Suku Kajang merupakan salah satu suku tradisional yang terletak di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, tepatnya sekitar 200 km arah timur Kota Makassar. Kajang dibagi dua secara geografis, yaitu Kajang Dalam (Suku Kajang, mereka disebut Tau Kajang) dan Kajang Luar (orang-orang yang berdiam di sekitar Suku Kajang yang relatif modern, mereka disebut Tau Lembang).
Doti sendiri merupakan ilmu sejenis santet yang digunakan untuk menyakiti atau menghilangkan nyawaorang lain. Ritual ini sendiri dilakukan dengan menggunakan media serta benda-benda tertentu dan dilakukan dengan prosesi khusus.Selain itu, praktik Doti juga dapat dilakukan hanya dengan membaca mantra-mantra tertentu.
Bagi masyarakat Sulawesi Selatan, Doti sudah tidak asing lagi di telinga. Kajang menjadi suku yang ditakuti dan disegani karena dikenal dengan ilmu Doti yang sangat hebat. Bagi masyarakat yang dekat dengan daerah Kajang, tentunya sudah sering mendengar mengenai Doti.
Bagi mereka yang terkena Doti akan mengalami cacat permanen pada ingatannya disertai nyeri luar biasa hingga berakibat pada kematian mendadak. Doti tidak hanya bisa menyerang satu orang saja, melainkan bisa menyerangsatu keluarga sekaligus. Bahkan Doti sendiri tidak dapat disembuhkan melalui pengobatan medis.
Hal unik dari Suku Kajang adalah pakaiannya yang serba hitam dan tidak menggunakan alas kaki. Hitam merupakan sebuah warna adat yang kental akan kesakralan dan bila kita memasuki kawasan Ammatoa, pakaian kita harus berwarna hitam. Warna hitam mempunyai makna bagi mayarakat Ammatoa sebagai bentuk persamaan dalam segala hal, termasuk kesamaan dalam kesederhanaan. Warna hitam menunjukkan kekuatan dan kesamaan derajat bagi setiap orang di depan sang pencipta. Kesamaan dalam bentuk wujud lahir, menyikapi keadaan lingkungan, utamanya kelestarian hutan yang harus di jaga keasliannnya sebagai sumber kehidupan.
Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, masyarakat memegang teguh ajaran pasang ri Kajang, yaitu ajaran yang dinilai ampuh untuk melestarikan hutan.Sedangkan bahasa yang digunakan oleh penduduk Suku Kajang adalah Bahasa Makassar yang berdialek Konjo. Masyarakat Kajang sangat menjunjung tinggi semboyan dan pepatah yaitu Kamase-mase atau kesederhanaan.
Jika berkunjung ke Kajang, jangan heran jika tidak ada listrik dan semua rumah di daerah ini hanya terbuat dari kayu dan bambu. Menurut mereka, rumah dari batu bata dilarang karena hanya orang mati yang berada di dalam liang lahat yang diapit oleh tanah. Rumah yang bahan bakunya dari batu bata meskipun pemiliknya masih hidup, namun secara prisip mereka dianggap sudah tiada atau dalam bahasa kasarnya telah mati karena sudah dikelilingi oleh tanah.
Suku unik, alami, sederhana, alam yang masih asri, hutan yang masih terjaga, dan lain-lain, menjadikan Kajang adalah salah satu favorit wisata budaya. Salah satu yang membuat terhambatnya wisata ke sana adalah ketakukan orang luar memasuki Kajang karena mendengarmengenai Doti. Namun sebenarnya Doti tidak sembarangan digunakan dan hanya orang-orang tertentu saja yang pandai melakukan ritual Doti.
Dan masyarakat Kajang juga sangat antusias dengan wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Yang perlu diketahui adalah jika berkunjung ke kawasan adat Kajang Ammatoa haruslah mematuhi peraturan di sana seperti harus menggunakan pakaian berwarna hitam.