Kebiasan menggigit kuku tidak hanya merusak penampilan jari yang membuat kuku menjadi rusak dalam jangka panjang, mengubah bentuk kuku atau membuat area di sekitarnya terluka dan meninggalkan bekas.. Namun juga membawa dampak kesehatan yaitu peningkatan risiko menyebarnya mikroorganisme berbahaya baik ke mulut maupun ke kuku.
Asisten klinik profesor Dermatologi di Mounth Sinai Medical Center New York, Dr. Dana Stern menjelaskan, bakteri pada gigi berlubang misalnya, bisa pindah ke kuku dan jari atau sebaliknya.
Namun, bagi mereka yang sudah terlanjur menjalani kebiasaan tersebut dalam waktu lama, tentu akan sulit untuk berhenti. Meski begitu, sulit bukan berarti tidak mungkin. Dengan motivasi yang tinggi, kebiasaan buruk bisa dihentikan.
Cara-cara yang bisa mengubah kebiasaan gigit kuku, yaitu:
1. Mengecat kuku
Cat kuku memang rasanya pahit dan tidak enak. Stern menjelaskan bahwa cat kuku mengandung komponen yang berasa tidak enak, yakni denatonium benzoat dan sukrosa oktaasetat. Dengan metode mengecat kuku untuk mencegah kebiasaan menggigit kuku membutuhkan konsistensi, tidak hanya sesekali menggunakannya.
2. Lakukanlah gel manicure
Gel manicure mirip seperti pengaplikasian cat kuku yang bertahan lebih lama. Stern mengatakan, bagi pasien yang tidak memiliki luka infeksi aktif dan yang menyukai penampilan kuku, maka melakukan gel manicure bisa menjadi opsi. Gel yang lebih sulit dihapus dan tahan lama. Biaya yang dikeluarkan pun tidaklah murah.
3. Habit reversal
Habit reversal merupakan sebuah perawatan yang ditujukan untuk membantu orang-orang dalam menghilangkan kebiasaan buruknya, salah satunya menggigit kuku. Stern mencatat bahwa habit reversal didukung beberapa bukti ilmiah, misalnya studi pada 2011 menyebutkan bahwa habit reversal efektif untuk mengintervensi kebiasaan gigit kuku dan kebiasaan lainnya. Seperti menggunakan stress ball, fidget cube atau fidget spinner dan rubber band.
4. Lakukan terapi
Biasanya menggigit kuku dilakukan karena bosan atau ada rasa kesenangan. Akan tetapi, jika rasa gelisah atau komponen psikologis lainnya maka orang tersebut perlu menemui psikiater atau terapis untuk mengidentifikasi faktor stres yang dirasakan