Penilaian merupakan kegiatan yang selalu dilakukan guru di ruang kelas. Penilaian dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti melakukan tes traditional yaitu tes yang menggunakan kertas dan pensil serta pengamatan langsung di ruang kelas. Salah satu penilaian yang saat ini sedang berkembang adalah authentic assessment. Penilaian autentik sangat dikembangkan karena penilaian tradisional yang selama ini digunakan mengabaikan konteks dunia nyata. Ada beberapa cara bagaimana authentic assessment dapat diterapkan guru di ruang kelas.
Authentic assessment(Penilaian autentik).
Penilaian autentik berarti mengevaluasi pengetahuan atau keterampilan siswa dalam konteks yang mendekati dunia nyata atau kehidupan nyata sedekat mungkin. Penilaian tradisional telah melibatkan penggunaan tes kertas dan pensil yang sering kali jauh dari konteks dunia nyata. Tren yang meningkat adalah untuk menilai siswa dengan item yang lebih dekat mencerminkan kenyataan (Burke dalam Santrock, 2011).
Penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai (Haryono, 2019). Sedangkan menurut Johnson (dalam Muchtar, 2010) mengatakan bahwa penilaian autentik berfokus pada tujuan, melibatkan pembelajaran secara langsung, membangun kerja sama, dan menanamkan tingkat berfikir yang lebih tinggi. Melalui tugas-tugas yang diberikan, para siswa akan menunjukkan penguasaannya terhadap tujuan dan kedalaman pemahamannya, serta pada saat yang bersamaan diharapkan akan dapat meningkatkan pemahaman dan perbaikan diri.
Penilaian autentik sebagai bentuk penilaian yang mencerminkan hasil belajar sesungguhnya, dapat menggunakan berbagai cara atau bentuk (Hargreaves, dkk., 2001), antara lain sebagai berikut.
a. Portofolio.
Portofolio merupakan kumpulan pekerjaan siswa (tugas-tugas) dalam periode waktu tertentu yang dapat memberikan informasi penilaian. Fokus tugas-tugas kegiatan pembelajaran dalam portofolio adalah pemecahan masalah, berpikir dan pemahaman, menulis, komunikasi, dan pandangan siswa sendiri terhadap dirinya sebagai pembelajar.
b. Jurnal.
Jurnal merupakan tulisan yang dibuat siswa untuk menunjukkan segala sesuatu yang telah dipelajari atau diperoleh dalam proses pembelajaran. Jurnal dapat digunakan untuk mencatat atau merangkum topik-topik pokok yang telah dipelajari, perasaan siswa dalam belajar mata pelajaran tertentu, kesulitan-kesulitan atau keberhasilan-keberhasilannya dalam menyelesaikan masalah atau topik pelajaran, dan catatan atau komentar siswa tentang harapan-harapannya dalam proses pembelajaran.
c. Proyek.
Proyek merupakan salah satu bentuk penilaian autentik yang berupa pemberian tugas kepada siswa secara berkelompok. Kegiatan ini merupakan cara untuk mencapai tujuan akademik sambil mengakomodasi berbagai perbedaan gaya belajar, minat, serta bakat dari masing-masing siswa.
d. Demonstrasi.
Demonstrasi adalah bentuk penilaian autentik dengan memberikan kesempatan siswa untuk mendemonstrasikan kemampuannya di depan kelas atau di depan khalayak umum/penonton. Siswa diminta menampilkan hasil penugasan mengenai kompetensi yang telah dikuasai. Para penonton dapat memberikan evaluasi terhadap tampilan tersebut.
e. Laporan tertulis.
Laporan tertulis adalah bentuk penilaian autentik berupa surat, petunjuk pelatihan teknis, brosur, laporan penelitian, essai singkat.
f. Ceklis dan pedoman observasi.
Ceklis dan pedoman observasi merupakan bentuk penilaian autentik yang dilakukan dengan cara pengamatan langsung aktivitas siswa dalam kegiatan belajar, melaksanakan tugas-tugas kegiatan pembelajaran, dan perilaku siswa sehari-hari sebagai hasil belajar.
Penerapan authentic assessment di kelas.
Beberapa guru sudah menerapkan authentic assessment di sekolah yaitu SDN Cilimus. Rencana pembelajran yang telah disusun, siswa dituntut untuk mampu mencoba pencobaan penjernihan air pada mata pelajaran IPA dan membuat laporan penjernihan air cukup rinci, secara tertulis, sistematik, dan terstruktur dengan mutu isi sesuai dengan tingkat kelasnya. Proses pembelajaran ini dapat membuat siswa menggapai potensinya (Radarcirebon.com, 2010). Dari contoh tersebut, Guru SDN Cilimus menggunakan beberapa penilaian untuk menentukan materi yang sudah guru sampaikan dapat terealisasikan dengan benar atau tidak dengan cara mengamati siswa, praktik, dan membuat laporan.
Mengingat pentingnya penilaian autentik, baik dalam proses penilaian maupun peningkatan kualitas pembelajaran, metode penilaian seperti ini perlu diterapkan sebagai sarana untuk memperbaiki proses pembelajaran sekaligus untuk meningkatkan mutu pendidikan. Metode yang dapat dilakukan dalam penerapan authentic assessment di ruang kelas yaitu, portofolio, jurnal, proyek, demonstrasi, laporan tertulis, dan ceklis & pedoman observasi.