Sutopo Purwo Nugroho, Humas BNPB ini selalu banyak memberikan inspirasi awak media untuk selalu totalitas dalam memberikan informasi kepada masyarakat. Pria humanis ini dikabarkan meninggal dunia di Guangzhou, China, Sabtu malam atau Minggu dini hari (7/7/2019). Semasa hidup, sudah menjadi kewajibannya memberikan informasi sedetail mungkin dalam setiap peristiwa nasional mengenai bencana yang meliputi tsunami, gempa, longsor, kebakaran hutan, dan lain sebagainya.
Berikut ini merupakan kenangan akan sosok seorang Sutopo Purwo Nugroho.
1. Profil singkat Sutopo Purwo Nugroho.
Melalui akun Twitter @PRB_BNPB pada dini hari pukul 03.00 WIB memberitahukan kepada khalayak Indonesia tentang kepergian pria peraih Asian Of The Year 2018 ini untuk selamanya. Dia memang sudah lama mengeluhkan sakit yang dideritanya yakni kanker, namun tetap tegar dan bahkan bekerja meskipun dalam keadaan tidak sehat.
Sebelumnya, Sutopo PN sempat mengunggah video ketika dia akan pergi ke luar negeri pada hari Sabtu (15/6/2019).Hari ini saya ke Guangzho untuk berobat dari kanker paru yang telah menyebar di banyak tulang dan organ tubuh lainnya. Kondisinya sangat menyakitkan sekali, katanya dari Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Jakarta.
Dr. Sutopo Purwo Nugroho, M.Si., APU adalah seorang Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat di BNPB. Alumni Universitas Gajah Mada dan Institut Pertanian Bogor ini bekerja di pemerintahan sebelum ia akhirnya ditempatkan di BNPB pada 2010 sebagai Direktur Pengurangan Risiko Bencana.
Ia lahir di kabupaten Boyolali pada 7 Oktober 1969 dan sampai saat ini berusia 49 tahun. Memiliki Istri yang bernama ibu Retno Utami Yulianingsih dan dua orang anak yang bernama Muhammad Ivanka Rizaldy Nugroho, Muhammad Aufa Wikantyasa Nugroho. Sebelum meninggal ia banyak membuat karya dalam sebuah buku yang berjudul BNPB Profile, Disaster Data of Indonesia, dsb.
2. Sosoknyadi mata sahabat dan rekan kerja.
Taufan Maulana, Kepala Bagian Humas BMKG pada wawancaranya yang dikutip dari Suara.com menyampaikan bahwa sosok almarhum adalah sebagai seorang teladan dalam banyak hal, salah satunya pada aspek totalitasnya dalam bekerja.
"Pak Topo totalitas dengan pekerjaannya. Dia memang tekun mendalami sesuatu tidak setengah-setengah," kata Taufan seperti dilansirAntaradi Bukittinggi, Sumatera Barat, Minggu (7/7/2019).
"Pak Topo orang yang banyak membantu. BNPB juga stakeholder BMKG, BMKG urusan hulu BNPB hilir. Pak Topo setiap waktu berkoordinasi intensif kami terus bersinergi dengan BNPB," kata dia.
Taufan mengatakan secara pribadi dan kelembagaan BMKG sangat kehilangan sosok Sutopo.
"Selamat jalan untuk beliau semoga khusnul khotimah," ujarnya.
Taufan mengatakan Sutopo adalah seorang yang pantang menyerah dan mau belajar banyak hal serta memberi energi positif kepada banyak orang. Walaupun sedang sakit parah akan tetapi almarhum terus berjuang sampai takdir Allah menjemputnya.
3. Tugasnya untuk Indonesia.
Bencana demi bencana silih berganti melanda Indonesia. Sepanjang 2018, tak kurang dari 2.564 bencana terjadi di berbagai daerah di Tanah Air. Ribuan bencana itu menyebabkan 3.349 orang meninggal, 1.432 orang hilang, 21.064 orang luka-luka, 10,2 juta orang mengungsi dan terdampak, serta 319.527 unit rumah rusak.
Setiap kali bencana melanda, sosok Sutopo Purwo Nugroho selalu tampil menyampaikan informasi kebencanaan terkini bagi publik di Tanah Air. Pria yang menjabat Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu seakan tak mengenal kata lelah. Ia selalu siap menyampaikan informasi terbaru tentang kebencanaan. Kapan pun, ia selalu melayani dan memberi informasi kepada awak media yang menghubunginya.
4. Sutopo Purwo Nugroho meninggalkan kita untuk selamanya.
Sutopo mengaku mendapat vonis ada kanker di paru-parunya pada 23 Januari 2018 lalu. Tepat saat gempa melanda Banten, Jakarta dan sekitarnya dengan kekuatan 6,4 skala richter. Dokter memprediksi umur Sutopo tak akan bertahan sampai tiga tahun. "Saya nangis dan dokter mengatakan kamu kanker paru-paru stadium 4, (saya tanya) Dok, bisa diobatinggak? (Dokter Jawab),nggakada obatnya, kanker itunggakbisa diobati, ya kamu paling kita kemoterapi, usiamu hanya bertahan 1 sampai 3 tahun, syok saya," kenang Sutopo.
Untuk diketahui, Sutopo Purwo Nugroho dikabarkan meninggal dunia pada Minggu (7/7/2019) di Guangzhou, China pukul 02.00 waktu setempat atau pukul 01.00 WIB. Ia meninggal saat dalam menjalani pengobatan kanker stadium 4 yang diidapnya.
5. Jenazahnya dimakamkan di tempat kelahirannya.
Jenazah Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPBSutopo Purwo Nugrohoakan dipulangkan dari China hari ini. Jenazahnya akan dimakamkan di Boyolali, Jawa Tengah.
"Besok pagi dijadwalkan diterbangkan ke Solo," ujar Doni di rumah duka Perumahan Raflles Hills, Kota Depok, Ahad, 7 Juli 2019.
"Untuk pemakaman, permintaan dari bapak-ibu pak Topo itu dimakamkan di Boyolali. Permintaan Pak Topo sendiri dimakamkan di Pondok Ranggon. Jadi istrinya pak Topo mengikuti keinginan dari orang tua Pak Topo, jadi opsi pertama adalah di Boyolali," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo saat dihubungi, Minggu (7/7/2019).
Sebelumnya diberitakan, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) juga memfasilitasi pemulangan jenazah Sutopo. KJRI di Guangzhou saat ini tengah melakukan proses untuk pemulangan jenazah.
"Mudah-mudahan bisa diproses hari ini ya, lagi diproses oleh KJRI kita di Guangzhou," ujar Juru Bicara Kemlu Teuku Faizasyah saat dihubungi sebelumnya.