Belakangan terakhir, banyak orang cukup dikejutkan dengan salah satu iklan kampanye sebuah merk sabun mandi Dove terkait peluncuran produk varian body wash terbaru.
Bukan karena produknya bermasalah, melainkan dalam iklan tersebut, menampilkan beberapa orang wanita, yang memiliki beraneka warna kulit di mana tampak si wanita berkulit hitam seolah berganti baju dan berubah menjadi wanita berkulit putih. Tak pelak, kampanye itu pun dituding mengandung unsur rasisme oleh warga net di berbagai belahan dunia.
Lantaran banyak menuai kecaman, pihak Dove pun akhirnya menghapus iklan tersebut dari laman Facebooknya, dan mengklarifikasi jika iklan tersebut tidak bermaksud rasis, melainkan berupaya mewakili keragaman kecantikan sejati sesuai dengan spirit brand mereka sejak awal #TheRealBeauty. Sang model berkulit hitam, Lola Ogunyemi pun angkat bicara, saya wanita berkulit hitam dalam iklan Dove, sama sekali tidak merasa sebagai korban.
Di tengah kampanye iklan yang mengangkat isu-isu sosial dan kesetaraan, ternyata masih banyak merk yang entah sengaja atau tidak menggunakan iklan sebagai media propaganda di mana cenderung mendiskreditkan kelompok tertentu. Selain Dove, iklan dari merk-merk ini juga dinilai menyinggung unsur SARA.
1. Intel
Tentu saja, prosesor komputer tidak fotogenik untuk dijadikan latar sebuah poster kampanye iklan, namun yang jadi pertanyaan dalam poster iklan itu, mengapa terlihat ada seorang eksekutif berkulit putih berdiri dengan bangganya di tengah tim atlet yang semuanya berkulit hitam?
Seperti halnya, dalam iklan-iklan berbau rasisme, iklan ini menunjukkan jika tim atlet berkulit hitam tersebut gagal menunjukkan sikap perlawanan. Setelah banyak mendapat kritik, Intel pun akhirnya mengakui jika iklan tersebut adalah sebuah ketidakpekaan budaya hingga akhirnya menarik iklan itu dari publik.
Sayangnya, langkah itu dinilai sudah terlambat, karena The Foundation for Taxpayer & Consumer Rights yang berbasis di Santa Monica, CA, menganggap jika Intel mendukung suara yang menghalangi gugatan perkara atas pelanggaran hak-hak sipil.
2. Sony
Lagi-lagi, sebuah iklan yang menunjukkan superioritas kelompok ras tertentu terhadap ras lainnya. Dalam poster iklan itu, terlihat jelas seorang wanita berkulit putih dengan pongahnya mengangkat dagu seorang wanita Afro Amerika. Banyak orang bereaksi jika iklan ini memberi tontonan keji atas rasisme di mana tujuannya amat terlihat jelas.
Sony Coporation sendiri merilis iklan tersebut tahun 2006 lalu, dan lebih mengejutkan lagi mereka menolak meminta maaf. Menurut pihak Sony, poster itu sengaja didesain untuk menempatkan versi hitam dan putih model PortablePlaystation dan beberapa gambar dari iklan itu sebetulnya mendemontrasikan dominasi wanita si kulit hitam.
3. Popchips
Aktor kenamaan Ashton Kutcher menjadi tokoh sentral dalam iklan makanan ringan kentang, Popchips. Dalam iklan video singkat keripik kentang itu, Kutcher berperan sebagai produser Bollywood, dengan wajah kecoklatan yang menampilkan karakter sebagai seorang bujangan lapuk pencari cinta.
Dalam video yang sama pula, juga menampilkan Kutcher di sisi sebaliknya sebagai penyanyi, sosialita urban terawat, dan generasi hippie modern. Memang banyak orang tak mengetahui iklan tersebut lantaran hanya sehari tayang sebelum akhirnya ditarik dari peredaran.
CEO Popchips adalah yang pertama mengambil keputusan untuk menarik iklan tersebut sebagai respon terhadap kritik publik. Bahkan, Ashton Kutcher pun tak luput dari kritikan lantaran mau mengambil peran dalam iklan yang cenderung mengandung unsur SARA itu. Perwakilan Popchips pun angkat bicara, bahwa iklan tersebut sebenarnya hanya untuk lucu-lucuan, dan tak bermaksud sama sekali mengangkat stereotipe atau menyerang kelompok tertentu.
4. Ralph Lauren
Coba perhatikan baik-baik poster iklan tersebut. Apakah kamu melihat ada kejanggalan? Wajah suku asli Amerika tersebut menggambarkan gaya vintage desainer Ralph Lauren yang terinspirasi rompi syal kerah. Keseluruhan jenis pakaian yang dianggap menyalahi zaman itu bisa ditemukan pada koleksi liburan RL 2014.
Namun, iklan yang dirilis sebelum hari Natal 3 tahun lalu itu, mengundang reaksi para aktivis suku asli Amerika lantaran mengingatkan pada tragedi genosida yang dialami suku asli Amerika oleh pendatang kulit putih. Lantaran tekanan dan kritik publik, pihak perusahaan pun akhirnya menarik iklan dari situs resmi.
Meski demikian, RL sendiri berargumen jika iklan tersebut hanya berupaya menyampaikan makna kekayaan sejarah, dan indahnya warisan budaya suku asli Amerika.
5. Qiaobi
Tahun lalu, publik juga sempat dibuat geram oleh iklan brand deterjen asal Tiongkok Qiaobi. Bahkan, iklan itu disebut-sebut sebagai iklan paling rasis yang pernah terjadi belakangan tahun terakhir. Brand yang berslogan Change begins with Qiaobi ini memang jadi pemimpin pasar dengan pasokan stok terbatas. Ketika perusahaan menyadari iklan tersebut banyak menuai kecaman dari banyak orang, mereka pun meminta maaf, namun juga menuding jika pihak media terlalu sensitif dan membesar-besarkan.
Saat dikonfirmasi koran nasionalis China The Global Times, juru bicara perusahaan Mr. Wang mengatakan, jika kritik publik terlalu sensitif dan isu diskriminasi ras sebetulnya tidak pernah muncul selama produksi video iklan tersebut.
Nah, gimana kira-kira menurut kamu?