Brilio.Net- Pernikahan Yanti dan Firman, sangat meriah di kota Blitar. Jawa Timur pada 1969. Pasangan ini pun mulai melanjutkan hidup, di Malang kota yang dingin. Tapi keduanya sama masih bekerja. Empat bulan setelah pernikahan Yanti hamil, pasangan ini tentu sangat bahagia.
Begitu juga dengan keluarga besar mereka. Dengan penuh perhatian Firman dan Yanti mengikuti perkembangan bayinya. Pemeriksaan dilaksanakan dengan rutin. Apa yang dilaksanakan dengan dokter dilakukan dengan baik.
Pixabay.com
Sembilan bulan lebih seminggu. Akhirnya, Yanti melahirkan bayi perempuan yang cantik dan lucu. Seiring dengan tangisan bayi, saat itu pula dia terdiam. Dokter dan tenaga medis pun panik. Mereka melakukan segala cara, untuk menyelamatkan sang bayi.
Tapi sayangnya sang bayi tak berumur panjang. Dia meninggal dunia. Padahal menurut dokter bayi tersebut sehat sekali, di dalam rahim. Bahkan sesaat sebelum lahir dia masih aktif menendang-nendang perut ibunya.
Yanti dan Firman, pasrah dan sangat terpukul karena kematian putri pertamanya. Keluarga besarnya pula hanya dapat menghibur, juga menerima semua itu takdir dari Tuhan.
Pixabay.com
Delapan bulan berlalu. Yanti hamil untuk yang kedua kalinya. Kali ini Yanti dan Firman sangat berhati-hati, bahkan Yanti pun mengundurkan diri dari perkerjaannya. Agar jadi ibu rumah tangga. Selain ke dokter Yanti dan Friman banyak berdoa pada tuhan. Memohon agar nanti bayinya bisa lahir dengan selamat. Bahkan Firman meminta ibu mertua untuk tinggal bersama. Ini untuk memberikan kekuatan batin untuk istrinya.
Akhirnya saat yang dinantikan pun tiba. Saat kelahiran, dengan harap cemas, disertai doa, yanti melahirkan bayi perempuan. Namun anak. Kedua ini pun meninggal dunia sesaat setelah dilahirkan. Yanti histeris, karena kehilangan anak kedua kalinya. Dibantu saudara, orang tua dan teman-temanya yanti dapat menerima keadaan.
Yanti dan Firman cukup lama melupakan kejadian yang tak masuk akal dan tragis menimpa mereka. Hingga suatu waktu. Terjadilah kehamilan ketiga yang tak mereka harapkan. Keluarga Yanti dan Firman khawatir akan kejadian yang sama terulang kembali yang bisa membuat Yanti dan Firman, frustrasi.
Pixabay.com
Kehamilan ini mungkin mereka tak kehendaki, namun Yanti dan Firman tak ingin menggugurkannya. Yanti melanjutkan kehamilan tanpa mengharapkan apa-apa. Dia dan suaminya hanya pasrah menunggu apa yang akan terjadi. Ketika bayi ketiga lahir yang juga perempuan, meninggal dunia. Mereka tidak lagi bersedih seperti sebelumnya.
Keluarga besarnya menaruh Curiga. Ada apa ini? pikir mereka. Dari segi fisik dan psikis Yanti dan bayinya sangat sehat. Seharusnya sang bayi bisa lahir sempurna, dan dokter yang menanganinya juga bukan dokter sembarangan.
Mereka pun akhirnya berdiskusi dan menganalisa, dari hal yang masuk akal sampai tidak. Setelah berdiskusi panjang lebar akhirnya, diputuskan pendapat yang diputuskan bersama. Apa mungkin roh semua bayi lahir itu sama?. Apakah mereka hanya sekedar numpang lewat, kembali dan kembali lagi?. Atas berdasarkan kecurigaan tersebut, mereka memutuskan sebelum bayi dikuburkan mereka memberi titik hitam di telapak kaki kirinya.
Waktu berjalan dengan cepat, Firman kembali bekerja. Bahkan Yanti juga masuk kerja kembali sejak kematian bayi keduanya, dan tanpa memikirkan apa yang sudah terjadi. Tanpa terasa kehamilan keempat pun terjadi begitu saja. Yanti dan Firman hanya pasrah dan tak mengharapkan apa pun. Sebaliknya keluarga besarnya merasa cemas dan takut.
Saat persalinan tiba, lagi-lagi Yanti melahirkan anak perempuan yang juga tak berumur panjang. Anehnya pada bayi keempat ini, di telapak kaki kirinya terdapat toh (tanda lahir hitam) mirip dengan tanda yang diberikan pada bayi ketiga. Kehebohan pun terjadi mereka pun terkejut sekaligus sudah menduganya.
Heran, jangan-jangan roh bayi ini datang kembali dan kembali lagi. Mereka tak tahu harus berbuat apa hanya bisa berdoa kepada Tuhan. Sampai kehamilan yang tak terduga kembali yang kelima kalinya. Hal yang sama terulang kembali. Bayi perempuan yang terdapat tanda lahir sama di telapak kaki kirinya.
Yanti dan Firman serta keluarga besarnya, bertanya ke sana kemari tentang masalah ini. Lama seiring dengan waktu tak ada yang bisa memecahkan misteri bayi perempuan tersebut. Hingga Yanti hamil kembali.
Namun kali ini ada yang berbeda, yang mereka kandung bukanlah anak perempuan melainkan berjenis kelamin laki-laki. Mereka amat bahagia, karena bayi yang mereka kandung selamat hingga tumbuh dengan sehat.
Sampai mereka mempunyai cucu, kehidupan keluarga mereka pun akhirnya lengkap. Kisah ini diceritakan oleh anak laki-laki dari keluarga Yanti dan Firman, kisah ini mungkin ganjil. Tetapi pasti ada hikmah di baliknya.
Pixabay.com
*Cerita ini, benar-benar terjadi dan pernah didengar langsung oleh penulis. Cerita ini juga, mungkin menyadarkan kita tentang besarnya kuasa ilahi. Agar kita lebih dekat dengan Tuhan.