Periode menjelang akhir tahun memang merupakanmasa yang kelam bagi pebisnis jual beli (dealer) mobil bekas di Indonesia. Akhir tahun penjualan mobil second alias mobil bekas cenderung sepi. Hal itu merupakan dampak dari daya beli masyarakat yang mengalami penurunan. Hal ini diperparah dengan banyaknya pabrikan mobil baru di Indonesia melalui gerai-gerai atau showroom yang memberikan promo besar-besaran demi menghabiskan stok mobil mereka sebelum tutup tahun.
Dilansir melalui data yang diperoleh dari salah satu platform online jual mobil bekas Carsome Indonesia, sudah ada lebih dari 5.000 data mobil bekas yang ingin dijual oleh masyarakat melalui situs jual beli tersebut terhitung dari bulan September sampai Oktober 2017. Kebanyakan dari mereka ingin menjual mobil dengan alasan yang beragam, mulai dari butuh dana tambahan untuk persiapan kebutuhan akhir tahun, juga karena mereka memang ingin mengganti mobil mereka dengan model atau tipe mobil yang baru. Mereka memanfaatkan momen musim akhir tahun, karena di musim ini, banyak sekali promo mobil baru yang dibanderol dengan harga murah dan promo secara besar-besaran.
Dari sudut pandang dealer, diprediksi banyak pedagang mobil bekas akan mulai kembali sumringah pada periode awal tahun atau sekitar bulan Januari 2018. Saat ini pihak dealer justru sedang mengumpulkan banyak mobil bekas, karena pada akhir tahun akan banyak mobil bekas yang dijual, yang berdampak terhadap menjadi murahnya harga beli untuk para dealer.
Berkaca dari fenomena ini yang terjadi tiap tahunnya, bagi kita masyarakat awam yang berkeinginan untuk memiliki mobil atau sudah memiliki dan ingin berganti mobil, ada baiknya berbenah dengan mengubah persepsi tentang Mobil adalah Investasi. Karena, berinvestasi dengan membeli mobil memiliki resiko yang sangat tinggi. Harga mobil yang sangat fluktuatif di pasaran yang diakibatkan oleh silih bergantinya keluaran model terbaru pasti akan menyebabkan adanya penurunan pada harga jual mobil keluaran model yang lebih lama, sehingga investasi dalam bentuk mobil menjadi tidak menguntungkan.
Mobil pada hakikatnya haruslah disederhanakan nilainya kembali menjadi kendaraan pribadi yang kita miliki dan kita rawat sebaik mungkin untuk senantiasa dapat membantu atau memudahkan aktivitas sehari-hari. Bukan sebagai alat tukar investasi masa depan karena tidak lagi memberikan keamanan finansial dan keuntungan yang stabil bagi kita.