Bisa dibilang, hampir sebagian besar wanita di berbagai belahan dunia ini, pernah mengalami pelecehan verbal. Banyak lelaki yang menganggap jika panggilan siulan atau menggoda perempuan tak dikenal sambil tertawa-tawa di jalan adalah bentuk keisengan atau candaan saja.
Padahal, apa yang mereka lakukan itu sebetulnya sudah termasuk pelecehan dalam bentuk verbal yang biasa disebut dengan istilah catcalling atau pelakunya adalah catcallers. Bagi perempuan yang mengalami, tentu saja hal itu akan menimbulkan ketidaknyamanan, perasaan takut, bahkan malu.
Tapi, hal berbeda justru dilakukan oleh seorang perempuan bernama Noa Jansma (20), mahasiswi desain di Eindhoven, Belanda. Seperti halnya, banyak perempuan, apalagi berpenampilan menarik, ia sangat sering diteriaki oleh para lelaki catcallers saat berjalan di tempat umum. Bila banyak perempuan yang bersikap cuek dan jalan terus, Noa justru melakukan hal sebaliknya, ia mendatangi para pria itu, lalu meminta berfoto selfie.
Sebagai bentuk dukungan moril terhadap banyak perempuan yang punya pengalaman sama, ia bahkan membuat akun khusus Instagram @dearcatcallers yang memuat foto-foto selfie-nya di mana menjadi viral dan banyak mendapat respon positif dari warga net.
Awalnya saya berpikir agar para catcallers itu mengerti motif saya, ketika berfoto selfie. Tapi sering kali mereka merasa bahagia karena berpikir bahwa mereka benar-benar memuji saya. Mereka tak peduli perasaan saya, Bahkan mereka tak menyadari jika wajah saya terlihat tak senang,katanya kepada Buzzfeed.
Ya, hampir dalam setiap foto selfie-nya bersama sejumlah pria catcallers, Noa selalu menampilkan wajah datar dengan tatapan kosong tanpa senyuman sedikit pun. Dalam setiap foto di Instagram pun, ia kerap membubuhi caption sesuai teriakan para catcallers, seperti Hey sexy girl, where are you going alone? atau sexy, wanna come in my car?
Namun, Noa juga mengakui, jika dirinya kerap merasa takut dan terancam. Tentu saja, keselamatan saya lebih penting dibanding proyek ini. Makanya, saya tidak akan berfoto selfie, saat malam hari atau di jalanan sepi,katanya.
Proyek ini juga membiasakan saya untuk menghadapi para catcallers. Mereka memasuki area privasi saya, maka saya datang pada mereka. Intinya saya ingin tunjukkan pada dunia, jika pelecehan macam ini memang sering kali terjadi di mana pun, ujarnya menambahkan.
Dalam akun Instagram @dearcatallers, sosok perempuan yang tampil di sana bukan lagi subyek, tapi para catcallers-lah yang menjadi subyek. Meski demikian, memang jarang ada wanita mau melakukannya, karena cenderung berisiko.