Banyak cerita menarik tentang Joko Widodo (Jokowi), pria kelahiran Surakarta yang sedang memanggul mandat menjadi Presiden Indonesia. Cerita menarik itu, dari yang lucu hingga mengharukan.
Jokowi lahir dari keluarga sederhana. Bukan keluarga kaya raya. Bahkan, saat kecil, Jokowi sudah merasakan bagaimana pahitnya digusur petugas. Saat itu rumah yang ditinggalinya bersama bapak dan ibunya kena gusur Pemerintah Kota Solo.
Kelak, Jokowi terpilih jadi Walikota Solo. Karier politiknya terus moncer, hingga terpilih jadi Gubernur Jakarta pada pemilihan kepala daerah tahun 2012. Puncaknya dalam Pemilihan Presiden 2014, berpasangan dengan Jusuf Kalla, Jokowi sukses jadi pemenang mengalahkan rivalnya pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa.
Domu D Ambarita Dkk dalam buku 'Jokowi: Spirit Bantaran Kali Anyar (2012)', banyak mengungkapkan masa kecil Jokowi di Surakarta hingga terpilih jadi Walikota Solo. Salah satunya tentang kisah sepeda jengki Jokowi.
Waktu Jokowi masih sekolah di SMP Negeri 1 Solo, punya sepeda jengki. Sepeda jengki inilah yang ia kayuh untuk pergi ke sekolah. Salah satu teman sepermainan Jokowi, Toto Amanto. Perawakan Toto, bahkan wajahnya agak mirip dengan Jokowi.
Toto tinggal tak jauh dari rumah Jokowi, di Kampung Tirtoyoso, Manahan, Solo. Karena bertetangga, ia akrab dengan Jokowi. Apalagi kemudian satu sekolah. Toto adik kelas Jokowi di SMP Negeri 1 Solo.
Toto sering berangkat bareng Jokowi ke sekolah. Jokowi kerap menjemput lalu memboncengnya pergi ke sekolah. Pulangnya juga begitu.
Yang menarik, Toto itu penganut Katolik. Sementara Jokowi seorang muslim yang taat. Tapi Jokowi tak pernah canggung apalagi sampai menjaga jarak dengan temannya yang berbeda keyakinan itu. Bahkan berteman akrab. Ini menunjukkan sejak dari belia, sikap toleransi sudah tertanam kuat dalam diri Jokowi.
Pertemanan itu tak pernah putus. Ketika Jokowi jadi Walikota Solo, ia tetap berkawan karib dengan Toto yang pernah jadi Sekretaris DPRD Solo. Tentang pertemanannya dengan tetangganya yang beragama Katolik, Jokowi mengatakan tak pernah membedakan teman dari agamanya.
"Dia tetangga saya. Dan kita ini hidup di tengah keluarga yang majemuk. Masak mau mboncengi tetangga harus tanya agama, ya nggaklah," kata Jokowi seperti dikutip Domu D Ambarita dalam bukunya.