1. Home
  2. ยป
  3. Creator
7 Desember 2018 09:32

Ini 15 match fixing paling terkenal sepanjang sejarah

Skandal pengaturan pertandingan yang terjadi di berbagai negara ini bikin geleng-geleng kepala. Agus Hadi Handoko
foto : onlinebetting.org.uk

Belakangan ini masyarakat kita dihebohkan dengan skandal match fixing atau pengaturan pertandingan di dunia sepak bola dalam negeri. Iming-iming uang dari bandar judi kelas kakap dengan nomimal besar rupanya menjadi motivasi utama para pelaku penyelenggara sepak bola negeri ini dalam menggadaikan sportivitasnya, baik di dalam dan luar lapangan.

Match fixing sendiri sudah sering kali menjadi isu internasional dan meracuni hampir seluruh cabang olahraga di dunia. Kasus demi kasus berhasil terungkap, namun match fixing lainnya kembali muncul seolah-olah tidak akan pernah habis untuk diberantas. Padahal apabila terbukti bersalah, sanksi berat harus siap diterima oleh para pelaku, mulai dari hukuman penjara hingga pelarangan berkecimpung di dunia olahraga seumur hidup.


Seperti dilansir dari situs thesportster.com pada Kamis (06/12), inilah daftar 15 match fixing paling terkenal sepanjang sejarah yang meracuni dunia olahraga di seluruh dunia.

1. Skandal Liga Kriket India.

(foto : cricketcountry.com)

Olahraga yang sangat terkenal di India ini sebenarnya tak terlalu asing dengan hal-hal yang berbau kontroversi. Tapi lain halnya dengan yang terjadi di Liga Primer Kriket India pada tahun 2013 silam, klub kriket Rajasthan Royals dituding melakukan match fixing. Menurut ESPN, tiga pemain Royals; Sreesanth, Ajit Chandila, dan Ankeet Chavan ditangkap kepolisian New Delhi beserta 23 orang lainnya.

Trio pemain ini diduga berada di bawah pengaruh bandar judi Dawood Ibrahim dan Chhota Shakeel. Belakangan Chavan dan Sreesanth bersama yang lainnya akhirnya dibebaskan karena kurangnya bukti. Meskipun diketahui bahwa mereka memiliki hubungan dan kontak dengan bandar judi tersebut.

2. Pemain Snooker Stephen Lee.

(foto : wikipedia.org)

Stephen Lee dianggap sebagai salah satu atlet Snooker terbaik dan paling berbakat di dunia. Itu terbukti dari seringnya dia memenangi pertandingan dan berhasil mengantongi hadiah dengan total nilai lebih dari 2 juta (angka yang sangat besar ya guys).

Namun sayang, karir gemilangnya tersandung kasus match fixing yang membuatnya menerima hukuman larangan 12 tahun tak boleh terlibat dalam olahraga Snooker hingga tahun 2024 nanti. Menurut The Mirror, pengadilan independen mengungkapkan bahwa Lee telah memengaruhi hasil dari tujuh pertandingan yang berbeda pada tahun 2008 dan 2009. Wah, jangan ditiru ya guys.

3.Skandal Totonero.

(foto : sportskeeda.com)

Sepak bola Italia sudah beberapa kali diterba isu match fixing yang menghebohkan publik, salah satunya adalah Totonero. Skandal Totonero terjadi pada tahun 1980 yang melibatkan lebih dari 30 pemain Serie A dan Serie B, mereka disinyalir menerima suap dari pengusaha dari Kota Roma, Massimo Cruciano dan Alvaro Trinca.

Penamaan Totonero mengacu pada sistem perjudian bawah tanah yang terjadi di Italia dan dieksploitasi oleh Cruciano dan Trinca untuk keuntungan mereka pribadi. Pemain yang terlibat berasal dari klub Lazio, AC Milan, Bologna, Palermo dan beberapa tim lainnya, dengan AC Milan dan Lazio menerima hukuman terdegradasi ke Serie B. Pemain legendaries AC Milan, Paolo Rossi dilarang bertanding selama dua tahun, namun pada tahun 1982 dia justru membantu Italia meraih gelar juara Piala Dunia di Spanyol. Epic Comeback!

4. Hansie Cronje.

(foto : pakistantoday.com.pk)

Olahraga Kriket kembali jadi sorotan karena match fixing, kali ini melibatkan seorang pemain kenamaan Hansie Cronje. Cronje adalah pemain kriket yang paling dicintai dalam sejarah Afrika Selatan sebelum keterlibatannya dalam skandal pengaturan pertandingan pada tahun 2000. Percakapannya dengan perwakilan sindikat judi internasional, Sanjay Chawla dirilis oleh polisi New Delhi sebagai bukti.

Beberapa pemain juga terlibat dan Cronje sempat membantah keterlibatannya sebelum akhirnya diputuskan bersalah dalam persidangan. Menurut ESPN, Cronje akhirnya dihukum larangan seumur hidup akibat skandal ini dan meninggal pada tahun 2002 dalam kecelakaan pesawat. Peristiwa kecelakaan yang merenggut nyawanya ini menciptakan teori konspirasi di kalangan masyarakat dan belum dapat dibuktikan hingga saat ini.

5. Match fixing memalukan sepak bola Nigeria.

(foto : theeagleonline.com.ng)

Asosiasi Sepak Bola Nigeria harus bekerja ekstra keras selama mengungkap skandal paling memalukan dan mencolok yang terjadi di liga sepak bola setempat. Klub Plateau United Feeders dan Police Machine berada di ambang promosi sebelum pertandingan masing-masing dengan Akurba FC dan Babayaro FC. Kedua klub tersebut berhasil memenangkan pertandingannya, namun dengan hasil yang sangat mencurigakan.

Bagaimana tidak, Plateau United Feeders menang dengan skor 79-0 dan Police Machine menang 67-0. Yang lebih mencurigakan lagi, sebagian besar gol itu dicetak pada paruh babak kedua pertandingan tersebut. Akibat dari pengaturan pertandingan konyol ini, keempat tim beserta jajaran pejabat pertandingan itu diberi larangan bermain dan berkecimpung di dunia sepak bola seumur hidup. Benar-benar konyol.

6. Petenis Nikolay Davydenko.

(foto : smotrisport.tv)

Nikolay Davydenko adalah adalah seorang petenis profesional asal Rusia yang pernah merebut lima gelar juara tunggal putra dunia, juga merupakan salah satu rival berat Roger Federer dalam beberapa kali kesempatan pertandingan. Skandal match fixing yang dilakukannya terendus pertama kali pada salah satu pertandingan yang diselenggarakan Association of Tennis Professionals (ATP) saat berhadapan dengan petenis Martin Vassallo Arguello dalam rangkaian ATP Tour.

Betfair mengindikasikan hal tersebut saat Davydenko memilih mengundurkan diri pada set ketiga dengan alasan cedera kaki, padahal dia telah memenangi set pertama. SportsOnEarth.com mengungkapkan bahwa beberapa orang tidak dikenal di Rusia telah mendapatkan banyak keuntungan dari kekalahan Davydenko ini. Akibatnya semua taruhan pada pertandingan tersebut ditangguhkan dan penyelidikan selama satu tahun dilakukan oleh pihak ATP. Davydenko juga memiliki situasi misterius yang melibatkan pertandingan lain dalam karirnya hingga akhirnya ia mengundurkan diri dari dunia tenis pada tahun 2014.

7. Wasit Bundesliga Robert Hoyzer.

(foto : welt.de)

Setahun sebelum penyelenggaraan Piala Dunia di Jerman, tepatnya tahun 2005, publik sepak bola negara asal Adolf Hitler ini dihebohkan dengan kasus pengaturan pertandingan yang melibatkan wasit Robert Hoyzer. Hoyzer terbukti mengatur beberapa pertandingan yang terbentang dari Divisi Kedua, Divisi Ketiga serta pertandingan di DFB Pokal dengan total nilai taruhan senilai 2 juta!

Hoyzer dianggap seringkali memberikan keputusan kontroversial dan mengirim beberapa pemain untuk membantunya mengatur jalannya pertandingan, termasuk pertandingan antara klub Paderborn dan Hamburg. Dalam pertandingan itu Hoyezer memberikan dua penalti kontroversial dan sejumlah kartu merah. BBC mengungkapkan akibat ulahnya ini, Hoyzer dijatuhi hukuman penjara lebih dari dua tahun, sementara beberapa pemain dan pejabat lainnya yang terbukti terlibat juga menerima hukuman.

8. Tim Nasional Kriket Pakistan.

(foto : scandalcolumn.com)

Pada tahun 2010, dunia olahraga Kriket dikejutkan dengan temuan bahwa Tim Nasional Kriket Pakistan melakukan tindakan match fixing, hal memalukan ini dilakukan mereka untuk kepentingan orang-orang tertentu. Agen dan pembuat taruhan, Mahzar Majeed menjadi sosok tertuduh dalam kasus ini, diperkuat dengan bukti rekaman video yang dirilis oleh News of the World.

Dalam rekaman itu Majeed mengatakan bahwa ia bisa mempengaruhi hasil pertandingan kriket pada beberapa kesempatan. Mohammad Asif, Mohammad Amir, dan Salman Butt juga terbukti bersalah bersama Majeed, akibatnya mereka mendapat hukuman penjara dan pelarangan untuk berkecimpung di olahraga Kriket di negara itu.

9. Klub Perancis Olympique de Marseille.

(foto : goal.com)

Di tangan Bernard Tapie -seorang pengusaha dan politikus terkenal-, Olympique de Marseille berubah menjadi klub sepak bola yang sangat disegani baik di liga domestik Prancis maupun Eropa. Klub kebanggaan kota Marseille ini berhasil memenangkan gelar prestisius Liga Champion UEFA 1993 dan menjadi kampiun liga Perancis empat kali berturut-turut, serta Piala Perancis.

Tapi hegemoni itu seketika hancur ketika adanya upaya sogokan konyol dari beberapa pemain klub Valenciennes, mereka ketahuan bertemu dengan seorang pejabat Marseille dan seorang pemain bernama Jean-Jacques Eydelie. Valenciennes diminta untuk memberikan kemenangan pada pertandingan selanjutnya dan mewanti-wanti agar tidak mencederai pemain Marseille. Seperti diungkap The Independent, Marseille akhirnya diberi hukuman terdegradasi ke Divisi II dan Bernard Tapie digulingkan dari jabatannya karena ketidakberesan dalam pengelolaan keuangan klub.

10. Tim Basket Boston College.

(foto : atleagle.blogspot.com)

Tim bola basket perguruan tinggi Boston College terbukti melakukan pengaturan skor dalam beberapa pertandingan. Rocco dan Tony Perla berusaha meyakinkan Rick Kuhn dan Jim Sweeney yang memiliki jabatan penting di tim tersebut untuk bergabung di dalam skema match fixing mereka.

Skandal ini sendiri menjadi heboh karena melibatkan Federal Bureau of Investigation (FBI) dalam proses penyelidikannya. Menurut data yang diberitakan ESPN, setidaknya terdapat Sembilan pertandingan yang hasilnya dipengaruhi oleh Rocco dan gerombolannya.

11. Wasit NBA Tim Donaghy.

(foto : sportingnews.com)

Skandal Tim Donaghy menunjukkan betapa rentan dan relatif mudahnya match fixing di industri bola basket di Amerika di bawah naungan NBA. Donaghy yang merupakan seorang wasit NBA menggunakan jabatan dan kewenangannya untuk mengatur beberapa pertandingan bola basket.

Investigasi mengungkapkan bahwa dalam sepuluh pertandingan dimana Donaghy memimpin menghasilkan skor yang lebih tinggi dan angka taruhan melonjak drastis menjelang waktu permainan dimulai. Dilansir dari ESPN, Donaghy menjalani hukuman 15 bulan penjara akibat perbuatannya tersebut. Dan selama tiga tahun setelahnya Donaghy tetap diawasi agar tidak terlibat kembali dalam match fixing.

12. CCNY Beavers.

(foto : thesportster.com)

Klub basket City College of New York Beavers atau disingkat CCNY Beavers menjalani musim terbaiknya dimulai sejak memenangi Turnamen NCAA pada tahun 1950, berlanjut saat mereka memenangi Invitational Tournament National dengan menghadapi tim Bradley. Petaka terjadi setahun berikutnya ketika tujuh orang ditangkap termasuk tiga orang anggota Breavers dengan indikasi melakukan match fixing.

Bak bola salju yang menggelinding, skandal ini pun semakin besar dan menyeret pihak lainnya. Total ada tujuh sekolah yang dinyatakan ikut terlibat dalam konspirasi ini, termasuk Universitas Kentucky dengan bintang andalan mereka Bill Spivey yang harus merelakan kehilangan gelar Most Outstanding Player Award miliknya. Total ada 33 orang pemain dan official pertandingan yang ditangkap dan terbukti melakukan pengaturan pertandingan.

13. Skandal Calciopoli Tahun 2006.

(foto : bola.okezone.com)

Tahun 2006 silam adalah salah satu periode terburuk yang dialami persepakbolaan Italia, di tahun itu skandal Calciopoli terungkap dan menyeret beberapa klub terkenal di negara tersebut. Juventus, Lazio, Fiorentia dan AC Milan terbukti melakukan tindakan pengaturan pertandingan.

Kecuali AC Milan yang hanya dikenai hukuman pengurangan 15 poin dan larangan bermain di pentas Eropa, tiga klub lainnya harus menerima sanksi terdegradasi ke Serie B dalam kasta liga Italia. Hukuman terberat harus diterima oleh Juventus karena dua gelar liga Serie A yang dimenanginya harus dicopot, meski begitu saat ini Juventus telah kembali ke pentas Serie A dan menjadi kekuatan paling dominan di liga.

14. Piala Dunia 1982 antara Jerman Barat VS Austria.

(foto : dailymail.co.uk)

Skandal pengaturan pertandingan ternyata juga pernah mengjangkiti gelaran akbar Piala Dunia, tepatnya pada tahun 1982 dimana Spanyol ditunjuk menjadi tuan rumah kala itu. Jerman Barat dan Austria di duga main mata untuk meloloskan diri mereka dari penyisihan grup yang juga diisi oleh negara Chili dan Aljazair.

Aljazair berpeluang lolos ke fase berikutnya setelah secara mengejutkan mengalahkan Jerman Barat yang notabene juara Eropa 1980 dan Chile di pertandingan terakhir grup. Jerman membutuhkan kemenangan saat melawan Austria. Meski begitu, Austria juga masih berpeluang lolos meski kalah dengan selisih dua gol sekalipun.

Pada menit ke-10 berjalannya pertandingan, Jerman unggul atas Austria berkat gol Horst Hrubesch dan setelahnya pertandingan berjalan sangat monoton hingga peluit wasit berbunyi menandakan selesai pertandingan. Jerman dan Austria lolos!. Aljazair sempat melayangkan protes atas kejadian tersebut, namun karena tidak ada peraturan yang dilanggar penyelidikan pun tidak dilakukan. Tapi untuk menghindari main mata kembali terulang, format kompetisi di gelaran selanjutnya pun dirubah. Pertandingan terakhir di grup akan dilakukan secara bersamaan.

15. Skandal Black Sox.

(foto : slideshare.net)

Klub Baseball Chicago White Sox menggemparkan publik Amerika karena skandal yang mereka buat pada gelaran Seri Dunia pada tahun 1919. Bayaran rendah yang diterima para pemain White Sox dari pemilik klub Charles Comiskey disinyalir menjadi penyebab utama skandal terburuk dalam dunia baseball Amerika Serikat itu terjadi. Penjudi terkenal James Sporty Sullivan diketahui membayar delapan pemain White Sox untuk melakukan match fixing.

Bahkan sebelum turnamen ini selesai, desas-desus tentang pengaturan pertandingan sudah marak beredar setelah banyaknya dukungan kepada klub Cincinnati memenangi kejuaraan tahun itu dan White Sox dikabarkan akan kehilangan kemenangan dalam sembilan pertandingannya.

Setahun kemudian setelah penyelidikan, Joe Jackson dan Eddie Cicotte mengakui peran mereka dalam skandal tersebut. Total ada delapan pemain White Sox yang dilarang seumur hidup terlibat dalam dunia baseball. White Sox mendapat julukan Black Sox akibat skandal ini dan menjadi identik setelahnya.

(brl/red)

Source:

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
MOST POPULAR
Today Tags