Indonesia merupakan negara yang selain punya kekayaan hasil alam, juga dianugerahkan keragaman bahasa daerah. Dilansir dari laman Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayan,Ethnologue tahun 2015mencatatsebanyak 7.102 bahasa dituturkan di seluruh dunia. Sementara itu, di Indonesia tercatat 707 bahasa yang dituturkan sekitar 221 juta penduduk. Itu berarti bahwa kurang lebih sepuluh persen dari jumlah bahasa di dunia ada di Indonesia.
Keragaman bahasa tersebut merupakan salah satu tanda bahwa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang menjadi kebanggaan bangsa. Sayangnya,warga negara Indonesia kurang bisa mempertahankan eksistensi bahasa daerah tersebut. Pada satu sisi, penutur bahasa daerah yang telah renta semakin berkurang dan pada sisi yang lain, banyak anak muda yang lebih senang menggunakan bahasa gaul atau terlalu semangat belajar bahasa asing namun melupakan bahasa daerah. Hal ini menjadi penyebab bahasa daerah berada diambang kepunahan atau bahkan telah punah pada saat ini.
Berdasarkan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa tahun 2016, berikut bahasa-bahasa daerah di Indonesia yang telah terindentifikasi punah atau tidak ada lagi penuturnya.
1. Hukumina (Maluku)
2. Kayeli (Maluku Tengah, Pulau Buru utara dan Teluk Namlea di selatan, provinsi Maluku)
3. Piru (Maluku)
4. Moksela (Maluku)
5. Ternateno (Maluku Utara)
6. Nila (Maluku)
7. Palumata (Maluku)
8. Piru (Maluku)
9. Teun (Maluku)
10. Mapia (Papua)
11. Tandia (Papua)
12. Tobada (Sulawesi)
Bahasa daerah di atas merupakan sebagian kecil bahasa daerah yang 'dahulunya' adalah bahasa daerah yang terancam punah dan sekarang ini ada ratusan bahasa daerah di Indonesia yang rentan, terancam, sangat terancam, atau hampir punah. Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda bersama pemerintah harus mengupayakan pencegahan kepunahan tersebut dengan berbagai cara, seperti bangga menggunakan bahasa daerah untuk berkomunikasi sehari-hari, menyanyikan lagu-lagu dengan bahasa daerah, atau menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu namun tidak melupakan bahasa daerah tercinta. Ingat pesan di bawah ini ya...
(Sumber: indoprogress.com)