"Tau deh. Stress gue."
Seberapa sering kamu mendengarkan atau mengucapkan kalimat tersebut? Stres merupakan bagian dari kehidupan manusia tanpa terkecuali. Stres sering diasosiasikan dengan sesuatu yang buruk, negatif, dan merugikan dalam berbagai aspek kehidupan. Namun begitukah? Apakah setiap stres yang kita hadapi sehari-hari berdampak negatif?
Apa itu stres?
Stres didefinisikan sebagai respon tubuh individu baik secara fisik maupun emosional ketika terjadi perubahan dari lingkungan sekitar yang mengharuskannya menyesuaikan diri. Berbagai situasi yang berbeda dapat menyebabkan stres. Sering kali stres terjadi saat kita mengalami sesuatu yang baru, tidak terduga, ataupun peristiwa yang mengancam harga diri kita.
Uniknya, meskipun kondisi yang menyebabkan stres mungkin sama, namun setiap individu akan memberikan respons stres yang berbeda-beda. Di mana cara kita menghadapi stres dipengaruhi berbagi faktor seperti genetika, kehidupan masa kecil, kepribadian, hingga kondisi sosial dan ekonomi.
Stres dan kesehatan.
Dalam artikel berjudul Stress and Your Health yang di-publish pada tahun 2006 di Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism dijelaskan bagaimana stres memiliki kaitan erat dengan kesehatan kita. Secara umum respons fight or flight menjadi respons saat terjadi stres akut atau saat kita sedang merasa terancam. Dalam kondisi ini, respons stres menyebabkan tubuh melepaskan beberapa hormon stres seperti kortisol dan adrenalin ke dalam aliran darah. Dalam jangka pendek hormon-hormon tersebut akan meningkatkan konsentrasi, kemampuan berekasi, serta meningkatkan detak jantung, tekanan darah, sistem kekebalan tubuh dan memori. Setelah stres jangka pendek tesebut teratasi, tubuh kita akan kembali normal.
Permasalahan terjadi ketika kita mengalami stres kronis atau jangka panjang. Jika kita berulang kali menghadapi stres, tubuh secara terus-menerus memproduksi tingkat hormon yang lebih tinggi dan tidak memberikan waktu bagi tubuh kita untuk pulih. Hormon stres akan menumpuk dalam darah dan seiring waktu dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Beberapa kondisi tubuh yang dapat ditimbulkan stres di antaranya penurunan sistem kekebalan tubuh, obesitas, peningkatan kadar gula darah, kurang tidur di mana kondisi-kondisi tersebut telah lama diketahui sebagai penyebab beberapa masalah kesehatan serius seperti stroke, diabetes, hingga penyakit kardiovaskuler.
Eustress: Stres dalam perspektif berbeda.
Persepsi bahwa stres tidak sehat dan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan telah menjadi bagian dari persepsi global. Dengan persepsi ini menyebabkan banyak individu menjadi stres karena stres. Padahal jika menilik kembali definisi stres, stres hanyalah respons yang diberikan tubuh saat terjadi perubahan dari lingkungan sekitar.
Pada tahun 1974 Endocrinologist terkenal asal Hungaria, Hans Selye, menglasifikasikan kembali jenis stres. Menurut Selye, terdapat dua jenis stres, yaitu eustress dan distress. Eustress didefinisikan sebagai stres baik, yang berlawanan dengan distres atau stres buruk. Dalam artikel berjudul Type of Stressor dalam laman mentalhelp.net beberapa ciri eustres, di antaranya yaitu hanya berlangsung dalam jangka pendek, memberi energi dan memotivasi, dianggap sebagai sesuatu yang dapat diatasi dengan kemampuan koping kita, terasa menyenangkan, hingga meningkatkan fokus dan kinerja.
Eustress memiliki beberapa dampak positif, di antaranya dapat meningkatkan fokus serta meningkatkan keseimbangan emosional dan rasional. Sedangkan di sisi lain, distress dapat menyebabkan gangguan perhatian, kebosanan, kebingungan, apatis hingga kelelahan.
Eustress mungkin tidak selalu terasa baik namun eustress mendorong kita mencapai hal-hal yang lebih baik. Akan sulit untuk menentukan mana yang termasuk eustress, karena seperti sudah dijelaskan sebelumnya, setiap individu memersepsikan stres secara unik. Misalnya, bagi sebagian individu mungkin menganggap perceraian atau putus cinta sebagai sumber kesusahan, sementara bagi sebagian individu lain melihatnya sebagai sumber eustress dan kemungkinan awal yang baru. Eustress juga dapat dirasakan ketika kita mencoba hal-hal baru yang mendobrak zona nyaman kita, seperti pergi solo travelling ketempat baru, mencoba resep makanan yang kompleks hingga mencoba naik rollercoaster.
Distres menjadi eustres?
Kita sebagai individu selalu memiliki pilihan untuk mengubah perspektif kita untuk mengubah distres menjadi eustres. Namun, ini bukan berarti kita harus segera merubah perasaan tak berdaya kita menjadi tertantang. Tidak ada yang salah saat merasa tertekan dan terpuruk setelah mengalami perubahan kondisi yang tidak sesuai ekspetasi kita, namun perlu diingat bahwa kita selalu memiliki kesempatan dan kemampuan untuk merubah persepsi negatif kita. Tidak ada yang salah saat merasa tidak berdaya setelah kita kehilangan pekerjaan kita, tapi bagaimana kita dapat mengubah perspektif dari kehilangan pekerjaan menjadi pencari kerja akan menjadi sangat bermakna.
"Stress is a human part of life. There is no need to blame. Feel the stress, feel the sorrow, we have all the time we need, gather our energy, and when we are ready we always have a chance to shift our point of view."