Memiliki wajah rupawan, tubuh ideal, harta melimpah, dan karir yang sedang naik daun atau memiliki segalanya yang ada di dunia ini tidak bisa menjamin seseorang itu hidup bahagia karena kedamaian hati dan ketenangan jiwa itu tidak bisa diperoleh dengan semua itu. Gejolak hati dan jiwa dapat memicu terjadinya depresi. Depresi bisa terjadi pada segala usia, namun lebih sering dialami oleh orang dewasa.
Ada beberapa alasan di bawah ini yang dapat memicu seseorang mengalami depresi, antara lain:
1. Mengalami peristiwa traumatis atau tekanan batin.
Beberapa contoh kejadian yang dapat memicu terjadinya depresi antara lain adalah penyiksaan atau pelecehan, kematian orang terdekat, masalah dalam hubungan (pernikahan, persahabatan, keluarga, percintaan, dan rekan kerja), serta kesulitan ekonomi.
2. Memendam emosi.
Sebagian orang mungkin terbiasa untuk memendam emosinya dan tidak mengekspresikannya ke luar. Padahal, terbiasa menyimpan semuanya sendiri dan tidak membagikannya ke orang lain membuat beban pikiran dan mental menjadi bertambah. Memendam emosi setelah dikhianati orang yang dicintai bisa membuat seseorang menjadi depresi. Serta, memendam emosi atas bullyan yang diterima secara verbal maupun fisik.
3. Memiliki penyakit kronis atau serius.
Pikiran dan tubuh kita saling terikat satu sama lain. Pada kebanyakan kasus, stres dan rasa sakit yang berkelanjutan dari suatu penyakit kronis yang dialami dapat menjadi penyebab depresi berat seperti kanker, stroke, atau HIV/AIDS. Selain itu, penyakit tertentu seperti gangguan tiroid, penyakit Addison dan penyakit hati juga dapat memunculkan gejala depresi.
4. Memiliki kepribadian tertentu.
Seseorang dilahirkan dengan kepribadian yang berbeda-beda meskipun tidak dipungkiri kepribadian juga bisa diubah seiring berjalannya waktu dan tergantung lingkungan baru disekitarnya. Kepribadian yang terlalu tertutup dan lebih banyak mengurung diri akan meningkatkan risiko depresi. Peneliti menyebutkan jika tak pernah bersosialisasi dengan orang lain akan membuat kita semakin rentan mengalami stres, mudah tersinggung, kurang bahagia, dan kesepian.
5.Selalu berpikir negatif.
Merasa selalu cemas, khawatir dan pesimis terhadap sesuatu juga bisa meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami depresi. Segera usahakan untuk mengatasi hal ini dengan baik. Buang jauh-jauh pikiran negatif dari hidupmu. Selalu berpikir negatif justru akan membuat hatimu terluka, kecewa, dan pikiranmu kalut serta depresi. Apapun dan bagaimanapun kondisi kamu saat ini, pastikan untuk selalu berpikir positif.
6. Ketergantungan alkohol dan narkoba.
Kecanduan alkohol dan narkoba adalah ketika tubuh menjadi bergantung pada alkohol atau narkoba dan sulit untuk mengendalikan konsumsinya. Banyak orang mengonsumsi minuman beralkohol atau narkoba untuk melarikan diri dari masalah. Padahal, kedua hal tersebut justru dapat memicu atau memperparah depresi.
7. Konsumsi obat tertentu.
Lebih dari sepertiga orang Amerika setidaknya minum obat biasa yang punya potensi efek samping depresi. Berdasarkan studi terbaru, pengguna obat-obat tertentu punya risiko depresi lebih tinggi ketimbang mereka yang tidak minum obat. Beberapa jenis obat bisa meningkatkan risiko seseorang terkena depresi. Sekitar 200 obat umum bisa menyebabkan depresi, di antaranya sepertiobat tidur dan obat untuk hipertensi.
8. Memiliki riwayat gangguan mental lain.
Seseorang yang memiliki gangguan mental lain lebih berisiko mengalami depresi. Contohnya gangguan kecemasan atau gangguan makan.