Tanggal 16 Oktober diperingati masyarakat dunia sebagai Hari Pangan Sedunia. Hari Pangan Sedunia digunakan untuk memperingati berdirinya organisasi di bawah PBB yang berwenang untuk mengatur dan memantau keamanan pangan dunia, yaitu Food and Agriculture Organization (FAO).
Setiap tahun pada tanggal 16 Oktober, FAO memiliki tema atau motto berbeda untuk memperingati Hari Pangan Sedunia. Pada tahun 2019, FAO meberikan tema atau motto "Our Actions Are Our Future, Healthy Diets for A #ZeroHunger World. Motto ini dibuat oleh FAO untuk mengurangi kasus kelaparan di seluruh dunia dengan memberikan pengetahuan kepada masyarakat dunia, terutama masyarakat di negara-negara dengan kasus kelaparan terbanyak akan pentingnya keseimbangan gizi. Motto ini juga dibuat untuk mengurangi angka kecebolan (stunting), berat badan berlebih, obesitas, dan kekurangan gizi akut (wasting) akibat ketidakseimbangan nutrisi.
Melihat motto dan tujuan FAO dalam mengurangi kasus kelaparan di dunia, kita dapat mengetahui bahwa masih banyak negara dengan kondisi sosial-ekonomi rendah yang menyebabkan tingginya kasus kelaparan dan malnutrisi. Berikut ini adalah 5 negara yang mengalami kasus kelaparan dan malnutrisi di dunia, dikutip dari berbagai sumber.
1. Zambia.
Zambia merupakan negara di Afrika di bagian selatan dan merupakan negara yang tidak memiliki garis pantai atau hanya memiliki wilayah berupa daratan saja. Zambia juga merupakan salah satu negara dengan wisata berkelanjutan yang baik dan tidak ada konflik sosial-politik di negara ini. Meskipun demikian, Zambia termasuk dalam jajaran negara yang mengalami kasus kelaparan tertinggi di dunia.
Perubahan iklim yang tidak menentu dan buruknya cuaca selama beberapa tahun terakhir diduga menjadi penyebab krisis pangan di Zambia. Pada tahun 2019, Zambia mengalami curah hujan terendah sejak 1981 sementara di beberapa daerah bagian utara dan selatan justru mengalami banjir. Sebagai negara dengan krisis pangan yang tinggi, 40% anak di Zambia terkena stunting dan 1,7 juta penduduk Zambia mengalami kekurangan pangan yang menurut PBB jumlahnya akan bertambah terus hingga beberapa tahun ke depan.
2. Madagaskar.
Madagaskar merupakan negara pada pulau yang terpisah dari benua Afrika dan terletak di pantai timur Afrika. Madagaskar menjadi salah satu negara dengan krisis pangan terbesar di dunia. Tercatat hampir setiap tahun Madagascar mengalami rata-rata satu sampai dua kali bencana angin topan ditambah banjir dan kekeringan yang silih berganti dari waktu ke waktu. Hal-hal tersebut tentu saja menyebabkan ketahanan pangan menjadi lemah di negara ini.
Tercatat pada tahun 2019, PBB memperkirakan sekitar 730 ribu jiwa atau sekitar 21% dari total penduduk mengalami krisis pangan. PBB juga mencatat ada lebih dari 188 ribu anak mengalami malnutrisi. Anak-anak yang mengalami malnutrisi ini berisiko terkena bebrapa penyakit seperti campak, stunting, dan juga anemia yang menyebabkan beberapa kasus kematian pada anak. Saat ini, World Food Programme sedang berusaha membantu masyarakat Madagaskar untuk meningkatkan ketahanan pangan dan mengurangi angka anak-anak yang terkena malnutrisi.
3. Chad.
Salah satu negara di Afrika bagian tengah sekaligus bagian dari negara-negara sub-Sahara, Chad, merupakan salah satu negara dengan krisis pangan tertinggi di dunia. Chad juga menjadi salah satu negara termiskin di dunia dengan lebih dari 80% penduduk yang ada di bawah garis kemiskinan. Krisis pangan di Chad disebabkan oleh kemarau berkepanjangan dan hujan yang tidak menentu.
Krisis pangan menyebabkan negara ini mencetak hingga lebih dari 350 ribu anak yang kekurangan gizi pada tahun 2019 dan diperkirakan anak yang menderita stunting akan berjumlah lebih dari 1,1 juta anak pada 2021. Selain itu, diperkirakan 3,7 juta penduduk Chad mengalami kekurangan pangan dan lebih dari 800 ribu orang memerlukan perbaikan pangan dengan segera. Saat ini World Food Programme berusaha untuk menangani krisis pangan di Chad agar dapat mengurangi gizi buruk di negara ini.
4. Yaman.
Yaman merupakan bagian dari negara Arab dan terletak di Asia bagian barat daya. Yaman saat ini sedang mengalami konflik yang sangat keras dan menjadi negara dengan krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Selain konflik, krisis pangan juga menjadi salah satu masalah utama negara ini.
Tercatat lebih dari 20 juta penduduk negara ini mengalami kekurangan pangan. Sebagai akibatnya, sekitar 7 juta penduduk Yaman termasuk 2 juta anak-anak mengalami malnutrisi dan membutuhkan pertolongan segera. Krisis pangan di negara ini menjadikannya sebagai negara dengan krisis pangan terbesar di dunia yang diakibatkan oleh konflik berkepanjangan.
5. Republik Afrika Tengah.
Republik Afrika Tengah merupakan salah satu negara termiskin di dunia. Negara ini pada tahun 2018 merupakan negara terendah kedua di dunia dalam hal peningkatan kesejateraan masyarakat. Republik Afrika Tengah memiliki kurang lebih 79% dari total populasi yang berjumlah 4,7 juta jiwa yang hidup dalam kemiskinan.
Kemiskinan di Republik Afrika Tengah disebabkan oleh berbagai hal seperti ketidakstabilan politik, perang gender, maraknya kekerasan, dan konflik berkepanjangan sejak tahun 2012 yang juga menyebabkan penurunan pedapatan per kapita sebesar 36%. Hal-hal negatif tersebut juga menempatkan negara ini menjadi negara paling lapar di dunia dengan catatan terbaru yaitu sebesar 46% penduduk yang mengalami food insecurity atau tidak tercukupinya kebutuhan pangan.
Melihat negara-negara dengan krisis pangan yang parah, kita sebagai warga negara Indonesia bersyukur karena kasus kelaparan dan kurang gizi di negara kita perlahan-lahan dapat dikurangi. Dengan kondisi yang sangat memprihatinkan, diharapkan kita, FAO, dan negara-negara maju dapat membuka mata dan mulai membantu negara-negara tersebut agar segera terbebas dari krisis pangan.