Apakah kamu sering heran dengan suhu tubuhmu yang sering berubah-ubah dalam sehari? Bahkan, kamu merasa aneh pada tubuhmu gara-gara hal ini? Nah, supaya tidak bingung lagi, simak penjelasannya di sini, nih.
Suhu tubuh normal kita antara 36.5 - 37.2 Celcius. Tapi, suhu tubuhmu bisa naik sekitar 0.6C jika melakukan aktivitas seperti berolahraga saat panas terik. Artinya, suhu tubuhmu dalam sehari bisa berubah-ubah dan aktivitas yang kamu lakukan bisa berpengaruh. Jika suhu tubuhmu rendah yaitu di bawah 35C, artinya kamu mengalami hipotermia. Kondisi ini bisa menyebabkan kematian. Tepatnya ketika organ jantung dan pernapasanmu tidak berfungsi lagi.
Jangan nekat telanjang dada di area dingin demi berfoto atau supaya dibilang hebat, kamu bisa terkena hipotermia. Tidak mau, kan? Jadi, pakailah jaket atau siapkan pakaian tebal saat kamu berencana pergi ke tempat dingin seperti pegunungan atau daerah bersalju.
Apa cirinya jika kamu mengalami hipotermia? Beberapa di antaranya seperti menggigil, bernapas pelan dan pendek, ngomong ngelantur hingga tidak sadarkan diri. Untuk bayi, gejala hipotermia seperti kulit jadi merah dan terasa dingin. Hangatkan tubuh dengan mengonsumsi minuman hangat dan terasa manis (tanpa kafein atau alkohol), gunakan selimut atau pakaian tebal, keringkan tubuh. Kalau kamu atau orang terdekat mengalami hipotermia, segera ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.
Nah, kebalikan dari hipotermia adalah hipertermia. Kondisi ini terjadi jika suhu tubuhmu melebihi 40C. Tubuhmu tidak mampu mengatur suhunya yang berujung terjadi kenaikan hingga kamu pun merasakan panas.
Hipertermia berbeda dengan demam akibat infeksi virus dan bakteri. Kalau demam, dengan minum obat seperti paracetamol atau aspirin masih bisa menormalkan suhu tubuh yang tadinya di atas 37.5C. Tidak seperti hipertermia, tubuh tidak mampu mengendalikan kenaikan suhunya. Jika fatal, bisa menyebabkan organ tubuh rusak selamanya dan tentu saja kamu akan mengalami dehidrasi. Jadi, jangan terlalu lama berada di tempat yang panas supaya terhindar dari hipertermia.
Lalu, bagaimana cara mengukur suhu tubuhmu? Tentunya menggunakan alat yang disebut termometer. Ternyata termometer punya banyak pilihan, berikut ini beberapa jenis yang bisa kamu gunakan.
1. Termometer digital (elektronik).
Menggunakan termometer digital ada yang khusus untuk mulut, ketiak, dan anus. Tentunya masing-masing ada labelnya sendiri. Termometer jenis ini berbahan plastik dengan bagian memanjang agak mirip pensil. Kamu mudah membaca derajat suhunya di layar digital. Merekam suhu tubuh melalui sensor panas elektronik pada termometer jenis ini.
Bayi biasanya menggunakan termometer yang dimasukkan ke anus, bentuknya lebih elastis untuk memudahkan. Sedangkan anak kecil hingga orang dewasa bisa menggunakan termometer untuk mulut atau ketiak.
2. Termometer timpani (telinga).
Termometer ini khusus penggunaan pada lubang telinga. Mengukur suhu tubuh dengan menggunakan sinar inframerah. Ada bagian berbentuk kerucut untuk telinga, di bagian layar digital akan menunjukkan hasil yang cepat. Pastikan telinga dalam keadaan bersih (tidak ada kotoran) supaya hasil jadi akurat. Untuk harga, termometer jenis ini lebih mahal dibanding yang lain.
3. Termometer plaster.
Menggunakan termometer jenis ini dengan cara menempelkannya ke dahi, biasanya untuk anak-anak. Menentukan suhu tubuh dengan cara mengukur suhu kulit melalui kristal cair yang bisa berubah warna. Meletakkan termometer plaster sebaiknya dekat dengan garis rambut pada dahi. Jangan gunakan jika dahi masih berkeringat yang dapat mengganggu hasilnya.
4. Termometer arteri temporal (dahi).
Nah, biasanya termometer ini yang sering kamu jumpai di area publik untuk mengukur suhu tubuh. Menggunakan termometer arteri temporal biasanya dengan menghadapkan ke dahi dalam jarak dekat, sinar infra merah akan mendeteksi suhu tubuhmu lalu hasilnya muncul di layar digital. Harga termometer ini juga termasuk lebih mahal dibanding lainnya.
5. Termometer dot.
Termometer dot atau empeng untuk mengukur suhu tubuh pada bayi. Tapi, hasilnya tidak seakurat yang lain. Selain itu, kamu pun harus menunggu beberapa saat (sekitar 3 menit) untuk mendapatkan hasilnya alias tidak cepat.
6. Termometer air raksa.
Ini merupakan jenis termometer yang sering kamu jumpai dari dulu. Namun, air raksa dalam termometer berbentuk tabung kaca ini berisiko hingga tidak dianjurkan menggunakannya lagi. Mengapa? Karena kalau pecah, cairan air raksa yang keluar gampang menguap lalu terhirup, kamu pun bisa keracunan.
7. Termometer sekali pakai.
Menggunakan jenis termometer ini cukup sekali pakai pada mulut atau anus. Pada kulit bayi, bisa penggunaan selama 48 jam. Namun, menggunakan termometer ini jika dibandingkan dengan jenis digital atau timpani, hasilnya masih kalah akurat.
Tapi, ada kalanya apa pun jenis termometer yang kamu gunakan, hasilnya ternyata tidak akurat. Bagaimana ini bisa terjadi?
Ada beberapa faktor yang menyebabkan termometermu tidak memberikan hasil yang akurat, seperti:
1. Menggunakan termometer pada bagian tubuh yang salah
2. Baterainya lemah
3. Tidak sabar hingga melepas termometer terlalu cepat dari tubuh
4. Menggunakannya sembarangan alias tidak sesuai petunjuk
5. Tidak menutup mulut saat menggunakan termometer jenis ini
6. Menggunakannya tidak tepat waktu, seperti habis makan, minum yang dingin/panas, mandi air panas, atau baru saja selesai berolahraga. Apalagi habis merokok.