Longyearbyen adalah sebuah kota pertambangan yang terletak di Pulau Spitsbergen, Kepulauan Svalbard, Norwegia.Kota ini merupakan yang terbesar dan terjauh di bagian utara Norwegia dan berpopulasikan 2144 penduduk (data tahun 2015).
Berlokasi di paling ujung dan berdekatan dengan Alaska, membuat Longyearbyen sebagai kota dengan universitas, menara telepon, gereja, sirkus, spot bowling, kolam renang, stasiun bis, pom bensin, bandar udara, supermarket, bank, kantor pemadam kebakaran, mesin ATM, dealer Toyota, bar, restoran kebab, dan pemukiman paling utara di dunia.
Selain itu, kota ini juga menjadi tujuan rekreasi rutin beruang kutub yang kehabisan makanan. Dikarenakan oleh kunjungan kontinual tersebut, pemerintah setempat pun menerapkan aturan di mana setiap warganya harus membawa senjata api setiap keluar dari rumah. Peraturan yang sangat eksklusif ya.
Pasti tak ada yang mau jadi makanan beruang kan. Begitupula dengan tak ada juga yang ingin melihat, mengalami, atau pun mengurus mereka yang mati karena diserang beruang. Hal itu juga berlaku untuk sebab-sebab lain yang lebih sederhana.
Memang kedengarannya aneh, tapi di Longyearbyen kematian adalah hal yang ilegal. Satu lagi peraturan eksklusif.Hanya ada satu lahan pemakaman kecil di kota Arktika tersebut yang sudah tak lagi dioperasikan sejak 70 tahun silam. Penonaktifan ini sendiri dilakukan langsung oleh pemerintah Norwegia.
Penyebabnya, tanah di Longyearbyen mengalami permafrost, atau pembekuan permanen sepanjang tahun. Sehingga jasad yang ditanam di bawah tanah kota ini tidak akan mengalami proses dekomposisi karena dibekukan oleh temperatur di bawah 0C. Situasi ini dipastikan oleh ilmuwan akan menyebabkan perkembangan bakteri secara masif dan bisa berpotensi menyebarkan virus berbahaya di seluruh kepulauan. Atas alasan inilah pelarangan kematian tersebut diterapkan.
Jadi, jika ada yang ingin mati, maka mereka diharuskan untuk melakukannya di tempat lain.