Brilio.net - Tak peduli berapa banyak kemajuan dan perkembangan teknologi, dunia ternyata masih menjadi tempat berbahaya bagi perempuan. Diskriminasi, bias gender, aborsi janin, kekerasan dalam rumah tangga dan pemerkosaan menjadi momok perempuan, terutama di negara Asia dan Afrika.
Nah, negara mana saja yang dinilai berbahaya? Berikut 10 negara yang paling nggak aman bagi wanita di dunia, seperti dilansir brilio.net dari Wittyfeed, Jumat (6/5):
1. Afghanistan
BACA JUGA :
22 Meme lucu 'IPA vs IPS' yang bikin kamu terkenang masa-masa SMA
Afghanistan memiliki 87% penduduk perempuan yang mengalami buta huruf. Hal ini terjadi sejak Taliban berkuasa sehingga hak perempuan untuk mendapatkan pendidikan layak kian dibatasi. Gadis-gadis muda dilaporkan dipaksa untuk menikah dini di usia 15-19 tahun. Selain itu, ada sejumlah kasus kekerasan dalam rumah tangga yang dilaporkan pengadilan Afghanistan. Kondisi kesehatan yang buruk juga membuat kehamilan dan kelahiran anak menjadi berbahaya bagi perempuan Afghanistan.
2. Kongo
Diskriminasi berbasis gender dan kekerasan dalam rumah tangga adalah beberapa masalah umum yang dihadapi oleh perempuan di Kongo. Menurut American Journal of Public Health, 1.150 perempuan mengalami pelecehan seksual setiap hari di Kongo.
3. India
BACA JUGA :
13 Meme lucu 'Indonesia vs luar negeri', bikin geleng-geleng kepala!
Pemerkosaan, pernikahan dini dan perdagangan manusia adalah beberapa masalah umum yang dihadapi oleh perempuan di India. Penelitian menunjukkan bahwa ada 50 juta kasus pembunuhan bayi perempuan yang dilaporkan di India selama 30 tahun terakhir.
4. Somalia
Somalia adalah negara Afrika tanpa hukum dan ketertiban. Terlebih bagi para perempuan bakal menjalani hidup yang sengsara. Selain takut diperkosa, kehamilan jadi hal yang paling ditakutkan karena tak ada fasilitas medis, sehingga bayi yang lahir sering berakhir pada kematian. Tercatat 95% dari populasi wanita juga menghadapi mutilasi genital antara usia 4 sampai 11 tahun.
5. Kolombia
The National Institute of Legal Medicine and Forensic Science melaporkan jumlah tertinggi kasus kekerasan berbasis gender terjadi di Kolombia pada tahun 2010. Sekitar 41% dari perempuan berusia 15 sampai 49 tahun menjadi korban kekerasan seksual yang dilakukan pasangannya. Untungnya, ada beberapa organisasi yang menyediakan perawatan pasca kekerasan terhadap korban KDRT dan kekerasan seksual. Tapi sayangnya para korban tak menerima perawatan untuk menangani trauma fisik dan mental yang mereka alami.
Ngeri ya? KLIK NEXT untuk melanjutkan.