1. Home
  2. ยป
  3. Creator
2 Agustus 2018 16:27

Extinction: Sci-Fi Netflix dengan plot twist yang mengejutkan

Sekilas tentang FTV terbaru Netflix yang ber-genre fiksi ilmiah dengan kisah tidak terduga Harry Rezqiano

"Mendiang Stephen Hawking pernah mengatakan kalau A.I (Articial Intelligence / Kecerdasan Buatan) adalah awal dari kejatuhan umat manusia. Apa itu tidak menakutkan untuk Anda?"

Itulah sebaris narasi yang ada di film televisi keluaran Netflix baru-baru ini. Sebuah opini (dan peringatan secara eksplisit dari seorang jenius fisika planet Bumi) pada sistem kecerdasan buatan, atau Artificial Intelligence / A.I, yang belakangan makin marak dilakukan oleh ilmuwan dunia.


Korporasi seperti Google sedang mendalami kecerdasan buatan untuk diterapkan dalam produk-produk mereka. Sementara Boston Dynamics, perusahaan robotik turunan dari universitas terkenal Massachusettes Institute of Technology, malah sudah melangkah lebih maju lagi dalam hal kecerdasan buatan dengan menanamkannya ke robot-robot yang mereka desain. Seperti BigDog; robot mirip anjing hasil kerjasama mereka dengan militer serta departemen pertahanan Amerika Serikat / DARPA.

Intinya, dunia sedang keranjingan A.I dan film Extinction ini mengambil tema soal kecerdasan buatan; yang lucunya baru terlihat di separuh film.

Dengan niat untuk tidak melakukan (terlalu banyak) spoiler, saya bisa katakan kalau film ini berubah dengan drastis dari film serangan alien luar angkasa ke film merebut kembali dunia yang ditinggalkan. Plot twist yang terjadi di tengah-tengah film imemang keren banget. Sama sekali tidak terduga oleh saya.

Film televisi ini disutradarai oleh Ben Young dan memiliki aktor dan aktris yang cukup punya nama di perfilman Hollywood.

Karakter Peter, seorang engineer yang belakangan mengalami mimpi buruk situasi perang invasi alien dari langit, diperankan oleh aktor Michael Pea. Kamu yang pernah menonton film MCU Ant-Man pasti pernah melihat sosok ini. Jika di Ant-Man Pea berakting konyol serta happy, maka disini dia berperan sebagai sosok ayah yang gloomy serta mengecewakan kedua putrinya karena melupakan janji untuk berwisata keluarga.

Sementara karakter Alice, istri Peter yang punya karir bagus sebagai perencana tata kota, diperankan oleh aktris Lizzy Caplan. Caplan sendiri pernah berakting di film seperti Cloverfield (2008) dan Now You See Me 2 (2016).

Ada pula aktor Mike Colter yang berperan sebagai David, boss dari Peter. Penggemar MCU juga mungkin sudah familiar dengan sosok ini karena dia adalah pemeran utama serial superhero kulit hitam Marvel's Luke Cage yang juga ditayangkan di Netflix. Ada juga aktor bernama Israel Broussard berperan sebagai karakter Miles; seorang tentara.

Melihat poster promotional film ini, orang akan mengira kalau tema utama film akan berkisar soal serangan ataupun invasi alien/makhluk angkasa luar ke planet Bumi. Dan itu wajar saja. Saya juga berpikir seperti itu.

Namun plot twist yang terjadi di tengah-tengah film akan mengubah pandangan penonton dalam sekejap mata. Pace atau alur film juga terasa lamban bergerak sehingga sedikit terasa membosankan di awal-awal film.

Film dimulai dengan visualisasi situasi serangan alien dari luar angkasa; yang ternyata hanya merupakan mimpi buruk Peter. Istrinya, Alice, meminta agar Peter menemui psikolog untuk memeriksa kondisi kesehatan jiwa. Saat menyebabkan kerusakan mesin di tempatnya bekerja, David meminta agar Peter mengikuti saran istrinya dengan menyerahkan alamat psikolog. Di tempat psikolog dan sedang menunggu giliran, Peter mendapati kalau ternyata bukan hanya dia saja yang mengalami mimpi buruk yang sama.

Film Extinction ini sayangnya tidak mendapat review bagus dari para reviewers film dunia. Seperti situs Metacritic, yang hanya memberikan nilai 29 dari 100 alias secara umum bukan merupakan review bagus.

Melihat film secara keseluruhan, itu sedikit disayangkan. Memang benar kalau film ini memulai situasinya dengan lamban dan ambigu. Bahkan scene seperti melarikan diri dari apartemen saat serangan berlangsung itupun terkesan seperti dipanjang-panjangin hingga sempat menimbulkan kebosanan.

Tapi makin lama film ini makin menunjukkan tujuan dengan baik. Plot twist yang mengejutkan juga membuat Extinction berakhir sebagai film yang oke sebagai film fiksi ilmiah. Walau style cerita menggantung seperti yang mereka lakukan terkesan predictable, tapi secara keseluruhan masih okelah.

Extinction dapat disaksikan di saluran streaming berbayar Netflix.

(brl/red)

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
MOST POPULAR
Today Tags