"Cinta menaklukkan semua" - William Shakspeare
Kamu setuju, kan, dengan salah satu kutipan di atas? Cinta menaklukkan semuanya. Hal ini tidak hanya ada dalam film-film percintaan yang biasa kamu tonton, namun juga dalam kehidupan. Seperti yang dibuktikan oleh sepasang kekasih bernama Mary dan Jake.
Beberapa tahun yang lalu, Mary dan Jake merayakanulang tahunpernikahan mereka yang ke-70. Kisah cinta mereka memang luar biasa. Bukan hanya dari kenyataan bahwa mereka bisa bertahan selama tujuh dekade lebih, tetapi bagaimana perjalanan mereka saat memulai kisah cintanya.
Hal tersebut tidaklah mudah, sebab Mary adalah kulit putih, sedangkan Jake kulit hitam, dan pada waktu itu kebencian terhadap kulit hitam teramat besar.
"Ketika aku bilang kepada ayahku bahwa aku akan menikah dengan Jake, ia bilang 'Jika kamu menikahi pria itu, kamu tidak akan menginjakkan kakimu lagi di rumah ini'," kata Mary saat mengingat masa-masa awal hubungannya dengan Jake.
Dia benar-benar ketakutan bahwa Mary berpikir untuk menikah dengan pria kulit hitam, begitu pun orang-orang di lingkungan Mary.Kisah cinta mereka dimulai pada tahun 1940-an, ketika warna kulit begitu dipermasalahkan dan kulit hitam paling dibenci. Jake berasal dari Trinidad. Saat itu ia yang merupakan bagian dari pasukan Amerika ditugaskan di Burtonwood, Inggris, dekat dengan rumah Mary di Lancashire.
Saat itu mereka berada di perguruan teknis yang sama. Di sana, Mary mendapatkan pelajaran mengetik dan menulis singkat, sedangkan Jake mendapatkan pelatihan dari Angkatan Udara.
"Dia bersama sekelompok teman kulit hitamnya memanggil saya untuk berbicara. Aku awalnya tidak mengetahui bahwa mereka berbicara bahasa Inggris, namun Jake dan saya mengobrol. (Aku ingat) Dia mengutip salah satu quote dari Shakespreare yang begitu saya suka," ungkap Mary saat ia pertama kali bertemu dengan Jake.
Beberapa bulan setelah pertemuan pertama, mereka memutuskan untuk piknik. Sayangnya mereka tertangkap oleh seorang wanita kulit putih yang tengah bersepeda, dan lantas mengadukan Mary kepada ayahnya. Semenjak saat itu Mary dilarang bertemu dengan Jake lagi.
Jake kemudian kembali ke kampung halamannya, namun mereka tidak berhenti untuk bertukar surat. Beberapa tahun kemudian Jake kembali ke Inggris untuk mencari pekerjaan.
"Dia mengajakku untuk menikah, saat itu umurku baru 19 tahun. Ayahku mengusirku dan aku hanya membawa koper kecil bertuliskan namaku. Bahkan tidak ada satu pun keluargaku yang datang di pernikahan kami pada tahun 1948."
"Tahun pertama pernikahan kami di Birmingham terasa seperti neraka. Aku menangis setiap hari dan hampir tidak makan. Tidak ada yang mau berbicara kepada kami. Kami kesulitan mencari tempat tinggal karena tidak ada yang mau menyewakan untuk kulit hitam, kami juga tidak memiliki uang," ungkap Mary.
"Orang-orang akan menunjuk kami saat kami berada di jalan. Kemudian ketika putra saya meninggal ketika baru berusia 8 bulan, itu benar-benar menghancurkan hati saya dan saya berpikir untuk tidak memiliki anak lagi."
Namun perlahan, kehidupan mereka semakin membaik. Mary mendapat pekerjaan sebagai guru yang berakhir menjadi wakil kepala sekolah. Sedangkan Jake yang awalnya bekerja di pabrik, pindah ke Kantor Pos.
Sedikit demi sedikit mereka berhasil berteman dengan tetangga, namun prosesnya sangat sulit.
"Aku selalu bilang kepada temanku sebelum mereka ingin bermain ke rumahku, suamiku adalah pria kulit hitam," semenjak saat itu beberapa temannya tak pernah berbicara dengan Marry lagi.
Ayah Mary meninggal ketika Mary berumur 30 tahun. Meskipun sudah berkali-kali melakukan rekonsiliasi, ayah Mary tetap tidak bisa menerima Jake.
Jake mengungkapkan bahwa dirinya sangat beruntung telah bertemu dan menikahi Mary."Namun yang membuatku sedih adalah ketika kami tidak dapat diterima oleh orang-orang (pada saat itu). Sekarang, aku selalu bilang kepada anak muda, bahwa kamu tidak akan tahu seperti apa rasanya benar-benar dicintai," ungkap Jake.
"Ketika aku tiba di Inggris aku mengalami pelecehan setiap hari. Aku ingat seorang pria menggosokan tangannya di leherku hanya untuk mengetahui apakah kotoran (warna hitam) di leherku bisa hilang atau tidak."
Ia juga mengingat masa-masanya tidak bisa bekerja di kantor karena dianggap sebagai ancaman terhadap beberapa wanita kulit putih.
Beberapa tahun lalu mereka merayakanulang tahun pernikahan yang ke-70. Mereka pun hidup bahagia dan saling mencintai satu sama lain. Seperti kata William Shakspeare, cinta menaklukkan semua.
Bagaimana pendapat kamu?