawa Barat dikarenakan wilayah tersebut berdekatan dengan Lebak sebagai pusat gempa.
2. Longsor Brebes (Februari).
Sebulan kemudian, bencana tanah longsor terjadi di Desa Pasir Panjang, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, pada 22 Februari 2018. Akibatnya, 11 orang dinyatakan meninggal, tujuh orang hilang tertimbun dan hanyut, serta empat lainnya mengalami luka-luka.Pencarian atas tujuh korban hilang akhirnya dihentikan sepekan kemudian atas persetujuan pihak keluarga saat berunding dengan para tim pencari.
3. Gempa Lombok (Juli).
Pada pertengahan tahun, pada bulan Juli terjadi gempa besar melanda bagian tengah Indonesia, tepatnya di Lombok dalam rentang waktu yang cukup lama. Gempa pertama terjadi pada 29 Juli 2018 dengan kekuatan Magnitudo 6,4 dan guncangannya terasa di Bali dan Sumbawa.
Gempa susulan lain terjadi dalam waktu yang panjang setelahnya, dengan kekuatan lebih kecil dan kekuatan yang lebih besar. Dari bencana berkepanjangan ini, total 564 orang dinyatakan meninggal, yang sebagian besar berasal dari Kabupaten Lombok Utara dan Barat. Selain itu, 1.886 orang mengalami luka-luka, dan belasan ribu lainnya terpaksa diungsikan akibat rumah hancur dan rawan runtuh jika gempa kembali terjadi.Diperkirakan 149.715 unit rumah rusak, mulai dari rusak ringan hingga rusak total rata dengan tanah.
Meskipun terjadi pada waktu lama dan memakan korban yang tak sedikit, gempa di Lombok tidak ditetapkan sebagai bencana nasional oleh Presiden, karena penanganannya masih bisa diselesaikan.
4. Gempa, likuifaksi, dan tsunami Palu (September).
Indonesia tak habisnya tertimba bencana, setelah Lombok kali ini kembali menimpa wilayah utara, tepatnya di Sulawesi Tengah. Gempa besar, tsunami, dan likuefaksi memporak-porandakan Kota Palu, Donggala, dan beberapa wilayah lainnya.
Bencana ini diawali dengan gempa berkekuatan magnitudo 7,4 yang terjadi di kedalaman 10 kilometer di jalur Sesar Palu Koro pada 28 September 2018. Akibat guncangan besar ini, membuat pergerakan tanah atau disebut dengan likuifaksi di wilayah Desa Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu.
Kejadian ini mengakibatkan sejumlah orang menjadi terhisap ke dalam luapan lumpur pada perut bumi. Pada pukul 17.22 WITA, gelombang tsunami setinggi 6 meter menerjang wilayah Kota Palu, Sigi, Donggala, dan wilayah sekitarnya. Dari rangkaian bencana ini, total 2.201 jiwa kehilangan nyawa, 1.373 tidak ditemukan, 4.438 mengalami luka-luka, 221.450 jiwa mengungsi, dan 68.451 unit rumah rusak. Serta BNPB mengumumkan kerugian akibat bencana alam sebesar Rp13,82 triliun.
5. Banjir Bandang Mandailing Natal (Oktober).
Di bulan Oktober bencana kembali terjadi, tepatnya pada 12 Oktober 2018 yang menerjang sejumlah kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara berupa banjir bandang. Air bah muncul dan menghilangkan 17 nyawa orang, 500 warga mengungsi, dan puluhan rumah serta fasilitas umum rusak karena tersapu banjir.Adanya banjir bandang disebabkan curah hujan yang tinggi hingga sungai Aek Saladi tidak mampu lagi menampung debit air yang ada.
6. Puting Beliung Bogor (Desember).
Akhir bulan Desember, angin puting beliung melanda wilayah Bogor, Jawa Barat pada 6 Desember 2018. Peristiwa ini terjadi pada pukul 15.00 WIB, yang mengakibatkan tiga orang mengalami luka-luka dan 942 lainnya mengungsi. Kejadian ini juga merusak 1.700 unit rumah, mulai dari skala ringan hingga berat.
7. Tsunami Selat Sunda (Desember).
Di penghujung tahun 2018, Indonesia baru saja mengalami bencana tsunami di bagian selatan perairan Selat Sunda, Pantai Banten, dan Lampung. Terjadi pada Sabtu, 22 Desember 2018, peristiwa tsunami ini tidak memiliki peringatan awal berupa gempa bumi terlebih dahulu. Namun akibat aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau yang membuat gelombang arus pasang naik menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.
Diperkirakan tsunami terjadi pada pukul 21.17 WIB, yang mengakibatkan setidaknya 430 orang meninggal dunia, 1.495 orang luka-luka dan 159 orang masih dinyatakan hilang. Kemudian jumlah pengungsi mencapai 21.991 orang. Sementara kerusakan fisik antara lain 924 unit rumah rusak, 73 penginapan/hotel/vila mengalami kerusakan, 434 perahu rusak, 24 mobil rusak, 41 motor rusak, dan fasilitas publik seperti pelabuhan/dermaga rusak. dan akan terus bertambah, berdasarkan data sementara BNPB hingga Rabu, 26 Desember 2018.