Brilio.net - Proyek pembangunan jalan Trans Papua kembali memakan korban jiwa. Rencana pembangunan yang telah tercetus sejak era pemerintahan BJ. Habibie baru terealisasikan secara besar-besaran pada tahun 2014 tepatnya saat presiden Joko Widodo resmi terpilih menjadi pemimpin Indonesia. Nantinya, jalan terebut akan menghubungkan antara Papua dengan Papua Barat.
Ide pembangunan jalan Trans Papua memiliki tujuan supaya setiap daerah dapat lebih mudah dijangkau melalui jalur darat oleh semua orang. Tak tanggung-tanggung, panjang jalan yang akan dibangun kurang lebih mencapai 4.300 kilometer. Kabarnya untuk mempercepat pembangunan jalan tersebut, sejak tahun 2015 hingga 2017 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) telah mengeluarkan biaya sekitar Rp 7 triliun.
Sedang gencar-gencarnya dibangun dan ditargetkan rampung tahun 2019, ada kendala besar lainnya yang dianggap mampu menghambat pembangunan jalan. Bahkan memakan banyak korban jiwa. Pada Sabtu (1/12) lalu, sebanyak 31 pekerja pembangunan jalan Trans Papua telah ditembak oleh sekelompok kriminal yang dikenal dengan Kelompok Kriminal Separator Bersenjata (KKSB).
Tidak hanya tahun ini saja, kasus teror terhadap para pekerja jalan Trans Papua pernah terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Di antaranya pernah terjadi pada tahun 2016, 2017, dan tahun 2018. Untuk mengetahui kasus-kasusnya lebih lanjut, langsung saja simak paparannya yang brilio.net rangkum dari beberapa sumber pada Selasa (4/12).
1. Pekerja Trans Papua ditembak oleh tentara OPM.
BACA JUGA :
9 Gaya Presiden Jokowi naik motor trail di Wamena, kerennya tiada dua
foto: Youtube/TNI Papua Channel
Pada tanggal 15 Maret 2016 lalu, tiga pekerja Trans Papua dikabarkan tewas di kawasan Distrik Sinak, Desa Agenggen. Ketiganya tewas di tangan 15 Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (OPM), dengan cara ditembak. Selain membunuh para pekerjanya, tentara OPM juga merusak fasilitas pembangunan seperti excavator dan bulldozer.
2. Dua orang pekerja Trans Papua tewas di kawasan Nduga.
BACA JUGA :
30 Pemandangan alam bawah laut Raja Ampat, indah tak terkalahkan
foto: Youtube/TNI Papua Channel
Selain kejadian pembunuhan yang terjadi pada bulan Maret 2016 lalu. Teror pembunuhan terhadap pekerja pembangunan jalan Trans Papua kembali terjadi pada bulan September 2016. Kali ini menimpa dua pekerja yang bernama Dian Kusuma dan Ade Suhanda.
3. Yovicko Sondak, seorang pekerja excavator tewas ditembak Kelompok Kriminal Separator Bersenjata (KKSB).
foto: Youtube/TNI Papua Channel
Teror pembunuhan terus mengintai para pekerja pembangunan jalan Trans Papua. Pada tanggal 12 Desember 2017 terjadi kasus yang sama dan kembali merenggut korban jiwa. Peristiwa tersebut telrjadi pada salah satu pekerja yang bernama Yovicko Sondak. Pria yang diketahui bekerja sebagai operator excavator itu ditembak oleh sekelompok yang dikenal sebagai Kelompok Kriminal Separator Bersenjata (KKSB).
Motif KKSB melakukan pembunuhan terhadap pekerja Trans Papua adalah untuk menghentikan pembangunan jalan itu, dan menyebarkan sebuah isu bahwa di Papua tidak pernah diperhatikan oleh pemerintah pusat. Adanya isu tersebut, semakin mempermudah mereka untuk melakukan protes kepada pemerintah dan mendirikan negara sendiri (Papua Merdeka).
4. Terbaru, ada 31 pekerja Trans Papua dibunuh oleh Kelompok Kriminal.
foto: Youtube/TNI Papua Channel
Tak berhenti sampai di situ, pembunuhan terus dilakukan hingga tahun 2018. Awal bulan Desember, Kelompok Kriminal Separator Bersenjata (KKSB) kembali melancarkan aksinya dengan menembakan peluru kepada 30 pekerja pembangunan Trans Papua di Kali Yigi dan Kali Aurak.
Mulanya kelompok membunuh sekitar 24 pekerja dan delapan orang lainnya berhasil meloloskan diri di salah satu rumah anggota dewan. Sayangnya kelompok KKSB tetap gencar mencari para pekerja hingga akhirnya tujuh pekerja tewas tertembak, dan satu orang berhasil selamat dari aksi pembunuhan namun belum diketahui kabar atau nasibnya kini.
Reporter: mgg/ Vaulika Rinjani