Hari Sabtu adalah hari di mana seharusnya Jhon, seorang pemuda berpikiran terbuka dan penuh ide, beristirahat dengan tenang dan bermalas-malasan. Namun ia sedang berupaya melawan kemalasan ini dengan mencoba selalu mempelajari hal baru sewaktu akhir pekan datang. Kesempatan itu ternyata datang. Kesempatan yang memang seharusnya dibuat sendiri, namun semesta berkata lain.
Seorang kawan lama, Mba Errina, mengajak teman-temannya di kelas pagi untuk mengikuti acara yang diprakarsai olehnya. Acara ini sengaja dibuat untuk menjadi ajang berkumpul orang-orang yang senang menjelajahi tempat baru, mengabadikan peristiwa, bertukar cerita, dan bertemu dengan orang-orang baru. Kira-kira seperti inilah tujuan yang disajikan oleh acara ini. Dan acara ini bernama #jalanbareng #errinxsuci.
Akhirnya hari yang dinanti tiba juga. Jhon sudah memutuskan untuk pergi dari rumah pada pukul lima subuh. Karena ia sudah mengalkulasi bila ia berangkat jam enam pagi, ia tidak akan sampai tepat waktu. Ia lalu menaiki KRL dari Stasiun Sudimara lanjut sampai Stasiun Tanah Abang. Sementara dari Stasiun Tanah Abang ia mengambil KRL menuju ke Stasiun Bogor. Perjalanan ini memakan waktu sekitar satu setengah jam. Setelah sampai di Stasiun Bogor, para peserta acara ini sudah bertukar informasi bahwa mereka harus berkumpul di depan Dunkin Donuts terlebih dulu.
Jhon akhirnya senang ketika tiba di sana, sebab ia tidak menyangka akan bertemu dengan kawan lama seperti Pak Budi dan Minmin. Tentu saja mereka langsung bertukar kisah juga kabar satu dengan yang lain. Tak lama mba Errina sebagai pemimpin meminta kami, para peserta, agar bergegas keluar dari Stasiun Bogor menuju sebuah tempat yang cukup mengejutkan. Dan lagi-lagi Jhon menemukan sebuah kejutan, di mana ia kembali menemukan teman lama yang sudah menghilang, Zahra. Ia adalah siswa termuda sewaktu kami bersama menimba ilmu di kelas pagi Jakarta. Akhirnya mereka lekas bertukar kisah selagi mereka berjalan bersama-sama. Menyenangkanlah.
Sebenarnya Mba Errina membawa para perserta mengunjungi beberapa tempat yang cukup menarik dan memiliki nilai sejarah. Hanya saja Jhon sudah mengkurasi tempat-tempat itu dan dibagi menjadi tiga tempat yang sesuai dengan kriteria Jhon, yaitu sejarah dan merakyat. Inilah ketiga tempat itu.
1. Gereja Katedral Bogor, Jalan Kapten Muslihat No.22, Bogor.
https://www.instagram.com/p/BupvrwdAfSs/
Gereja Katedral adalah salah satu tempat yang membuat hati Jhon sempat tertegun dan pikirannya sempat melayang membayangkan kedamaian dan toleransi. Yah, Jhon sendiri tidak mengetahui kenapa ia tiba-tiba merasakan perasaan melankoli seperti itu? Apa barang kali memang perasaan itu hadir begitu saja ketika ia mendengar suara kidung agung yang dinyanyikan paduan suara. Intinya, saat itu perasaan Jhon benar-benar merasakan sebuah kedamaian yang hakiki saja. Hingga akhirnya sampai di rumah, Jhon memutuskan untuk mencari sejarah gereja itu dan berniat membagikannya kepada siapapun tanpa memandang agama apapun.
Gereja ini didirikan pada tahun 1986, oleh seseorang yang bernama M.Y. Dominikus Claessens. Semula bangunan gereja ini masih menyatu dengan bangunan lain, tapi karena lama-lama banyak umat yang datang beribadah. Akhirnya pada tahun 1905 dibangunlah sebuah katedral seperti yang dilihat sekarang. Dan dilahan yang sama itu pula, pada tahun 1926, juga didirikan sebuah yayasan yang bernama KJO. Dan tak lupa bahwa fungsi dari yayasan ini adalah untuk menampung kegiatan kepemudaan.
2. Warung Doyong, Jl. Pahlawan, Bogor Selatan, Bogor.
https://www.instagram.com/p/BusM7bcARJZ/
Kini sinar matahari sudah berhasil bersinar sempurna. Hingga akhirnya perlahan-lahan kepala Jhon mulai terasa pusing dan perut mendadak keroncongan. Akhirnya mereka sempat berembuk dan memutuskan agar kita satu tim makan siang di sebuah tempat yang mana Jhon belum tahu juga. Secara Jhon ini adalah tipikal orang yang kurang suka jajan kulineran, tetapi ia sudah berjanji untuk mencoba hal baru. Maka ia pun tetap komitmen dan mengkuti tim #jalanbareng #erinnaxsuci ke sebuah tempat yang awalnya jika dilihat secara visual adalah sebuah warung makan pada umumnya yang memang menjual ayam. Namun entah bagaimana semua penilaian itu berhasil terbalik seratus persen. Sebab sewaktu Jhon menghabiskan satu porsi ayam dan cabai buatan Warung Doyong memang rasanya tidak bohong.
Jhon seketika terdiam bingung. Kenapa rasanya ayam dan cabainya bisa seenak itu? Karena sewaktu potong-potongan ayam itu masuk ke dalam mulut, rasanya memang betulan 'pecah'. Sejujurnya Jhon sendiri tidak bisa menjelaskan secara detil rasa pecahnya seperti apa. Cuma yang Jhon tahu satu hal bila memang bumbu ungkepan ayam tersebut sudah meresap masuk ke potongan daging ayam itu. Ditambah sambal yang disajikan sama warung doyong beneran top markotop. Terakhir, buat temen-temen yang mau mampir ke warung makan ini harus benar-benar menemukan Warung Doyong yang asli. Ini karena sudah banyak warung makan yang memakai nama warung doyong juga. Intinya, letak Warung Doyong berada di perempatan jalan, yang mana di depan warung mereka menjual jus.
3. Jalan Suryakencana, Bogor.
https://www.instagram.com/p/Buu5cB0gpL-/
Untuk kali ini seorang Jhon bisa dibuat terkesan oleh kegiatan wisata kuliner. Kenapa bisa begitu? Karena barang kali jalan Suryakencana ini mempunyai sebuah kisah yang cukup menggugah seorang pemuda pemikir seperti Jhon. Pada intinya Jhon menilai bahwa tempat ini adalah tempat kuliner paling primadona seantero Bogor. Sampai akhirnya ia sudah mengambil keputusan agar membagikan lima jajanan top yang ada di Jalan Suryakencana. Lumpia Basah, Martabak Ncek, Combro dan Misro, Es Pala Aming Bogor, Pepes Daniel Gang Atut. Oh iya, kalo seandainya teman-teman tidak menemukan lokasi makanan ini di mana, jangan khawatir, tinggal tanya sama warga lokal saja.
Acara pun berakhir, para peserta lalu berpamitan dan pulang menggunakan KRL dengan tujuan berbeda. Sampai jumpa pada cerita perjalanan selanjutnya.