Vulkanisme adalah salah satu kekuatan utama yang membentuk banyak tatanan dunia di Tata Surya kita. Planet kita, Bumi, memiliki gunung berapi di setiap benua yang mengakibatkan perubahan bentang alam signifikan sepanjang sejarahnya.
Vulkanisme ini pun juga menjadi penyebab evolusi beberapa tempat di luar Bumi. Misalnya, dimulai dengan Bulan yang permukaannya terus-menerus terkikis oleh proses geologis akibat vulkanisme. Proses geologis serupa juga terjadi pada permukaan Io, salah satu satelit Jupiter. Vulkanisme juga turut andil membuat planet Venus berada di bawah awan tebal beracun.
Berikut ini tujuh volkano atau sistem gunung berapi terbesar dalam Tata Surya kita.
1. Olympus Mons Vulkanisme Mars.
Gunung berapi terbesar yang diketahui di Tata Surya bukan berasal dari planet kita, melainkan ada di Planet Mars. Namanya adalah Olympus Mons yang menjulang sampai 27 kilometer di atas permukaan planet tersebut.
Gunung raksasa ini adalah jenis gunung api perisai. Jika ada di Bumi, ia akan menjulang melebihi Gunung Everest (gunung tertinggi di planet kita). Pemain ski akan menyukai gunung ini (jika ada saljunya) karena akan membutuhkan setidaknya satu hari untuk bernavigasi dari puncak ke dasarnya.
Olympus Mons berada di tepi dataran tinggi bernama Tharsis Bulge. Gunung ini adalah produk dari aliran lava berkelanjutan yang terjadi mulai sekitar 115 juta tahun yang lalu dan berlanjut hingga sekitar dua juta tahun yang lalu. Dan sekarang aktivitas vulkaniknya tampaknya tidak aktif.
Para ilmuwan planet tidak tahu secara pasti apakah masih ada aktivitas jauh di dalam gunung berapi tersebut. Pengetahuan tentang hal itu mungkin harus menunggu sampai manusia pertama dapat berjalan di planet ini dan melakukan survei yang lebih luas.
2. Mauna Kea Volcano of Paradise.
Enam gunung terbesar berikutnya ada di Planet Bumi. Yang tertinggi disebut Mauna Kea, yang memiliki tinggi hampir 4.267 meter di atas permukaan laut di Kepulauan Hawaii. Namun, tinggi Mauna Kea itu hanya kurang dari setengah tinggi totalnya yang terlihat oleh mata kita karena sebagian besarnya terendam di bawah permukaan air laut. Dasarnya berada sekitar 6 ribu meter di bawah permukaan laut. Jika bagian Mauna Kea semuanya berada di darat, gunung ini akan menjulang lebih tinggi dari Everest pada ketinggian 10.058 meter.
Mauna Kea terbentuk di atas hot spot, di mana di sana terdapat segumpalan batu meleleh yang disebut magma yang naik dari mantel Bumi dan akhirnya mencapai permukaan. Lebih dari jutaan tahun, bulu-bulu vulkanis itu telah memicu pembentukan seluruh rantai gunung berapi di Kepulauan Hawaii. Mauna Kea adalah gunung berapi yang sedang tidur, yang berarti bahwa gunung itu belum meletus lagi dalam waktu lebih dari empat ribu tahun. Namun, itu bukan berarti ia tidak akan meletus lagi.
3. Ojos del Salado Amerika Latin.
Mauna Kea mungkin merupakan gunung berapi tertinggi ketika diukur dari dasar ke puncak, tetapi ada gunung lain yang diklaim sebagai yang tertinggi jika diukur dari permukaan laut. Gunung tersebut disebut Ojos del Salado, dengan ketinggian hingga 6.893 meter di atas permukaan laut.
Gunung besar ini terletak di Amerika Selatan, di perbatasan antara Argentina dan Chili. Tidak seperti Mauna Kea, Ojos del Salado tidaklah tidur alias masih aktif. Letusan besar terakhirnya adalah pada tahun 1993 dan terus bergemuruh dengan tenang hingga saat ini.
4. Tamu Massif Vulkanisme bawah laut terluas.
Salah satu sistem gunung berapi terbesar di Bumi ini bahkan belum ditemukan sampai tahun 2003. Gunung ini tetap menjadi rahasia yang terpelihara dengan baik karena lokasinya jauh di Samudera Pasifik. Gunung ini disebut Tamu Massif, dengan ketinggian sekitar empat kilometer dari dasar laut.
Gunung berapi yang telah punah ini terakhir meletus 144 juta tahun yang lalu, selama periode waktu geologis yang dikenal sebagai jaman Cretaceous. Kalau soal tinggi, Tamu Massif mungkin tidaklah seistimewa itu. Namun yang membuatnya dibicarakan adalah gunung ini sangatlah luas, membentang di 191.511 kilometer persegi dari dasar laut.
5. Mauna Loa Volcanic of Paradise lainnya.
Dua gunung berapi lainnya dalam daftar ini termasuk dalam daftar terkenal "Big Mountains", yaitu Mauna Loa di Hawai'i dan Kilimanjaro di Afrika. Mauna Loa terbentuk dengan cara yang sama seperti saudaranya, Mauna Kea, dan menjulang sekitar empat ribu meter di atas permukaan laut. Masih aktif dan para pengunjung yang dating selalu diperingatkan bahwa letusan dapat terjadi kapan saja. Mauna Loa telah meletus terus menerus hampir selama lebih dari tujuh ratus ribu tahun dan dianggap sebagai gunung berapi terbesar di dunia berdasarkan massa dan volume.
Seperti Mauna Kea, gunung api ini adalah jenis gunung api perisai, yang berarti gunung ini terbentuk lapis demi lapis melalui letusan lewat saluran lava pusatnya. Tentu saja, juga disertai letusan lebih kecil yang pecah melalui lubang di bagian sayapnya. Salah satu "keturunan" gunung ini yang paling terkenal adalah gunung berapi Kilauea, yang mulai meletus sekitar tiga ratus ribu tahun yang lalu. Volkanologist dulu mengira itu hanyalah cabang dari Mauna Loa, tapi saat ini Kilauea dianggap sebagai gunung berapi yang terpisah, dekat di sebelah Mauna Loa.
6. Kilimanjaro Keindahan vulkanisme Afrika.
Gunung Kilimanjaro adalah gunung berapi besar dan tinggi di Tanzania, Afrika yang menjulang hampir lima ribu meter di atas permukaan laut. Gunung ini sebenarnya dianggap sebagai stratovolcano, yang merupakan istilah lain untuk gunung berapi yang sangat tinggi.
Kilimanjaro memiliki tiga kerucut, Kibo (yang tidak aktif tetapi juga tidak mati), Mawenzi, dan Shira. Gunung itu ada di dalam Taman Nasional Tanzania. Ahli geologi memperkirakan bahwa kompleks vulkanik besar ini mulai meletus sekitar dua setengah juta tahun yang lalu. Gunung ini hampir selalu menjadi tujuan bagi para pendaki gunung professional dunia, yang telah mengerumuni sayapnya sejak abad ke-19.
7. Krakatau Aktivitas vulkanisme terbesar di Bumi.
Aktivitas vulkanik gunung ini terus berubah dan membentuk Bumi dengan caranya sendiri. Letusan Krakatau tahun 1883 dianggap sebagai salah satu yang terbesar di zaman modern, mengubah cuaca Bumi selama bertahun-tahun sesudahnya. Letusan penggantinya, Anak Krakatau, telah menggemparkan Indonesia. Yang terbaru terjadi pada bulan Desember 2018 yang menyebabkan tsunami mematikan. Jauh dari prosesnya yang bisa dibilang sangat kuno, vulkanisme tetap menjadi pembangun aktif bagi dunia baik di Bumi maupun di seluruh Tata Surya.