Karyawan tentu saja merupakan salah satu komponen penting dan utama dalam suatu perusahaan atau lembaga bisnis. Kenyataannya, ada banyak karyawan yang telah direkrut namun tidak dapat bekerja sesuai dengan ekspektasi perusahaan. Akibatnya, banyak perusahaan yang melakukan PHK atau Pemutusan Hubungan Kerja. Salah satu alasan perusahaan banyak melakukan PHK adalah kurang dan lemahnya kinerja karyawan (Fajar, 2016). Jumlah karyawan yang di-PHK pada tahun 2019 terbilang cukup tinggi yaitu sebanyak 285 orang (Thomas, 2020). Walaupun jumlah ini menurun dari tahun 2018, namun alangkah baiknya jika PHK karena menurunnya kinerja karyawan bisa lebih dikurangi.
PHK tentu saja merugikan pihak karyawan. Hal ini dikarenakan karyawan yang di-PHK akan kehilangan pekerjaannya. Selain itu juga mungkin selama bekerja ia merasa terbebani dikarenakan pekerjaan tersebut tidak sesuai dengan kompetensinya. Ia akan merasa tertekan karena tingginya ekspektasi perusahaan terhadap dirinya.
Namun, perusahaan yang memutuskan untuk melakukan PHK terhadap karyawannya karena alasan menurunnya kinerja karyawan juga tidak memiliki pilihan lain. Selama karyawan bekerja, perusahaan wajib memberikan gaji kepadanya. Selain itu, ada banyak juga perusahaan yang memberikan berbagai insentif maupun benefit lainnya kepada karyawan. Oleh karena itu, jika karyawan tidak dapat bekerja sesuai dengan kompetensi yang diharapkan, maka hal ini akan berdampak negatif bagi perusahaan.
Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan merekrut karyawan yang memang memiliki kompetensi dan keahlian yang dibutuhkan oleh perusahaan. Hal ini dapat dilakukan jika pihak perusahaan mengetahui kunci utama dalam proses rekrutmen.
Kunci utama yang dimaksud adalah Job Analysis. Job analysis adalah sebuah prosedur dalam menentukan tugas-tugas dari sebuah posisi dalam suatu pekerjaan beserta kompetensi dan keahlian yang dibutuhkan dalam pekerjaan tersebut (Dessler, 2013).
Fungsi atau tujuan utama dilakukannya job analysis ini adalah untuk kebutuhan rekrutmen karyawan. Hal ini dikarenakan, job analysis dapat menjadi acuan dalam merekrut karyawan. Karyawan yang direkrut dengan job analysis adalah karyawan yang telah memiliki kualifikasi yang sesuai dengan suatu pekerjaan. Selain itu, job analysis juga dapat membantu dalam berbagai proses manajemen sumber daya manusia seperti proses training atau pelatihan, performance appraisal, dan lain sebagainya (Dessler, 2013).
Umumya, job analysis ini dilakukan dengan cara mencari informasi mengenai job description (jobdesc) yaitu tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh orang yang berada di posisi pekerjaan tertentu dan job specification yaitu kompetensi dan keahlian tertentu yang dibutuhkan oleh pekerjaan tersebut. Untuk lebih rincinya, berikut informasi-informasi yang harus digali untuk menyusun job analysis:
1. Work Activitiesatau tugas-tugas apa saja yang harus dilakukan oleh pegawai yang bekerja dalam posisi tertentu.
2. Human Behaviorsatau informasi mengenai behavior apa saja yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan. Bisa juga disebut sebagai skill atau kemampuan khusus. Misalnya, kemampuan dalam berkomunikasi.
3. Informasi mengenai mesin, alat, maupun perlengkapan apa saja yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut.
4. Performance standard, atau standar-standar yang harus dicapai oleh karyawan yang bekerja dalam posisi tersebut.
5. Human requirements, atau informasi mengenai kualifikasi yang harus dimiliki oleh karyawan yang bekerja dalam posisi itu. Misalnya seperti riwayat pendidikan yang seperti apa, lulusan jurusan apa, pengalaman dalam bekerja, dan lain sebagainya (Dessler, 2013).
Job analysis ini dapat dilakukan dengan banyak cara, misalnya dengan cara mewawancarai pegawai yang sebelumnya pernah beradadi posisi pekerjaan tersebut atau mewawancarai user atau orang yang membutuhkan karyawan. Mewawancarai user ini penting untuk mengetahui karyawan seperti apa yang memang dibutuhkan dan dicari. Selain itu, job analysis juga dapat dilakukan melalui proses observasi. Artinyakamu dapat mengetahui jobdesc dan job specification dari hasil pengamatan terhadap karyawan yang bekerja di posisi pekerjaan tertentu (Dessler, 2013).