Kalau mendengar nama Diabetes Melitus atau kencing manis pasti sudah banyak kita dengar, bukan? Penyakit ini sering dikaitkan dengan mereka yang terbiasa dengan pola gaya hidup yang tidak sehat.
Nah, bagaimana dengan Diabetes Insipidus? Hayo, pasti banyak yang mengerenyitkan dahi, deh. Memang, penyakit ini cenderung masih jarang ditemui, sih, dibandingkan Diabetes Melitus.
Nah, biar kamu tidak tertukar, yuk sama-sama kita simak artikel berikut ini, ya!
Apa itu penyakit Diabetes Insipidus?
Meskipun sama-sama bernama depan diabetes, namun Diabetes Mellitus dan Diabetes Insipidus sangatlah berbeda, lho.
Dilansir dari laman Go Dok, Diabetes insipidus disebabkan oleh ketidakseimbangan cairan di dalam tubuh yang disebabkan oleh terganggunya kerja hormon ADH (Antidiuretic Hormone) yang berfungsi untuk mempertahankan cairan tubuh. Artinya, jika hormon ini terganggu, maka tubuh akan meresponnya dengan mengirimkan sinyal haus secara berlebih, walaupun kamu baru saja minum.
Apa penyebabnya?
Seperti disebutkan sebelumnya, penyakit ini disebabkan oleh menurunnya produksi hormon ADH (antidiuretic hormone) yang berfungsi mempertahankan cairan buangan pada tubuh. Hormon ini dihasilkan oleh hipofosis poterior dan gangguan produksinya inilah yang menyebabkan ginjal kehilangan kemampuannya dalam mengatur keseimbangan cairan di dalam tubuh.
Hasilnya, tubuh akan cenderung kehilangan lebih banyak cairan melalui urin, deh. Nah, untuk menanggulangi hal ini, tubuh kamu akan memicu rasa haus agar terus mendapatkan asupan cairan.
Lalu, apa saja gejalanya?
1. Merasa haus yang terus-terusan
Ini merupakan gejala utama yang dirasakan penderita Diabetes Insipidus. Normalnya, seseorang dapat minum sebanyak 8 gelas/ hari karena baik untuk mencegah dehidrasi dan menjaga fungsi setiap organ di dalam tubuh agar dapat bekerja secara optimal.
Nah, jika kamu merasa haus berlebih hingga akhirnya minum dalam jumlah yang terlalu banyak, perlu curiga kalau kamu terkena Diabetes Insipidus.
2. Sering bolak-balik buang air kecil
Selanjutnya, Diabetes Insipidus juga ditandai dengan meningkatnya frekuensi membuang air kecil. Kondisi ini merupakan akibat dari terlalu banyaknya cairan yang dikonsumsi pasien. Bahkan, dalam kasus Diabetes Insipidus parah, pasien dapat mengeluarkan urin sebanyak 20 liter/hari. Padahal, normalnya, seseorang hanya mengeluarkan 1,5-2,5 liter urin/hari, lho.
3. Ngompol
Hii, sudah dewasa masih saja ngompol. Eits, hati-hati kalau bercanda, ya! Ngompol di malam hari merupakan hal sangat mungkin terjadi bagi penderita Diabetes Insipidus.Ini adalah lanjutan dari gejala sebelumnya karena terlalu banyaknya cairan yang dikonsumsi seharian. Nah, jika kamu mengalami hal ini, maka jangan lagi tunda keputusan untuk berkonsultasi ke dokter atau rumah sakit terdekat, ya.
Tidak hanya menyerang orang dewasa, bayi dan anak-anak pun dapat terkena penyakit Diabetes Insipidus padabayidananak-anak. Nah, jika si anak mulai cerewet tanpa sebab yang jelas atau menangis tanpa henti, bisa jadi dia menderita penyakit yang satu ini.
Selain itu, beberapa gejala umum seperti ngompol, mual dan muntah, demam, dan diare juga bisa jadi tanda-tanda si kecil terkena Diabetes Insipidus. Ada baiknya, perlu juga memperhatikan tanda lainnya seperti pertumbuhan yang terhambat dan menurunnya berat badan secara drastis jika tak mau si anak terkena penyakit ini.
Nah, itu dia sedikit penjelasan tentang penyakit Diabetes Insipidus yang sebaiknya kamu pahami. Semoga bermanfaat, ya!