Masih ingat dengan kasus seorang lelaki yang dikeluarkan oleh salah satu maskapai penerbangan Amerika walaupun ia telah membeli tiket?
foto: express.co.uk
Kejadian bermula di bulan April 2018 saat seluruh kursi di penerbangan United Airlines 3411 dari Chicago menuju Louisville, Kentucky penuh oleh penumpang. Karena 4 orang staff diharuskan untuk turut serta dalam penerbangan, United Airlines meminta kesediaan penumpang untuk menyerahkan kursi mereka secara sukarela. Mereka yang bersedia akan diberikan sejumlah uang ganti rugi dan tiket pesawat untuk penerbangan hari berikutnya.
Tidak ada seorang penumpang pun yang sukarela menyerahkan kursinya sehingga dengan terpaksa, United Airlines menunjuk 4 penumpang untuk turun. 3 dari 4 orang terpilih menyetujui untuk turun, tapi 1 orang tidak.
David Dao yang berumur 69 tahun menolak untuk menyerahkan kursi yang sudah dibayarnya, beralasan kalau ia adalah seorang dokter dan akan menemui sejumlah pasien. Ia dikeluarkan dari pesawat secara paksa dan dengan wajah berlumuran darah, Dr. Dao ditinggalkan di bandara Chicago.
@United overbook #flight3411 and decided to force random passengers off the plane. Here's how they did it: pic.twitter.com/QfefM8X2cW
Jayse D. Anspach (@JayseDavid) April 10, 2017
Video kejadian tersebut diunggah di akun twitter @JayseDavid dan menjadi viral di jagat maya hingga menimbulkan amarah warga seluruh dunia. Berita ini bahkan mencapai telinga warga China dan beberapa menyimpulkan kalau alasan sebenarnya Dr. Dao diturunkan dari maskapai adalah karena ia keturunan Asia.
Kejadian seperti ini ternyata bukan hanya terjadi pada Dr. David Dao.
foto: bbc.co.uk
Dilansir di bbc.co.uk pada bulan April 2017, 2 orang penumpang berkebangsaan Inggris dipaksa turun oleh maskapai penerbangan Easyjet karena alasan tiket terjual melebihi kapasitas atau overbooking. Easyjet menawarkan penerbangan yang sama di 4 hari ke depan, akan tetapi Easyjet luput memberitahukan kalau sebenarnya dalam hukum yang tercantum, mereka diperbolehkan untuk menaiki maskapai penerbangan lain di hari yang sama.
Kejadian kembali terulang di maskapai penerbangan Easyjet di Januari 2019. Dilansir di independent.co.uk, Charlotte Barton yang menaiki penerbangan bernomor 6149 dari Bristol menuju Geneva diminta untuk turun karena alasan serupa, overbooking. Bermula saat seorang pria asing mendatangi Barton dan mengatakan kalau ia menduduki kursinya. Saat dilakukan pengecekan, mereka mendapati kalau tertera di boarding pass mereka nomor kursi yang sama. Di saat Barton sudah kembali duduk tenang karena pria tadi akhirnya diberikan kursi di tempat lain, Barton kembali dipanggil oleh seorang pramugari. Barton diminta untuk membawa semua bagasi bawaannya dan diajak untuk mengobrol, dimana sebenarnya, Barton diturunkan dari maskapai penerbangan tersebut.
Nyatanya, maskapai penerbangan sudah melakukan praktik ini sejak lama.
foto: tico.ca
Dilansir di laman youtube @CNBC International, overbooking dilakukan untuk meningkatkan jumlah penumpang guna menambah pendapatan di pasar yang kompetitif. Belum lagi tingginya biaya tenaga kerja dan harga bahan bakar apabila pesawat tetap harus terbang sesuai jadwal tanpa penuh penumpang di dalamnya.
Berdasarkan hasil studi, ada banyak faktor yang mengakibatkan terjadinya pesawat kosong penumpang yang mengakibatkan diperlukannya overbooking.Pertama, jumlah ketidakhadiran akan semakin tinggi di connecting flights atau penerbangan yang melakukan pemberhentian di bandara lain sebelum melanjutkan terbang ke bandara tujuan. Apabila terjadi delay atau keterlambatan pada penerbangan pertama, maka penumpang tersebut berkesempatan tinggi untuk melewatkan penerbangan berikutnya.
Kedua, jumlah ketidakhadiran semakin tinggi di pemesanan tiket grup, dimana biasanya jumlah penumpang yang hadir nyatanya lebih sedikit daripada yang diharapkan semula.
Ketiga, jumlah ketidakhadiran semakin tinggi bagi pemilik tiket fleksibel. Walaupun harga yang ditawarkan lebih mahal, tapi tiket fleksibel sangat diminati oleh para pengusaha dimana mereka tidak akan dikenakan biaya tambahan apabila sekiranya mengganti waktu atau tanggal penerbangan dari yang didaftarkan sebelumnya.
Lalu bagaimana cara maskapai penerbangan memilih siapa di antara penumpang terdaftar yang masuk kategori untuk diturunkan dari pesawat apabila terjadi overbooking dan tidak ada seorang pun yang sukarela menyerahkan kursinya?
Seorang ahli mengatakan tingkat untuk terpilih semakin tinggi kalau kamu pergi seorang diri, check-in belakangan, atau membeli tiket di saat terakhir dengan harga yang cukup murah. Sedangkan bagi kamu yang membeli tiket first class, sering bepergian di mana tercatat dalam program maskapai penerbangan, atau pergi bersama keluarga, tingkat kamu untuk terpilih semakin rendah.
Menolak keras apabila sekiranya terpilih sangat tidak mungkin dilakukan karena di saat membeli tiket pesawat, setiap penumpang diminta untuk menyetujui kontrak di mana di dalamnya tertera bahwa maskapai penerbangan berhak untuk menolak penerbangan kepada siapapun.
Berdasarkan peraturan EU, penumpang terpilih yang tidak dapat mengikuti penerbangan di wilayah Uni Eropa berhak untuk mendapatkan kompensasi, dan pilihan yang ditawarkan adalah pertama, pengembalian seluruh dana pembelian tiket dan penerbangan gratis untuk kembali ke kota keberangkatan apabila menaiki penerbangan connecting flights; atau kedua, tetap terbang menuju kota tujuan dengan penerbangan lain. Di wilayah Amerika, kompensasi yang diberikan tergantung dari lamanya durasi waktu dan jenis penerbangan yang dilakukan apakah itu penerbangan lokal atau mancanegara.
Jadi, lebih baik datang lebih pagi dan segera lakukan check-in di awal.