Beban kerja adalah lama seseorang melakukan aktivitas pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan kapasitas kerja yang bersangkutan tanpa menunjukkan tanda kelelahan. Beban kerja erat kaitannya dengan kinerja, yang mana berkaitan pula dengan performanya. Apabila beban kerja berlebih akan berpengaruh dengan kinerjanya, di mana hal ini berkaitan dengan tingkat kelelahan seseorang. Meningkatnya tuntutan pekerjaan dan kebutuhan hidup akan sesuatu yang lebih baik, menyebabkan individu berlomba untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkannya. Tapi pada kenyataannya sesuatu yang diinginkan tersebut terkadang tidak dapat tercapai sehingga dapat menyebabkan individu tersebut mengalami stres kerja (Suryani & Wulandari, 2009). Stres kerja yang terjadi pada setiap individu berbeda-beda, seperti misalnya stres yang dikarenakan tuntutan pekerjaan yang begitu banyak sehingga kerjaan semakin hari semakin menumpuk, kinerja yang individu kerjakan tidak sebanding dengan pendapatan atau gajinya, dan hal-hal lainnya.
Tetapi, Menurut Stranks (2005), stres kerja yang dialami pekerja tidak hanya merugikan bagi pekerja tetapi juga perusahaan. Dampak stres kerja yang dialami oleh pekerja dapat memengaruhi performa dalam mencapai target perusahaan. Selain itu, menurut WHO, organisasi yang tidak sehat tidak akan mendapatkan usaha terbaik yang diberikan para pekerjanya. Hal ini tidak hanya berdampak pada performa organisasi tetapi juga keberlangsungan organisasi ke depannya. Kerugian akibat stres kerja yang dapat dirasakan perusahaan antara lain meningkatnya absenteisme pekerja, menurunnya komitmen terhadap perusahaan, meningkatnya jumlah turnover pekerja, dan meningkatnya angka kecelakaan kerja. Bahkan dalam tingkat yang lebih serius, stres kerja juga dapat berdampak pada meningkatnya komplain dari klien yang berujung pada rusaknya citra perusahaan (Karima, 2014).
Walaupun seperti itu ada beberapa hal simpel yang individu dapat lakukan untuk meredakan stres kerja dengan mudah yaitu istirahat cukup. Dengan istirahat cukup diharapkan dapat mengendorkan otot-otot yang tegang dan melupakan sejenak persoalan yang terjadi. Meskipun sifatnya hanya sementara, namun cukup membantu untuk mengurangi ketegangan pikiran. Kemudian ada relaksasi, relaksasi dapat dilakukan dengan cara tradisional maupun dengan cara modern, cara tradisional misalnya dengan pemijatan, cara modern dengan menggunakan teknologi yang canggih yang mudah didapatkan di pusat perbelanjaan (Minarsih, 2011).
Namun, semua hal tersebut tidak akan berhasil jika individu tidak mengetahui hal apa yang menyebabkan stres kerja. Individu harus mencari sumber permasalahan dan juga berusaha untuk mengurangi stres kerja tersebut dengan cara mencari solusi yang terbaik, walaupun mencari solusi dan memperbaiki masalah tidak semudah membalikkan telapak tangan, tapi setidaknya sedikit masalah dapat menghilang. Saat sudah mengetahui solusi diharapkan individu dapat merubah permasalahan tersebut dengan kembali nyaman dalam bekerja, sehingga antara perusahaan dan individu saling menguntungkan.