Sebuah asteroid besar, yang disebut salah satu asteroid paling berbahaya oleh para ilmuwan, diperkirakan berukuran seperti gedung Empire State di kota New York Amerika Serikat.
Ya, batuan ruang angkasa besar ini berpotensi akan mampu mengeluarkan 1.200 megaton energi ketika tabrakan atau 80.000 kali lebih besar dari bom yang dijatuhkan di kota Hiroshima pada Perang Dunia II silam.
Anggota tim pertahanan nasional AS telah menerbitkan sebuah studi yang memperingatkan kemungkinan konsekuensi mengerikan dari asteroid itu jika bertabrakan dengan Planet Bumi.
Para peneliti yang bekerja di Lawrence Livermore National Laboratory berkerjasama dengan tim NASA dalam pesawat ruang angkasa bernama HAMMER (Evervelocity Asteroid Mitigation Mission for Emergency Response vehicle) berusaha untuk mempelajari asteroid tersebut.
Ilmuwan kembali menerangkan, pesawat yang mempunyai berat 8,8 ton dan tinggi 9 meter tersebut biasanya mampu menhalau asteroid yang menuju Bumi sekaligus menghancurkannya menjadi ledakan nuklir.
Namun demikian, tim ilmuwan menganggap HAMMER "tidak akan mampu" dalam menangkis asteroid yang dijuluki Bennu ini lantaran tidak akan dapat memindahkan asteroid besar itu dari jalurnya saat ini.
Untuk diketahui, asteroid itu 1.664 kali lebih berat dari Titanic yang mencapai 79 miliar kilogram dan panjangnya 500 meter serta mempunyai lebar lima kali luasnya dari lapangan sepakbola."Menggunakan pesawat ruang angkasa tunggal HAMMER sebagai pengahalau tentunya tidak akan terbukti ampuh untuk membelokkan objek seperti Bennu, demikian ujar perwakilan ilmuwan, dilansir dari Express.co.uk, baru-baru ini.
Selanjutnya, solusi lain yaitu mengirim beberapa roket di dalam pesawat ruang angkasa HAMMER, namun tingkat keberhasilan misi ini tidak akan mudah, "karena tingkat kegagalan yang besar terkait dengan setiap peluncuran roket tersebut".
Jika asteroid diledakkan dengan bom nuklir, Bumi akan hancur berkeping seperti pecahan batu radioaktif.
Asteroid Benny diperkirakan 1 berbanding 2.700 kemungkinan akan menabrak Bumi pada 25 September 2135 mendatang, demikian menurut pernyataan tim peneliti."Kemungkinan belum menimbulkan dampak sekarang ini, namun konsekuensinya akan sangat mengerikan nantinya, terang Kirsten Howley, seorang fisikawan dari Lawrence Livermore National Laboratory.
"Penelitian ini bertujuan untuk membantu kita mempersingkat waktu respons ketika kita melihat bahaya yang jelas saat ini sehingga kita dapat memiliki lebih banyak pilihan untuk membelokkannya. Tujuan utamanya adalah siap melindungi kehidupan manusia di Bumi," jelas Howley melanjutkan.
Diperlukan waktu minimal 7,4 tahun untuk mencapai Bennu jika diputuskan untuk mengirimkan misi pesawat. "Bertahun-tahun untuk menjangkaunya dalam kecepatan untuk mendarat di dalam lintasannya," ungkap penelitian tersebut.
Kemudian, para ahli memprediksi bahwa jika sebuah asteroid seukuran Bennu akan menabrak Bumi tentunya kehidupan umat manusia akan musnah dalam waktu singkat. Asteroid setidaknya harus memiliki lebar sekira satu kilometer di mana mampu menyebabkan kepunahan massal, demikian pernyataan para ilmuwan menambahkan.
"Dampak tak terduga dari Bennu mungkin 1 berbanding 2.700 hari ini, tapi itu hampir pasti akan berubah menjadi lebih baik atau lebih buruk - saat kita mengumpulkan lebih banyak data tentang orbitnya, tandas Howley.