Ada manusia tertua, binatang tertua, dan sekarang adalah daftar tumbuhan atau tanaman tertua di muka Bumi. Gelar fosil hidup pantas disematkan kepada tanaman dalam daftar ini, mengingat sejarah mereka yang bahkan jauh lebih tua dari peradaban manusia.
Semua tanaman ini telah berjuang bertahan hidup, mereka adalah satu-satunya spesies yang tersisa di genus, keluarga, dan bahkan ordo mereka. Selain itu, sebagian besar tanaman ini tidak banyak berubah dari nenek moyang mereka yang pernah ditemukan dalam bentuk fosil. Mereka memiliki karakteristik unik yang tidak ditemukan di tanaman lain di dunia.
Berikut adalah daftar 8 tanaman tertua yang masih ada di Bumi seperti dikutip dari oldest.org pada Senin (24/12).
8. Water Caltrop.
(foto: thehongkongcookery.com)
Water Caltrop atau biasa disebut kacang kumis adalah tanaman tertua pertama dalam daftar ini. Fosil tanaman ini pernah ditemukan di Alaska, Amerika Serikat dan diperkirakan berumur 145-66 Juta tahun yang lalu. Umumnya kacang ini ditemukan pada daerah yang beriklim asli Eurasia dan Afrika, tapi faktanya bisa ditemukan hampir di seluruh dunia.
Water Caltrop memiliki bentuk fisik yang sangat unik, apabila dilihat sekilas seperti bentuk kepala banteng atau kelelawar. Itu sebabnya tanaman ini juga mendapat julukan Kacang Kelelawar. Kacang ini berwarna coklat tua, apabila dikupas kamu akan melihat bagian daging berserat halus dan berwarna putih.
Tanaman ini dapat dimakan loh, biasanya diolah terlebih dahulu dengan cara digoreng, dipanggang, direbus, dapat juga digiling menjadi tepung untuk bahan pembuatan roti dan permen. Namun sebagian orang juga terbiasa mengonsumsinya secara mentah.
Saat ini hanya ada tiga spesies saja dari tanaman ini yang masih hidup di dunia, dan mereka terancam punah di beberapa wilayah. Amerika Utara menjadi wilayah yang paling besar pertumbuhannya untuk tanaman ini.
7. Welwitschia.
(foto: gondwana-collection.com)
Welwitschia adalah satu-satunya spesies yang hidup dalam ordo, keluarga, dan genusnya. Tanaman unik dan aneh ini berasal dari Gurun Namib di Namibia dan Angola. Diperkirakan keberadaan tanaman ini sudah ada sejak 146-100 juta tahun yang lalu.
Tanaman ini dinamakan sesuai nama ahli botani dan dokter dari Austria, Friedrich Welwitsch, yang merupakan orang Eropa pertama yang mendeskripsikan tanaman tersebut pada tahun 1859.
Welwitschia dewasa terdiri dari dua daun, pangkal batang, dan akar. Kedua daun itu permanen dan merupakan daun asli dari saat tanaman itu baru berbentuk biji, ini adalah hal yang paling unik yang hanya dimiliki oleh Welwitschia dan tidak ditemukan pada tanaman lain di dunia.
Welwitschia adalah tanaman yang berumur panjang. Rata-rata mereka dapat hidup hingga berumur 500-600 tahun lamanya. Bahkan untuk beberapa kasus, tanaman ini diperkirakan bisa mencapai umur hingga 2.000 tahun.
Biasanya Welwitschia digunakan sebagai tanaman hias untuk sebuah taman.
6. Wollemia (Pinus Wollemi).
(foto: oldest.org)
Wollemia pertama kali ditemukan secara langsung baru pada tahun 1994, di mana sebelumnya tanaman ini hanya diketahui dari catatan fosil. Dari catatan tersebut, tanaman ini diperkirakan telah ada sejak 200 juta tahun yang lalu.
Tanaman ini mendapatkan nama Wollemia karena pertama kali ditemukan di Taman Nasional Wollemi di wilayah New South Wales, Australia. Meskipun ditemukan di negara Kanguru, namun tanaman ini masih bisa tumbuh di beberapa wilayah dunia lainnya.
Meskipun menggunakan nama pinus, pada kenyataannya Pinus Wollemi bukanlah pinus atau masuk dalam anggota keluarga pinus yang sebenarnya, justru Wollemia lebih mirip dengan tanaman Agathis yang akan dibahas selanjutnya.
Pinus Wollemi masuk dalam daftar tanaman yang terancam punah menurut IUCN (lembaga konservasi alam internasional). Sejak tahun 2006, sudah banyak program yang dilakukan untuk membantu pinus Wollemi tetap hidup dan berkembang biak. Lembaga swasta seperti Royal Botanic Gardens di Australia pun telah mempublikasikan tentang cara menumbuhkan pinus Wollemi dari biji yang telah dipanen dari pohon-pohon hutan.
Pinus Wollemi biasanya diperjual belikan di dalam pot sebagai alternatif pohon Natal, khususnya di daerah Australia sendiri.
5. Japanese Umbrella Pine.
(foto: gardengoodsdirect.com)
Di Indonesia biasa disebut dengan Pisang Payung Jepang. Penamaan ini dikarenakan tanaman ini adalah tanaman asli dari negeri Sakura tersebut.
Tanaman yang memiliki nama lokal Koyamaki ini termasuk pohon konifer dan satu-satunya spesies yang hidup di keluarga Sciadopityaceae yang memiliki keunikan tersendiri dan tidak memiliki kerabat dekat dengan jenis yang serupa. Menurut catatan fosil, tanaman ini sudah ada sejak 230 juta tahun silam.
Pinus Payung Jepang ini termasuk tanaman yang pertumbuhannya sangat lambat dari bibit pohon hingga cukup besar untuk siap dijual. Karena alasan itulah tanaman ini memiliki harga yang cukup mahal, langka, dan sangat dicari oleh para kolektor tanaman.
Biasanya Pinus Payung Jepang digunakan untuk tanaman kebun hias, dekorasi, tanaman spesimen dan lainnya. Dan yang harus kalian ketahui, tanaman ini merupakan salah satu dari lima pohon yang dianggap suci oleh masyarakat Jepang.
4. Cycada (Sikas).
(foto: indefenseofplants.com)
Orang Indonesia biasanya menyebut Cycada dengan tanaman Sikas. Menurut catatan fosil. Sikas telah ada pada periode Permian Awal (sekitar 280 juta tahun yang lalu). Namun ada juga yang berpendapat bahwa fosil Sikas yang lebih tua mungkin berasal pada Zaman Karbon yang berarti 100 juta tahun sebelum periode Permian dimulai. Sikas termasuk tanaman gymnospermae, yang berarti benih mereka terbuka, dan mudah dikenali oleh biji besar yang tumbuh dari mahkota tanaman.
Sikas banyak tumbuh di daerah yang beriklim Subtropis dan tropis seperti China, India, Madagaskar, Jepang, Australia, Indonesia, dan di benua Amerika bagian Selatan dan tengah seperti Meksiko, Brasil, dll. Sikas biasanya digunakan untuk tanaman hias, untuk upacara dan ritual. Sebagian orang juga memanfaatkan tanaman ini sebagai bahan makanan, dan juga sebagai bahan kerajinan seperti topi, alas, keranjang, dan kertas.
Sikas yang merupakan tanaman yang berumur panjang, mereka tumbuh sangat lambat dan dapat hidup hingga usia 1.000 tahun.
3. Equisetum (Ekor Kuda).
(foto: fr.123rf.com)
Tanaman ekor kuda diperkirakan telah ada lebih dari 300 juta tahun yang lalu, dapat ditemukan di seluruh dunia, kecuali Antartika. Biasanya terkonsentrasi di belahan Bumi bagian utara yang beriklim non-tropis, khususnya di daerah basah.
Ekor kuda adalah satu-satunya genus yang hidup di seluruh kelas tumbuhan Equisetopsida, dan saat ini hanya sekitar 20 spesies ekor kuda yang dapat bertahan hidup. Tanaman ini sangat kuno sehingga mereka berbeda dari semua tanaman vaskular tanpa biji lainnya.
Meskipun banyak orang menganggap ekor kuda sebagai tanaman hama atau gulma. Beberapa budaya justru menggunakan tanaman ini untuk makanan dan obat-obatan. Ekor kuda juga bisa dijadikan sebagai bahan makanan untuk hewan ternak, tetapi tidak semua jenis tanaman ini bisa dimakan karena mengandung racun yang berbahaya apabila dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama. Selain itu tanaman ekor kuda juga bisa dimanfaatkan untuk obat herbal, semir kayu, dan obat-obatan lainnya.
2. Agathis.
(foto: oldest.org)
Tanaman Agathis biasa ditemukan di belahan Bumi bagian selatan, terutama di Asia Tenggara seperti Indonesia. Menurut catatan fosil, tanaman ini diperkirakan telah ada di Bumi sejak 358,9 298,9 juta tahun yang lalu atau pada zaman Karbon.
Agathis atau yang juga bisa disebut dengan pohon Damar adalah pohon konifer dan hanya memiliki beberapa spesies yang masih hidup di dunia. Salah satunya dari keluarga pohon Araucariaceae, yang sebagian besar lenyap selama perstiwa kepunahan massal yang sama dengan punahnya dinosaurus.
Saat ini hanya ada 22 spesies Agathis yang tersebar di belahan dunia, untuk Indonesia tanaman ini banyak ditemukan di hutan Kalimantan. Tanaman ini ketika dewasa memiliki batang yang besar dan memiliki cabang yang sangat sedikit di bawah mahkotanya. Benih dari pohon ini seringkali dimakan oleh ulat dari genus Agathiphaga (yang juga disebut ngengat Damar). Hewan ini termasuk hewan primitif yang masih hidup.
Tanaman ini biasa digunakan untuk pengolahan karet, konstruksi lambung kapal layar, pembuatan alat musik seperti gitar, untuk pondasi bangunan rumah, barang-barang meubel dan masih banyak lagi.
1. Lumut.
(foto: zdf.de)
Lumut pantas mendapatkan gelar tanaman tertua di muka Bumi ini, mengingat catatan fosil yang mengungkapkan bahwa lumut telah ada sejak 470 juta tahun lalu. Lumut juga tanaman yang bisa tumbuh dimana saja, seperti di bebatuan, tanah asam, tanah kapur, tebing, aliran air, tanah humus yang teduh, batang kayu yang tumbang, dan di rawa-rawa.
Karena sifat lumut yang lembut dan mudah rapuh, keberadaannya dalam catatan fosil sangat terbatas. Beberapa fosil lumut diketahui berasal dari periode zaman Karbon, tetapi ada juga bukti yang menunjukkan lumut muncul lebih awal dari periode itu.
Hingga kini ada sekitar 12.000 spesies lumut yang berbeda yang hidup di berbagai habitat di seluruh dunia. Seperti banyaknya spesies tumbuhan purba, lumut juga tidak menghasilkan biji dan menyebar melalui pelepasan spora.
Lumut sendiri telah digunakan manusia untuk bahan obat-obatan, makanan, budidaya hortikultura dan bahkan untuk hiasan dekorasi rumah.