Fenomena prostitusi telah ada dari zaman dahulu hingga sekarang, dan terjadi di berbagai belahan dunia. Kebutuhan akan seks yang wajib terpenuhi menjadikan kegiatan prostitusi menjadi sebuah industri bisnis yang sangat menguntungkan. Bahkan, banyak negara yang telah melegalkan industri semacam ini.
Pendapatan yang menggiurkan pada bisnis ini sering membuat orang menjadi gelap mata dan bercita-cita untuk menjadi pemilik/pengasuh/ perantara pekerja seks komersial, atau sering disebut sebagai germo.
Di Indonesia, pekerjaan ini akan terdengar miris dan jarang terpikirkan oleh kalangan muda, bahkan sangat tak layak disebut sebagai 'cita-cita' terutama karena hal ini bertentangan dengan norma dan nilai yang ada di Indonesia.
Namun, beda negara beda pula pemikirannya. Diketahui bahwa ada sebuah kota di Meksiko bernama Tenancingo yang ternyata menyimpan anak-anak dengan cita-cita menjadi seorang germo atau pemilik para pekerja seks.
Berdasarkan penelitian di Universitas Tlaxcala di tahun 2010, satu dari lima anak di kota tersebut bercita-cita menjadi seorang germo, sementara dua pertiga mempunyai setidaknya satu kerabat atau teman yang memiliki pekerjaan sebagai mucikari atau germo.
Dilansir dari interactive.fusion.net, germo adalah salah satu perdagangan terlarang yang paling menguntungkan, ini juga merupakan salah satu tempat para penjahat terlibat menghadapi risiko paling kecil tertangkap oleh penegakan hukum atau menghadapi tuntutan hukum.
Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan bahwa perdagangan manusia adalah industri terlarang yang paling menguntungkan ketiga, setelah obat-obatan terlarang dan pemalsuan. Tapi di A.S, departemen kepolisian setempat menghabiskan 22 kali lebih banyak untuk melawan narkoba daripada memerangi perdagangan manusia, berdasarkan tinjauan data pemerintah kita.
Dan 92 persen kasus perdagangan seks ditangani oleh pemerintah daerah dan negara bagian, menurut perkiraan pemerintah.
Dilansir daricnn.com,Tenancingo adalah sebuah kota dengan pondasi yang dibangun berdasarkan eksploitasi. Jaringan pedagang yang kuat beroperasi di luar wilayah, di mana anak laki-laki dipersiapkan untuk menjadi mucikari dari usia muda.
Perempuan dan anak perempuan dipaksa untuk menjual seks di jalanan, di rumah pelacuran, online, dan di cantinas di seluruh Amerika Serikat dan Meksiko. Mereka dan keluarga mereka terancam melalui kekerasan, penipuan, dan intimidasi.
Perempuan dan anak perempuan ini terjebak dalam perbudakan modern, diperbudak oleh jaringan kriminal yang telah menyempurnakan perdagangan manusia dan eksploitasi menjadi sains yang canggih selama beberapa dekade.
Perdagangan terlarang yang paling menguntungkan diTenancingo bukan lagi menjadi sebuah rahasia karena negara ini sudah terkenal dengan julukan 'ibu kota seks di dunia'.
Tak diragukan lagi bahwa bisnis perdagangan manusia untuk seks di kota ini sangatlah tinggi meskipun penduduknya hanya berjumlah 11 ribu orang sehingga tak heran bahwa impian anak-anak di sana adalah menjadi seorang germo.