Gudeg memang identik dengan Kota Yogyakarta. Namun selain di Yogyakarta, ada dua kota di Jawa Tengah yang juga mempunyai sajian berupa gudeg. Kedua kota itu adalah Solo dan Semarang.
Meski begitu, jangan dikira ketiga gudeg dari ketiga kota tersebut sama. Ternyata ada 5 perbedaan antara gudeg Yogyakarta, gudeg Solo, dan gudeg Semarang. Yuk kenali perbedaannya.
1. Tampilan warna.
Foto: resep dan masakan
Dari tampilannya, gudeg Yogya warnanya lebih cokelat pekat dibanding dengan gudeg Solo dan gudeg asal Semarang. Warna gudeg Solo dan Semarang tak secokelat gudeg asli Jogja. Warna coklat yang pekat pada gudeg Yogya karena menambahkan lebih banyak gula jawa.
2. Rasa.
Foto: Dapur kita
Penggunaan gula jawa pada gudeg Yogyakarta selain untuk menambah warna cokelat yang pekat, juga memengaruhi rasanya sehingga lebih dominan manis. Tapi tenang, biar tidak eneg dengan rasa manis, ada sambal krecek pedas yang membantumu untuk menetralkan rasa.
Gudeg Solo rasanya gurih. Warna coklat gudeg Solo hanya berasal dari rebusan daun jati dan sedikit gula jawa, karena itu gudeg ini sangat cocok untuk yang kurang suka dengan rasa manis.
Untuk gudeg Semarang, rasanya justru lebih dominan pedas, karena juga dilengkapi dengan sambel uleg. Tapi sebagian juga ada yang sudah membuat sambal kreceknya super pedas, jadi tidak perlu sambal lagi. Kalau mau lebih pedas, cukup minta kuah sambal krecek yang lebih banyak.
3. Tekstur.
Foto: Seputar Semarang
Gudeg Yogyakarta teksturnya kering. Tanpa kuah karena dimasak benar-benar sampai asat kuahnya. Berbeda dengan gudeg Solo yang masih menyisakan sedikit kuah, atau nyemek. Sementara itu, gudeg Semarang justru disajikan dengan kuah opor kental yang akan terlihat begitu menggumpal di atas nasi.
4. Komposisi racikan.
Foto: Jatik.com
Komposisi gudeg dari ketiga kota tersebut tidak jauh berbeda. Terdiri dari gudeg nangka, sambal krecek, telur pindang, dan ayam. Yang membedakan, gudeg Semarang juga dilengkapi dengan ekstra koyor sapi yang lembut, kenyal, dan empuk. Selain itu, terkadang beberapa penjual juga menyajikan dengan sayuran lain seperti buncis dan kentang.
5. Penyajian dan pengemasan.
Foto: Gudeg Tugu
Penyajian gudeg ini memang unik, kalau makan di tempat maka akan disajikan di atas daun pisang, atau piring yang sudah diberi alas daun pisang. Kalau dibawa pulang, gudeg akan dikemas dalam besek.
Yang paling unik adalah karena keraton masih aktif di Yogyakarta dan Solo, banyak juga yang menawarkan pengemasan dengan kendil. Ini merupakan salah satu cara keraton dalam menyajikan hidangan. Sangat menarik jika dijadikan oleh-oleh.