Sebuah perkampungan yang terletak di Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur ini nampak sama dengan perkampungan ataupun desa lainnya yang pernah kita jumpai. Yang mana terdapat hamparan sawah dan ladang serta aktivitas penduduk lokal yang tak lain adalah bertani maupun berdagang seperti sebuah desa kecil pada umumnya.
Namun di balik itu semua, desa yang satu ini adalah sebuah desa jujukan untuk para penggali ilmu bahasa asing dari seluruh Indonesia dan bahkan ada juga turis atau wisatawan asing yang datang ke desa ini untuk belajar mendalami bahasa Indonesia.
Desa ini terkenal dengan julukan "Kampung Inggris"dan ada juga yang menyebutnya "English Village's" atau juga "Little England". Desa Tulungrejo dan Desa Pelem dijuluki Kampung Inggris bukan tanpa alasan, melainkan karena kedua desa tersebut merupakan tempat pembelajaran bahasa Inggris terbesar yang ada di Indonesia saat ini.
Di Desa Tulungrejo dan Desa Pelem ini banyak berdiri tempat kursus untuk bahasa asing seperti bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa Korea, bahasa Jepang serta beberapa bahasa asing lainnya. Namun tempat kursus bahasa asing yang mendominasi adalah kursus bahasa Inggris.
Yang menarik serta unik di kawasan kampung ini kita disuguhi oleh penduduk lokal yang kesehariannya berbicara dengan bahasa Inggris dan sepertinya hukumnya wajib jika kita berbicara sehari-hari dengan orang lain di sekitaran kampung ini dengan bahasa Inggris. Para pedagang keliling bahkan toko maupun warung-warung makan di sekitaran kawasan ini para penjualnya berbicara sehari-hari juga dalam bahasa inggris.
Awalnya di Desa Tulungrejo hanya terdapat satu lembaga kursus bahasa Inggris, yakni Basic English Course (BEC). BEC ini berdiri tanggal 15 Juni 1977. Didirikan oleh Kalend Osein, lembaga inilah yang menjadi pionir berdirinya Kampung Inggris di Pare, Kediri.
Bermula pada tahun 1976, Kalend Osein merupakan santri asal Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur yang belajar di Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur. Menginjak kelas lima, Kalend Osein meninggalkan bangku sekolah di pondok karena tidak mampu menanggung biaya pendidikan. Bahkan biaya untuk pulang ke kampungnya juga tidak ada. Dalam kondisi sulit itu, seorang temannya memberitahukan adanya seorang ustaz (pengajar) di Pare, Kediri yang menguasai delapan bahasa asing. Ustaz tersebut bernama KH Ahmad Yazid. Kalend Osein pun kemudian berniat berguru dengan harapan minimal dapat menguasai satu atau dua bahasa asing. Dia tinggal dan belajar tanpa mengeluarkan biaya di Pesantren Darul Falah, Desa Pelem, Kecamatan Pare milik Ustaz Yazid pada waktu itu.
Suatu ketika, dua mahasiswa datang untuk belajar Bahasa Inggris kepada Ustaz Yazid untuk persiapan menghadapi ujian negara dua pekan lagi yang akan dilaksanakan di kampusnya, IAIN Sunan Ampel, Surabaya, Jawa Timur. Saat itu Ustaz Yazid sedang pergi ke Majalengka, Jawa Barat. Kedua mahasiswa tersebut diarahkan untuk belajar kepada Kalend Osein oleh istri Ustadz Yazid. Kalend menyanggupi permintaan itu dan mereka akhirnya terlibat proses belajar mengajar di serambi masjid area pesantren. Pembelajarannya cukup singkat namun intensif selama lima hari saja. Sebulan kemudian kedua mahasiswa tersebut kembali dan mengabarkan kepada Kalend Osein bawah mereka telah lulus ujian.
Foto Kalend Osein
Sumber: Wikipedia.org
Keberhasilan dua mahasiswa itu tersebar di kalangan mahasiswa IAIN Sunan Ampel, Surabaya dan mereka tertarik mengikuti jejak seniornya dengan belajar kepada Kalend Osein. Sejak saat itu, pada 15 Juni 1977 Kalend mendirikan lembaga kursus dengan nama Basic English Course (BEC) di Dusun Singgahan, Desa Pelem, Kecamatan Pare, Kediri. Kelas perdana hanya ada enam siswa. Para siswa tersebut tidak hanya belajar Bahasa Inggris namun juga ilmu agama.
Selama sepuluh tahun Kalend Osein mengembangkan lembaga kursusnya. Perlahan BEC mulai dikenal luas dan semakin banyak yang ingin belajar di BEC. Karena tingginya minat masyarakat mempelajari Bahasa Inggris, kian hari jumlah peserta kursus semakin banyak. Lembaga kursus BEC pun membuka beberapa cabang dengan nama yang berbeda, yakni Happy English Course (HEC 2) dan Effective English Conversation (EECC). Di awal tahun 1990-an, Kalend Osein mendorong para alumni BEC agar membuat lembaga kursus untuk menampung pelajar yang tidak mendapat kuota akibat membludaknya peminat.
Di kampung Inggris Pare ini pada bulan Juli hingga Agustus atau musim liburan sekolah selalu dipenuhi para pelajar yang menggali ilmu bahasa, terutama bahasa Inggris. Mereka berasal dari beberapa kota di Indonesia meski hanya sekadar mengisi masa liburan sekolah mereka untuk belajar bahasa ke Kampung Inggris ini.
Bagi kamu yang mau ke Kampung Inggris meski hanya berlibur maupun ingin mendalami ilmu bahasa asing, di kisaran Kampung Inggris ini banyak terdapat lokasi wisata yang menarik untuk dikunjungi. Berikut deretan daftar lokasi wisata dekat dengan kawasan Kampung Inggris yang murah meriah.
1. Taman Kilisuci.
Tempat wsata yang berdekatan dengan Kampung Inggris Pare yang pertama ada Taman Kilisuci. Taman ini merupakan salah satu taman terbuka hijau. Tempat ini sudah terkenal di kalangan siswa sebagai lokasi untuk melepaskan penat dari rutinitas kursus yang padat. Kamu bisa mendatangi Taman Kili Suci saat pagi atau malam hari, ketika pagi hari kamu akan merasakan kesejukan serta bisa menikmati udara segar sambil mencari menu sarapan yang banyak dijual di sekitaran taman tersebut. Jangan khawatir, harganya dijamin murah kok!
Sementara saat kamu memutuskan untuk ke sana saat malam hari, mata kamu akan disuguhi dengan pemandangan malam dengan pendar lampu yang menyenangkan. Tidak sedikit juga jajanan atau makanan yang dijual ketika malam hari. Nah, disarankan kamu datang ke tempat ini beramai-ramai dengan temanmu. Pasti asyik menghibur diri dengan bercanda di tempat yang asri dengan pepohonan hijaunya.
2. Candi Tegowangi.
Kepulauan Jawa memang kaya dengan peninggalan bersejarah, tak terkecuali candi. Candi Tegowangi juga menjadi salah satu rekomendasi bagi kamu yang ingin menikmati pemandangan indah di sekitar kampung inggris Pare, Kediri. Candi Tegowangi hanya membutuhkan perjalanan sekitar 15 menit dari Kampung Inggris.
Bangunan candi yang memiliki sejarah ini sudah tidak utuh lagi, tapi setidaknya kamu bisa melihat saksi bisu peradaban di masa lalu ya. Selain itu, pepohonan rindang yang ditanam disekitar Candi memberikan kesejukan buat kamu yang lelah belajar seharian. Di lokasi ini juga terdapat rerumputan hijau asri yang biasanya digunakan para siswa untuk bercanda bersama, sungguh mengasyikkan bukan?
Tiket masuk menuju candi yang berada di Desa Tegowangi, Kecamatan Plemahan ini gratis alias kamu hanya perlu membayar dengan sukarela saja. Setidaknya kamu bisa melihat relief indah tentang Dewi Durga, yang menjadi relief paling banyak di candi ini. Selain itu lokasi ini bisa juga menjadi spot foto yang menarik buat kamu.
3. Taman Tamrin.
Walau tidak seluas Taman Kilisuci, namun taman yang berada di Jalan Tamrin Pare ini juga layak untuk menjadi tempat melepas penat karena aktivitas. Taman ini bisa dibilang sebagai alun-alun Kota Pare karena berada di pusat kota. Jarak dari Kampung Inggris ke Taman Tamrin ini relatif dekat, tidak lebih dari 2 kilometer.
Taman Tamrin cocok untuk dijadikan tempat belajar bersama karena memiliki banyak ruang terbuka. Disarankan berkunjung ke taman ini pada sore hingga malam karena lebih teduh. Yang membuat Taman Tamrin nampak istimewa adalah deretan pedagang makanan di sepanjang jalan. Mulai jajanan ringan seperti puthu, terang bulan dan sate bekicot hingga makanan berat seperti soto dan pecel.
Taman Tamrin ini awalnya merupakan satu-satunya ruang terbuka hijau di kawasan Pare. Banyak keluarga yang memanfaatkan tempat ini untuk melepas penat. Namun setelah dibangun Taman Kilisuci, taman ini berangsur-angsur sepi.
4. Pemandian Corah.
Pemandian Corah terletak di Jalan Letjen Sutoyo Pare. Dari Kampung Inggris bisa bersepeda arah Kecamatan Kandangan. Jarak dari Kampung Inggris tidak lebih dari 3 kilometer.
Memang lokasi pemandian dari jalan raya tidak terlihat. Akan lebih mudah menemukan pemandian ini dengan tanda pohon beringin besar di utara jalan. Pohon beringin ini sangat besar dan satu-satunya yang ada di jalan Letjen Sutoyo. Diperkirakan umur pohon telah mencapai ratusan tahun.
Pemandian Corah merupakan pemandian dengan sumber air alam yang terbesar di Kecamatan Pare. Selain pemandian dengan air jernih, di lokasi juga terdapat taman yang cocok untuk melepas lelah. Tempat rekreasi milik Pemkab Kediri ini ramai pada hari libur, terutama libur sekolah.
5. Pemancingan Sribu Asri.
Pemancingan Sribu Asri terletak di kawasan Desa Bendo Kecamatan Pare, atau sekitar 3 kilometer dari Kampung Inggris. Jarak tempuh yang relatif dekat bila berkendara dengan sepeda angin. Disarankan untuk mengambil rute melalui persawahan karena lebih dekat dibanding bila melalui jalan raya.
Di sepanjang perjalanan jalur persawahan bisa ditemui aneka tanaman petani seperti cabai, bawang merah dan perkampungan penduduk pedesaan. Sepanjang jalan menuju Pemancingan Sribu Asri sudah aspal mulus.
Pemancingan Sribu Asri layak dijadikan tempat jujugan untuk melepas penat karena lokasinya benar-benar asri. Berada di lembah tepi Sungai Sarinjing, lokasi ini dipenuhi pepohonan rindang dan kolam pancing penuh ikan seperti lele, bawal, gurami, nila, dan tombro.
Sribu Asri merupakan areal pemancingan yang juga menyajikan makanan dengan lauk aneka ikan air tawar. Bisa juga hasil pancingan diolah dan disajikan langsung di tempat tersebut. Harga makanan dan minuman di Sribu Asri ini relatif sama dengan warung makan di kawasan Kampung Inggris.
6. Candi Surowono.
Candi Surowono terletak di Desa Canggu Kecamatan Badas atau sekitar 3 km arah timur laut dari Kampung Inggris. Candi yang nama sesungguhnya adalah Wishnubhawanapura ini diperkirakan dibangun pada abad ke 14 untuk memuliakan Bhre Wengker, seorang raja dari Kerajaan Wengker yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Dalam Negarakertagama diceritakan bahwa pada tahun 1361 Raja Hayam Wuruk dari Majapahit pernah berkunjung bahkan menginap di Candi Surowono.
Candi Surowono pernah mengalami pemugaran sehingga lingkungannya telah tertata dengan rapi. Akan tetapi, hasilnya masih jauh dari sempurna, mengingat bahwa saat ini hanya bagian kaki candi yang tersisa. Di halaman candi surowono masih banyak bebatuan dan arca yang belum berhasil dikembalikan ketempatnya semula. Batu-batu dan arca tersebut ditata rapi di atas lajur-lajur yang terbuat dari semen untuk menghambat proses kerusakan oleh resapan air.
Tempat ini sangat cocok digunakan sarana rekreasi sekaligus belajar bahasa Inggris bersama kelompok. Tempatnya yang sakral dan sepi kerap menginspirasi munculnya ide-ide yang brilian.Di lokasi dekat dengan bangunan candi sekita 100 meter arah utara juga terdapat kolam renang untuk umum yang bisa kita datangi.
7. Monumen Simpang Lima Gumul.
Jika kamu ingin melakukan refreshing yang sedikit agak jauh dari Kampung Inggris. Simpang Lima Gumul ini adalah destinasi yang lumayan menantang karena jaraknya yang jika kita tempuh dengan bersepeda sekitar 1 jam dari kawasan Kampung Inggris.
Monumen Simpang Lima Gumul atau biasa disingkat SLG ini adalah salah satu bangunan yang menjadi ikon Kabupaten Kediri yang bentuknya menyerupai Arc de Triomphe yang berada di Paris, Perancis. SLG mulai dibangun pada tahun 2003 dan diresmikan pada tahun 2008, yang digagas oleh Bupati Kediri kala itu yakni Sutrisno. Bangunan ini terletak di Desa Tugurejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, tepatnya di pusat pertemuan lima jalan yang menuju ke Gampengrejo, Pagu, Pare, Pesantren dan Plosoklaten, Kediri.
Selain sebagai ikon kota kediri, saat ini SLG juga menjadi sentra (pusat) ekonomi dan perdagangan baru (Central Business District) di Kabupaten Kediri, sehingga diharapkan dapat membuat perekonomian Kediri semakin bertambah maju. Monumen Simpang Lima Gumul berlokasi di kawasan yang strategis dan dilengkapi dengan beragam sarana umum, seperti gedung pertemuan (convention hall), gedung serbaguna (multipupose), Bank daerah, terminal bus antar kota dan MPU (Mobil Penumpang Umum), pasar temporer (buka pada waktu-waktu tertentu) Sabtu-Minggu dan sarana rekreasi seperti wisata air Water Park Gumul Paradise Island.
Selain waterpark, di lokasi SLG ini terdapat lahan hijau yang sejuk dan indah dengan tanaman bunga serta kolam ikan dan burung merpati yang beterbangan yang menambah keasrian taman ini, yang pasti sangat bagus untuk di jadikan spot berfoto ria.
8. Kebun Bunga Carambola.
Spot yang satu ini menjadi salah satu primadona-nya Kampung Inggris Pare saat ini karena tergolong spot baru yang berada di kawasan Kampung Inggris Pare.Lokasi sebenarnya memang bukan berada di tengah-tengah wilayah Kampung Inggris Pare. Untuk bisa sampai ke lokasi ini dan menikmati pemandangan hamparan bunga matahari yang bikin mata seger ini kamu masih harus melakukan perjalanan sedikit ke sebelah timur sekitar 1015 menit dengan menggunakan sepeda, tepatnya ke arah Desa Mulyoasri, Tulungrejo, Pare.
Di areal kebun bunga ini juga terdapat bangunan sebuah cafe, uniknya cafe di sini menyatu dengan alam karena lokasinya dekat dengan tanaman bunga dan suasananya sangat asri. Ada gazebo-gazebo yang bisa kamu gunakan untuk bersantai sembari memesan minuman untuk melepas dahaga. Kalau laper bisa juga sekaligus pesan makanan yang ada di cafe ini. Enak juga buat tempat belajar kalau pas bosen belajar di kelas.
Area kebun bunga matahari ini memang tidak terlalu luas, tapi jangan ditanya bunga mataharinya tetep cakep-cakep banget. Bisa menghasilkan foto yang bakal oke jumlah like-nya. Satu lagi yang penting banget, tidak ada tiket masuk untuk menikmati pemandangan fresh bunga matahari ini. Kamu hanya perlu membayar parkir kendaraan sebesar Rp2000 saja. Sangat menyenangkan hati kita bukan?
Menikmati sendirian boleh tapi jauh lebih seru dan menyenangkan kalau bareng-bareng sama temen. Jika ingin datang ke tempat ini datangnya jangan pas siang-siang banget karena pasti panas. Bisa di jam 10 pagi atau sekalian mendekati sore.
Demikian artikel mengenai Kampung Inggris dan beberapa lokasi wisata yang terdekat. Semoga artikel ini menjadikan rekomendasi bagi kamu yang berencana belajar bahasa asing di Kampung Inggris Pare, Kediri.
Salam My trip My Satisfaction.