Di masa perebutan kemerdekaan Indonesia, para pemuda-pemudi merencanakan beragam cara untuk merenggut kedaulatan bangsa. Banyak pertemuan dilakukan para pejuang kemerdekaan di berbagai wilayah di negeri tercinta ini. Gedung yang menjadi saksi bisu sejarah perjuangan kemerdekaan ini, kini telah menjadi museum. Lalu mana saja tempat meeting bersejarah di zaman kemerdekaan Indonesia?
1. Gedung Joeang 45.
Gedung yang sebelumnya bernama Gedung Menteng 31 ini dulunya pernah menjadi hotel bernama Schomper. Gedung ini merupakan tempat pertemuan tokoh-tokoh penting bangsa seperti Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Adam Malik hingga Chaerul Saleh yang memberikan pendidikan politik bagi anak muda Indonesia. Tak hanya menyimpan foto dan benda yang erat kaitannya dengan kemerdekaan Indonesia, di gedung ini terdapat pula mobil kepresidenan yang merupakan mobil antik kesayangan presiden pertama Indonesia Bung Karno.
2. Museum Perumusan Naskah Proklamasi.
Rumah bergaya Eropa ini dibangun tahun 1920. Rumah yang ditempati oleh Laksamana Muda Tadashi Maeda dan keluarga ini memiliki nilai histori tinggi lantaran menjadi lokasi perumusan naskah proklamasi oleh Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Ahmad Soebardjo dan sang pengetik naskah Sayuti Melik. Pada tahun 1984, rumah tempat bertemunya sang proklamator dengan sahabat seperjuangan ini diubah menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi.
3. Museum Kebangkitan Nasional.
Dahulu Museum Kebangkitan Nasional merupakan gedung STOVIA sekolah kedokteran untuk pelajar pribumi. Gedung ini menjadi saksi lahirnya Boedi Oetomo, Trikoro Darmo (Jong Java), Jong Minahasa serta Jong Ambon. Gedung yang beroperasi sejak Maret 1902 ini memiliki 2.000 koleksi seperti bangunan, mebel, jam dinding, perlengkapan kesehatan, pakaian, senjata dan lainnya.
4. Rumah Inggit Ganarsih.
Melipir ke kota kembang Bandung, rumah yang juga menjadi tempat wisata bersejarah ini merupakan rumah tempat tinggal Bung Karno bersama Ibu Inggit pada tahun 1926 sampai dengan 1934. Rumah klasik khas Indonesia ini menjadi saksi sejarah berkumpulnya para pelopor kemerdekaan untuk berdiskusi menyatukan visi persiapan proklamasi.