Apakah kamu dapat minum air saat merasa kehausan? Apakah kemarin kamu bisa mandi dua kali sehari? Dan apakah kamu dapat selalu mencuci tangan sebelum makan?
Semoga pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat menjadi pengingat betapa air merupakan elemen yang terkait dengan hampir semua aktivitas manusia di dunia. Akses terhadap air dan sanitasi yang baik diakui PBB sebagai hak asasi manusia dan menjadi tujuan bersama yang tertuang dalam SDGs. Namun, sudahkah setiap individu memperoleh akses ke fasilitas air, sanitasi, dan kebersihan yang aman, memadai dan terjangkau? Yuk simak fakta tentang air yang perlu kamu ketahui.
1. Belum setiap individu memperoleh haknya terhadap air.
Menurut data WHO dan UNICEF tahun 2019, 1 dari 3 orang atau 2,2 miliar individu di seluruh dunia kekurangan air minum yang aman dan bahkan lebih dari setangah populasi global atau 4,2 miliar individu kekurangan sanitasi yang aman. Sehingga diperkirakan saat ini lebih banyak orang yang memiliki ponsel daripada yang memiliki akses ke toilet.
Masih menurut laporan WHO dan UNICEF tahun 2019 terdapat 207 juta individu yang menghabiskan lebih dari 30 menit perjalanan pulang pergi untuk mengambil air dari sumber yang lebih baik. Selain itu di beberapa wilayah air merupakan sebuah komoditas mahal yang sulit dijangkau setiap individu. Menurut sebuah studi di Afrika dan Asia, sebanyak 20% penduduk termiskin menghabiskan antara 3-11 % pendapatan rumah tangga mereka untuk air, di mana perhitungan ini belum termasuk biaya waktu yang dihabiskan wanita untuk mengumpulkan air dan mengelola fasilitas air dan sanitasi. Yuk, mulai bersyukur dengan kemudahan akses terhadap air yang kita rasakan!
2. Lebih banyak individu yang meninggal akibat kondisi air yang buruk daripada semua bentuk kekerasan, termasuk perang.
Faktanya, masih terdapat 1,8 miliar orang menggunakan sumber air minum yang terkontaminasi oleh feses, sehingga berisiko terkena kolera, disentri, tipus, dan polio. Pasien akibat penyakit air mengisi setengah dari tempat tidur rumah sakit dunia. Sedangkan diare menjadi salah satu penyakit akibat buruknya kualitas air dan sanitasi yang menjadi momok bagi anak-anak.
Berdasarkan data WHO tahun 2019 terdapat lebih dari 800 balita setiap harinya meninggal akibat diare karena air minum yang tidak aman serta sanitasi dan kebersihan yang buruk. Ditambahkan berdasarkan laporan WHO dan UNICEF tahun 2019 terdapat 1 juta kematian setiap tahun dikaitkan dengan proses persalinan yang tidak bersih yang menyebabkan infeksi di mana infeksi menyumbang 26% kematian neonatal dan 11% kematian ibu. Dengan meningkatkan akses ke air minum yang aman serta sanitasi dan kebersihan yang memadai akan mengurangi beban penyakit global sebesar 10%. Wow, begitu pentingnya air bersih ya.
3. Wanita dan anak perempuan harus menanggung akibat kurangnya air.
Tanpa air minum yang bersih, fasilitas sanitasi dan kebersihan yang memadai baik di rumah, di tempat kerja maupun di tempat pendidikan akan menyebabkan kesulitan bagi wanita dan anak perempuan untuk menjalani kehidupan yang aman, produktif dan sehat. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Pertama, di negara-negara terutama yang berpenghasilan rendah dan akses air bersih yang sulit akan menempatkan wanita dan anak perempuan pada tanggung jawab untuk mengambil air yang tentu saja sulit dan memakan waktu sehingga akan mengurangi tingkat produktivitas, termasuk kesempatan mereka untuk bersekolah. Rata-rata wanita Afrika berjalan 6 kilometer untuk mengangkut 40 pon air setiap harinya yang jika ditotal mereka menghabiskan 200 juta jam untuk mengumpulkan air. Padahal menurut penelitian UNICEF di Tanzania, dengan hanya mengurangi waktu untuk mengambil air sekitar 30-15 menit setiap harinya akan meningkatkan kehadiran anak perempuan di sekolah.
Yang kedua adalah wanita dan anak perempuan lebih rentan terhadap pelecahan dan serangan, baik oleh pria maupun binatang buas saat berjalan mengambil air maupun saat menggunakan toilet ataupun tempat buang air besar yang terbuka. Dan yang terakhir, wanita dan anak perempuan memiliki kebutuhan kebersihan khusus selama menstruasi, kehamilan dan membesarkan anak. Sedih, ya.
4. Kekuranganair juga berdampak bagi pendidikan dan perekonomian.
Anak-anak yang tinggal di negara dengan penghasilan rendah memiliki kecenderungan untuk tidak dapat menghadiri kelas karena berbagi penyakit yang disebabkan oleh kurang memadainya fasilitas air bersih, sanitasi dan kebersihan seperti diare. Di mana diperkirakan 400 juta hari sekolah hilang setiap tahunnya karena penyakit yang berhubungan dengan air dan 272 juta hilang karena diare saja.Selain itu seperti yang sudah dijelaskan, terutama pada anak perempuan juga akan memiliki kecenderungan untuk tidak menghadiri kelas karena mereka harus menghabiskan waktu untuk mengambil air bagi keluarganya.
Sedangkan dalam bidang ekonomi, diperkirakan untuk setiap $ 1 yang diinvestasikan untuk air bersih dan sanitasi akan memberikan sebesar $ 5 hingga $ 28 USD yang dikembalikan dalam kegiatan ekonomi yang meningkat dan pengurangan biaya perawatan kesehatan. Selain itu, kewajiban wanita untuk mengumpulkan air akan mengurangi waktu pertanian yang produktif. Di mana dengan menyediakan sumber air yang aman dan dekat di lahan pertanian akan membuat produktivitas melonjak sehingga dapat memberi makan 150 juta orang yang kelaparan di seluruh dunia.
5. 22 Maret: Hari Air Sedunia.
Sejak 1993, 22 Maret ditetapkan sebagai hari air sedunia yang menjadi sebuah peringatan bersama untuk saling mengingat betapa penting air bagi kehidupan kita. Apa yang dapat kita lakukan dalam rangka hari air sedunia?
Yang pertama sebarkan pengetahuan tentang betapa pentingnya air bagi kehidupan kita dan bagaimana masih belum meratanya akses air bersih. Yang kedua, ubah beberapa kebiasaan kita dalam rangka penggunaan air yang lebih efesien seperti mematikan keran saat kita cuci tangan dan sikat gigi, lebih bijaksana dalam mencuci baju, memperbaiki kebocoran pipa air hingga menggunakan air cucian beras atau sayuran untuk menyiram tanaman.
Bagaimana? Siap berubah?
Semoga Bumi menjadi tempat yang lebih baik lagi sehingga tidak ada individu yang kehilangan hak asasinya terhadap akses air bersih, sanitasi dan kebersihan. Mari kita lakukan perubahan bersama karena saya tidak bisa melakukannya sendiri tanpa kalian.