Sejak zaman dahulu, masyarakat Indonesia dikenal menyukai kopi. Namun pada zaman dahulu yang mengonsumsi kopi hanyalah orang tua, berbeda dengan saat ini yang hampir semua kalangan menyukai kopi. Berdasarkan data dari National Coffee Association 2016 (dalam Nurdianah, 2019), dalam delapan tahun terakhir konsumsi kopi harian mengalami kenaikan. Di kalangan usia 18-24 tahun naik dari 34% menjadi 48% dan kalangan usia 25-39 tahun naik dari 51% menjadi 60%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas pengunjung atau konsumen cafe / coffee shop adalah remaja dan dewasa.
Banyaknya konsumen berusia remaja dan dewasa disebabkan karena cafe yang dikemas secara modern, seperti interior dan suasana yang nyaman, tersedianya Wi-Fi, serta harga produk yang relatif murah. Serta cafe juga biasanya terdapat di daerah di mana terdapat banyak konsumen, seperti di sekitar kampus, sekolah menengah, di dekat kantor, atau bahkan di pusat kota. Hal lainnya yaitu seperti semakin banyaknya jenis kopi yang beragam. Selain itu juga adanya novel dan film yang bertemakan kopi (dalam Nurdianah, 2019).
Perkembangan Konsumsi Kopi Nasional Sumber: International Coffee Organization (2017)
Menurut data yang diterbitkan International Coffee Organization (ICO) pada tahun 2017, pertumbuhan konsumsi kopi di Indonesia selalu mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan mengonsumsi kopi sudah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia. Berdasarkan data dari Euromonitor (dalam Nurdianah, 2019), cafe di Indonesia selalu bertambah setiap tahunnya, bahkan pertumbuhannya meningkat sampai 16% setiap tahunnya. Hampir semua cafe di Indonesia selalu ramai oleh konsumen usia remaja dan dewasa. Karena saat ini cafe bukan hanya menjadi tempat untuk menikmati kopi, namun juga menjadi tempat untuk bertemu seseorang, tempat belajar untuk pelajar atau mahasiswa, bahkan sebagai tempat nongkrong kalangan muda. Adanya pergeseran atau perubahan fungsi dari sebuah tempat makan, seperti cafe ataupun restoran mengakibatkan adanya fenomena sosial dan budaya baru di dalam masyarakat karena perubahan perilaku dari masyarakat tersebut (Sholahuddin dalam Nurdianah, 2019).
Pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan menggunakan model atau contoh. Banyak masyarakat yang mengonsumsi kopi karena mengikuti tren. Tren terjadi dikarenakan seseorang terpengaruh dari perilaku atau tindakan yang dilakukan oleh orang lain. Bahkan, tidak sedikit dari mereka memesan kopi hanya demi eksistensi di sosial media, mengikuti tren, dan pengaruh dari kerabat (Aldila, 2017). Selain itu juga adanya novel dan film yang bertemakan kopi. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat milenial, di mana mereka sangat mengikuti tren yang ada. Karena alasan-alasan inilah tren konsumsi kopi di Indonesia meningkat (dalam Nurdianah, 2019).
Fenomena ini didasarkan atasobservation learning theory Bandura (1977). Observation learning theory adalah pembelajaran yang muncul pada konteks sosial, orang belajar dari mengobservasi, menirukan dan mencontoh dari orang lain (Schultz., & Schultz, 2009). Bandura, (1977) mengemukakan bahwa orang-orang belajar dari mengobservasi contoh dari orang di sekitarnya, dari yang baik maupun buruk. Observational learning atau modeling adalah faktor penting dalam proses belajar manusia. Dalam proses modeling, konsep reinforcement yang terjadi pada orang lain dapat memperkuat perilaku individu (Asfar., Asfar., & Halamury, 2019).
Dari fenomena yang ditemukan, perubahan perilaku meminum kopi dikarenakan masyarakat Indonesia sangat mengikuti tren yang ada pada saat ini. Tren ini muncul dikarenakan seseorang terpengaruh oleh pencetus dari tren tersebut. Setelah itu, banyak masyarakat belajar mengobservasi dan menirukan perilaku tersebut yang muncul dari lingkungan sekitarnya.