Dolar Amerika Serikat (US Dollar) adalah mata uang yang paling banyak digunakan di dunia. Menurut Dana Moneter Internasional, 62% dari cadangan keuangan planet ini disimpan dalam dolar AS. Sebanyak 31 negara telah mengadopsi dolar sebagai mata uang resmi negaranya. Tidak hanya itu, lebih dari 66 negara mematok nilai mata uang mereka terhadap dolar, termasuk Korea Utara, Siberia, dan stasiun penelitian di Kutub Utara.
Tapi tahukah kamu, di tengah kepopulerannya dolar justru tidak berlaku di tanah kelahirannya, lho. Jchymov, kota kecil di pegunungan dekat perbatasan Ceko dan Jerman merupakan tempat dolar berasal 500 tahun lalu pada Januari 1520. Jchymov lebih dikenal dunia dengan bangunan-bangunan Gothic dan Renaissance dari abad ke-16. Tidak banyak yang tahu bahwa dolar berasal dari kota kecil ini, termasuk penduduk lokal di sana.
Jauh sebelum Jchymov ada, ditemukan pertambangan perak tahun 1516 di belantara pegunungan memisahkan Bohemia dan Saxony. Tempat itu kemudian dikuasai oleh bangsawan lokal, Count Hieronymus Schlick.
Menurut Jaroslav Ochec, sejarawan lokal, pada saat itu Eropa adalah benua yang dipenuhi dengan penguasa lokal yang bersaing untuk mendapatkan kekuasaan. Dengan tidak adanya satuan moneter standar di antara mereka, salah satu cara paling efektif yang dapat dilakukan oleh penguasa untuk menegaskan kendali mereka adalah dengan mencetak mata uang mereka sendiri, dan itulah yang dilakukan Schlick.
PemerintahBohemian secara resmi memberikan Schlick izin untuk mencetak koin peraknya pada tanggal 9 Januari 1520. Koin itu dicetak dengan gambar Joachim di bagian depan, dan singa Bohemia di bagian belakang. Ia menamai mata uangnya "Joachimsthalers" yang kemudian disingkat menjadi thalers. Agar diterima di negara lain, Schlick membuat thaler itu memiliki berat dan diameter yang sama dengan koin Guldengroschen 29.2 g yang digunakan di sebagian besar Eropa tengah.
Seiring dengan penyebaran bangsa Eropa ke Amerika, thalers pun turut dikenal di seluruh dunia. Pada 1533 sekitar 12 juta thalers telah dicetak di sana. Thalers semakin dikenal saat Kekaisaran Romawi memiliih thalers untuk menetapkan ukuran standar dan konten perak mata uang di kerajaannya.
300 tahun kemudian, sejumlah negara-negara di dunia menggunakan thalers sebagai acuan mata uang mereka dan menamainya dengan bahasa mereka sendiri. Di Denmark, Norwegia, dan Swedia, thaler kemudian dikenal sebagai "daler", sementara di Islandia, disebut "dalur". Belanda memiliki leeuwendaler Belanda atau "daler" yang pengucapannya hampir identik dengan "dolar" nama mata uang AS saat ini. Setelah pertama kali tiba di New Amsterdam pada abad ke-17 dengan penjajah Belanda, para daler dengan cepat menyebar ke seluruh Tiga Belas Koloni. Dolar menjadi mata uang resmi Amerika Serikat pada tahun 1792 dan sejak saat itu, dolar terus berjalan di seluruh dunia ke tempat-tempat seperti Australia, Namibia, Singapura, dan Fiji.
Keadaan yang berbeda terjadi di negaranya. Keberadaan thalers atau daler semakin meredup sejak pertambangan perak di sana menghilang dan para penambang mulai menemukan zat hitam pekat misterius, yang menyebabkan penyakit paru-paru akut. Dinamika politik juga turut berperan dalam menghilangnya ketenaran mata uang tersebut.
Beberapa abad terakhir, penduduk Jchymov menggunakan koruna, euro, atau terkadang rubel Rusia sebagai mata uang mereka. Saat ini, nenek moyang dolar tersebut disimpan pada museum Royal Mint House di Kota Jchymov.