Apa genre favorit kamu di video game? Petualangan? Tembak menembak? Game pesawat terbang? Atau mungkin balapan? Video game memiliki banyak sekali genre permainan yang salah satunya pasti cocok dengan minat kamu. Dan kalau kamu besar dengan video game mulai dari era 90-an hingga awal milenium sepertinya genre Beat em Up / Belt Scrolling / Side Scrollingpernah kamu lihat, mainkan, atau bahkan sukai dulu.
Genre ini memiliki karakteristik platforming ala Super Mario Bros di mana karakternya terus berjalan ke arah kanan layar hingga mencapai titik finishatau tujuan. Berbeda dengan game platforming, Beat em Up / Belt Scrolling tidak menyingkirkan musuh dengan menginjak kepalanya seperti yang Mario lakukan di game-game Super Mario. Karakter di game genre Beat em Up menggebukin musuh dengan pukulan, tendangan, bantingan dan jurus-jurus bela diri keren lain sehingga berkesan lebih seru.
Ada banyak banget game genre Beat em Up selama masa jayanya (era 90-an hingga awal 2000-an). Beberapa jadi legenda namun tidak sedikit yang cuma numpang lewat di industri video game. Final Fight (1989) dari Capcom termasuk judul paling terkenal dari genre ini dan merajai arcade center dimana-mana. Gameplay sederhana (pukul, lompat, banting, special move) tapi seru saat dimainkan menjadikan Final Fight game laris. Entah berapa banyak koin yang pernah saya habiskan di game itu dulu banget.
Sampai kemudian saya dapat kesempatan memiliki Sega Mega Drive. Konsol game rumahan perusahaan game Sega Japan itu punya game Beat em Up berjudul Bare Knuckle (1991).
(Sumber gambar: MegaDrive.Me)
Mengalami perubahan judul untuk pasar luar Jepang menjadi Streets of Rage, game ini memiliki formula mirip Final Fight. Namun ada yang menjadikan mereka lebih keren ketimbang Final Fight menurut saya. Yaitu background music / OST yang jauh lebih seru dan adanya tombol spesial Call a Friendyangberfungsi menyelamatkanmu dalam situasi terdesak. Banyak pendapat yang menyatakan kalau Streets of Rage mungkin tidak fenomenal tanpa dua faktor tadi. Sehingga game ini mampu bersaing dan jadi top tier di genre Beat em Up yang penuh sesak dengan berbagai judul.
Background EDM/Electronic Dance Music yang ada di game Streets of Rage (dan dua sekuelnya) memang keren banget. Diciptakan komposer video game jenius Yuzo Koshiro, musik latar belakang game-game Streets of Rage menjadikan game itu terasa sebagai sebuah perjalanan seru dan menyenangkan. Kisah latar belakang game ini adalah sekelompok mantan polisi resah akan kejahatan terorganisir di kota mereka dan melakukan tindakan sendiri untuk mengatasinya.
Fun Fact: Game perdana Streets of Rage diluncurkan sekitar dua tahun setelah Golden Axe (1989) dan sedikit banyak terlihat pengaruhnya, terutama di bagian penggunaan 'Magic'.
Di Golden Axe ada Magic di mana karakter di game bisa mengeluarkan Magic untuk menghajar musuh-musuh di layar. Di Bare Knuckle / Streets of Rage, Magic-nya berupa mobil polisi yang menembakkan Bazooka atau Gatling Gun ke musuh-musuh yang ada di layar. Keduanya menimbulkan efek keren di dalam game masing-masing.
Bare Knuckle, alias Streets of Rage di Sega Mega Drive laris manis dan di-port ke berbagai konsol lain, bahkan ada ke PlayStation 3 juga. Total ada tiga game,game kedua rilis tahun 1992 dan game ketiga pada 1994.
Streets of Rage 2 (Sumber gambar: YouTube)
Secara umum semua sukses besar, kecuali game ketiga yang dianggap tidak terlalu memuaskan terutama di bagian musik latar belakang. Musiknya memang masih ditangani Yuzo Koshiro namun terasa kurang nendang jika dibandingkan Streets of Rage 2.
Ini opini universal yang menunjukkan kalau banyak yang tidak puas dengan Streets of Rage 3 gara-gara musiknya. Belum lagi beberapa perubahan dilakukan untuk versi di luar Jepang berupa sensor (mulai dari pakaian hingga karakter musuh) menjadikan seri ketiga itu kurang disambut hangat fans.
(Sumber gambar: YouTube)
Lama mati suri sejak Streets of Rage 3, kini game Beat em Up ini bakal keluar seri keempatnya akhir bulan April 2020. Perubahan-perubahan yang ada diharapkan akan menjadikan seri ini kembali ke jajaran game top. Seperti misalnya kemampuan online gaming (kamu dan teman bisa bermain bersama dari rumah masing-masing).
Grafis juga mengikuti zaman modern dengan tampilan halus / tidak pixelated seperti dulu (walau pilihan pixelated diberikan juga). Dan game ini akan mendukung empat pemain sekaligus di mode offline. Dulu hanya dua pemain yang dapat bermain bersamaan. Sekarang jumlahnya jadi dua kali lipat. Jadi bakal lebih seru.
(Sumber gambar: Polygon)
Secara umum genre Beat em Up / Side Scrolling / Belt Scrolling tidak lagi menarik untuk developer, dan mungkin tidak lagi menarik untuk dimainkan gamers modern yang sudah terbiasa grafis polygonal dan gameplay tiga dimensi. Sehingga sebenarnya Streets of Rage 4 bisa dibilang sebuah perjudian para kreatornya karena yang pasti menyelamatkan game ini cuma faktor nostalgia saja. Sementara game-nya sendiri akan menghadapi tantangan berat di pasar yang tidak lagi antusias dengan genre seperti ini.
Tapi mudah-mudahan saja Streets of Rage 4 laris seperti harapan. Jika tidak maka mungkin IP ini harus terlelap kembali puluhan tahun seperti sebelumnya.