Kamu punya teman atau keluarga yang kalau tidur suka ngiler? Atau malah jangan-jangan kamu juga termasuk suka ngiler kalau pas lagi tidur? Tenang dulu, sebenarnya hal tersebut tersebut wajar kok.
Ngiler merupakan suatu kondisi dimana kita mengeluarkan air liur saat tidur. Dan tentunya kita nggak menyadari ketika tidur, ketika bangun ada bekas yang berbentuk seperti peta buta dan meninggalkan bau.
Dalam hal ini kamu juga harus mengetahui apa penyebabnya. Kalau kamu belum tahu, langsung cuss cek beberapa faktor penyababnya di bawah ini.
1. Mulut kering
Mulut kering menjadi salah satu pemicu air liur berproduksi secara berlebihan dan mengakibatkan ngiler. Kalau kamu suka tidur dalam kondisi mulut terbuka, maka mulut akan lebih cepat kering karena kelembapannya sudah hilang.
2. Posisi tidur
Mengapa posisi tidur telentang jarang ngiler daripada tidur dengan posisi miring? ketika tidur telentang air liur mengendap di bagian belakang tenggorokan dan mengalir ke bawah. Namun karena badan sedang istirahat begitu juga dengan otot-otot wajah, maka air liur yang kamu produksi kelenjar akan terakumulasi di mulut yang kemudian terjadilah tumpahan air liur yang keluar dari mulut karena kamu tidak menelannya.
3. Night terror
Apaan tuh night terror atau teror tidur? Merupakan kondisi yang muncul beberapa jam setelah seseorang tertidur, yang dimana ketika orang tersebut akan terbangun dan mulai menjerit, panik yang disertai keringat. Biasanya hal ini terjadi pada orang dewasa, yang sedang mengalami tekanan emosional, akibat obat penenang, alkohol dan kurang tidur.
4. Tonsillitis
Tonsillitis adalah radang pada kelenjar yang sering disebut amandel yang letaknya berada di bagian belakang tenggorokan. Karena peradangan dan pembengkakan makan bagian ini menjadi sempit sehingga menghalangi drainase (sistem pengaliran) dari akumulasi air liur ke dalam tenggorokan.
5. Gangguan saraf
Gangguang pada saraf bisa menyebabkan ngiler juga lohb saat tidur. Hal ini terjadi karena tidak ada koordiasi yang baik antara otak dan saraf-saraf yang mengatur rahang. Biasanya terjadi pada orang yang menderita stroke, cerebral palsy (gangguan gerak yang mempengaruhi otot, gerakan dan ketrampilan motorik) dan parkinson.