Brilio.net - Baru-baru ini masyarakat Indonesia digemparkan dengan kasus pembunuhan yang menimpa siswi SMK di Bogor, Jawa Barat, pada Selasa (8/1). Siswi SMK tersebut di tusuk di Jalan Raya, Baranangsiang, Kota Bogor. Siswi SMK malang itu bernama Adriana Yubelia. Kasubag Humas Polresta Bogor Kota Ajun Komisaris Yuni Astuti mengungkapkan, korban ditusuk di bagian dada hingga menyebabkannya meninggal dunia.
"Ditusuk di bagian dada sebelah kiri dengan menggunakan senjata tajam yang mengakibatkan korban meninggal dunia dengan luka tusuk senjata tajam lebar kurang lebih 3 cm dalam luka 22 cm," kata Yuni dalam keterangannya yang dilansir brilio.net dari merdeka.com, Kamis (10/1).
Petugas tak tinggal diam, mereka melakukan penyelidikan kasus pembunuhan keji tersebut hingga beberapa fakta terkuak. Kini Kepolisian telah mengantongi identitas pelaku pembunuhan siswi SMK Baranangsiang. Kepala Polresta Bogor Kota Komisaris Besar Hendri Fiuser menyebut, diduga pelaku berinisial S.
Kecurigaan semakin bertambah, setelah S membuat status di media sosial terkait kasus penangkapan terhadap dirinya. Ia sempat menuliskan di media sosial bahwa ia akan menuntut orang-orang yang telah memfitnahnya.
BACA JUGA :
5 Fakta penusukan siswi SMK Bogor, alami luka sedalam 22 cm
Dugaan sementara polisi terhadap kasus pembunuhan karena dendam dan sakit hati. Polisi sendiri berhasil menangkap S, Rabu (11/1).Saat ini, S masih berstatus saksi.
Kapolresta Bogor Kota Kombes Hendri Fiuser mengatakan, sosok S yang diamankan itu kerap diidentikkan sebagai pelaku penusukan, seperti yang tersebar dalam media sosial. Namun, kata Hendri, polisi belum bisa menyimpulkan apakah pria S tersebut pelaku penusukan siswi SMK.
"Kami mohon masyarakat bersabar, ini masih dalam penyelidikan. Namun, kami berkomitmen untuk mengungkap secepatanya," ucap Hendri di Gedung Kemuning Gading, Kamis (10/1).
BACA JUGA :
7 Fakta penembakan pekerja pembangunan jembatan di Papua, 31 tewas
Jika dilihat, tren pembunuhan dengan motif sakit hati dan dendam mewarnai aksi pembunuhan. Dari data Mabes Polri menyebutkan kasus pembunuhan sepanjang 2018 terdapat 625 kasus. Dari jumlah tersebut, 92 persen atau 574 kasus berhasil diungkap, menariknya hampir 80 persen kasus pembunuhan yang terjadi karena dendam dan sakit hati.
Tingkat kemampuan orang untuk mengontrol diri bisa dikatakan sangat minim jika dilihat dari kasus pembunuhan yang begitu marak. Berikut ini beberapa kisah mengenai kasus pembunuhan yang yang disebabkan atas dasar dendam dan sakit hati sebagaimana brilio.net himpun dari berbagai sumber, Kamis (10/1).
1. Tega membunuh majikannya lantaran tak diizinkan pacaran.
foto: merdeka.com
Pembunuhan sadis ini terjadi di Semarang, Jawa Tengah, pada Maret 2018 silam. Polisi berhasil mengungkap dalang dibalik pembunuhan mama muda tesebut. Pembunuhan itu diotaki oleh mantan pembantu rumah tangga korban yang sakit hati karena dilarang berpacaran dengan teman lelakinya.
Dua terduga pelaku pembunuhan terhadap, mama muda bernama Meta Novita Handayani (38) adalah Ri (L/23), warga Mangkang Wetan, Kecamatan Tugu, Semarang dan YA alias L (P/16), yang tercatat sebagai penduduk Dusun Krajan, Desa Bebengan, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal. Mereka merupakan sepasang kekasih.
Tersangka pria mendapat tantangan dari kekasihnya yang merupakan mantan pembantu rumah tangga korban untuk membalaskan rasa sakit hatinya terhadap majikannya. Mereka pun merencanakan aksi kejahatan dengan membawa pisau dan mendatangi rumah korban.
Saat itu korban tak pernah menyangka bahwa nyawanya sedang terancam, layaknya menerima tamu, ia menuju dapur untuk menyuguhi minuman. Namun tiba-tiba tersangka Ri membekap korban dan menusuk pisau ke perut korban. Seketika korban jatuh tersungkur dan menjerit meminta tolong. Usai memastikan korban sudah tak bernyawa, mereka menyeretnya jenazah ibu tiga anak ke kamar.
Kini pelaku sudah menerima ganjaran atas perbuatannya. Keduanya telah dijebloskan ke penjara dan menerima sanksi hukum yang berlaku.
2. Dendam karena diejek gajah, pelaku membunuh satu keluarga.
foto: newindianexpress.com
Pembunuhan yang terjadi di Tanjung Morawa, Deli Serdang, Sumatera Utara bermotif dendam. Pelaku sakit hati lantaran diejek dengan sebutan gajah oleh korban. Pelaku tidak lain adalah tetangga korban sendiri yang kerap mendapat ejekan. dari kasus tersebut, pelaku menghabisi nyawa satu keluarga, yakni Muhajir (49) dan istrinya, Suniati (50), serta putranya M Solihin (12).
Kasus pembunuhan ini terjadi pada Oktober 2018 lalu. Saat itu polisi telah mengantongi empat orang tersangka, satu diantaranya tewas ditembak karena melawan. Tersangka yang tewas bernama Agus Hariadi yang merupakan otak pembunuhan dan tetangga korban.
Dari kasus tersebut pihak kepolisian menyita barang bukti seperti telepon seluler dan sebuah mobil sewaan ini digunakan untuk membawa dan membuang korban. Pembunuhan sudah direncakan sedemikian rupa, para pelaku mendatangi rumah korban dengan alasan ingin meminjam uang, ketika dipersilahkan masuk ke rumah korban, pelaku bernama Agus Hariadi langsung memukul kepala Muhajir dengan menggunakan batu.
Anggota keluarga lainnya, tangan dan kaki diikat serta mulut dilakban, kemudian pasangan suami istri tersebut dibuang ke sungai dan akhirnya tewas. M Solihin diduga telah tewas saat dibuang. Atas perbuatannya para tersangka dijerat dengan pasal 340 jo Pasal 338 KUHPidana tentang pembunuhan berencana.
3. Polwan tewas karena cinta segitiga.
foto: malindalo.com
Pada tahun 2009 silam, kabar mengenai Bripda Kustini tewas dibunuh membuat geger warganet. Bripda Kustini ditemukan dalam keadaan tak bernyawa di kamar kosnya di Buli, ibukota Halmahera Timur. Ia diduga tewas akibat dibunuh karena pada tubuhnya ditemukan banyak luka tusu benda tajam. Yang pertama kali menemukan jasad Bripda Kustini adalah rekan kerjanya sendiri yang hendak bertamu. Ia mengetuk kamar Kustini namun tak ada jawaban. Ketika membuka pintu, ia melihat Kustini sudah tidak bernyawa dan kondisinya telah berlumuran darah. Padahal satu jam sebelumnya, ia bersama Kustini.
Dari info yang ditemukan, Polisi memeriksa 10 saksi yang sempat bersama korban. Namun Polisi menemukan penyebab tewasnya Bripda Kustini adalah karena cinta segitiga, lantaran orang dekat korban cemburu dan mencurigai korban memiliki pria idaman lain.
4. Pembunuhan di Kali Acai, tak terima keluarganya dipukuli.
foto: nytimes.com
Kasus pembunuhan yang terjadi di Kali Acai pada Oktober 2018 lalu merupakan motif dendam dan sakit hati. Kasus tersebut bermula ketika pelaku tak terima karena salah satu keluarganya dipukuli oleh korban. Berselang beberapa jam, tiga pelaku yang dalam pengaruh minuman keras, mendatangi korban dengan membawa celurit. Pelaku menganiaya korban hingga tewas ditempat kejadian dengan kondisi yang mengenaskan, di mana celurit yang dilayangkan mengenai bagian perut korban.
Korban bernama M. Sauri (45) tahun saat itu benar-benar tidak berdaya. Selain melakukan penganiayaan terhadap korban, polisi mengungkapkan bahwa pelaku juga melakukan penganiayaan terhadap salah seorang saksi yang berusaha melerai aksi tersebut. Akibatnya saksi mengalami luka sabetan pisau.
Ketiga pelaku berhasil ditangkap di kawasan yang berbeda, di mana pelaku S dan S di tangkap di seputaran Bucen II sedangkan pelaku R ditangkap di belakang pasar Youtefa. Kini ketiga pelaku sudah ditahan pihak kepolisian dan diketahui bahwa pelaku masih anak di bawah umur.
5. Gara-gara rebutan es, rela gorok adik kandung sendiri.
foto: merdeka.com
Sebuah kabar yang memilukan, diduga berebut es plastik, Temon Pamuji (17) tega membunuh adik kandungnya sendiri, Slamet Setiyani (10). Remaja ini menghabisi nyawa adiknya yang masih duduk di kelas 4 SD dengan cara menggorok lehernya. Peristiwa keji dan memilukan itu terjadi di Desa Watupayung, Kecamatan Kesesi, Pekalongan, Jawa Tengah, pada tahun 2012 silam.
Pertengkaran keduanya bermula ketika korban pergi ke sebuah warung untuk membeli jajanan gorengan. Sambil menunggu pesanannya matang, ia membeli es plastik. Usai jajan, korban kembali ke rumahnya. Namun selang beberapa lama tampak kakak dan adik bertengkar. Keduanya adu mulut tanpa alasan yang jels, kemudian terdengar teriakan yang cukup kencang dari dalam rumah.
Ibu korban seketika panik dan meminta bantuan warga karena saat itu pintunya dikunci dari dalam. Setelah berupaya keras, akhirnya ia menemui anaknya dalam kondisi tak bernyawa.
6. Tega menggorok ibu dan tante kandung.
foto: thenewsminute.com
Seorang pemuda bernama Syain Kadir alias Iin (30) dikabarkan mengamuk di rumah mantan pacarnya yang sedang mempersiapkan pernikahan, pada Sabtu (17/11/2018) malam, di Murung Baki RT 26 Kelurahan Ampah Kota Kecamatan Dusun Tengah Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah. Ia mengamuk serta membawa parang di tangannya. Seorang saksi mengungkapkan, Iin marah-marah tak jelas.
Ia keluar rumah dan mengejar ibunya sendiri, Bawi (70) dan langsung membacoknya di bagian leher hingga leher sang ibu putus. Tak berhenti di situ, ia kembali mengejar Dina, sang kakak, namun Dina berhasil menghindar dan mengalami luka bacok di bagian dada. Ia pun masuk ke rumah dan membacok tantenya, Hatnah (60) yang sedang terbaring.
Ia tak menggubris siapapun, aksi ini langsung mendapatkan pertolongan dari pihak kepolisian. Polisi terpaksa mengambil tindakan tegas dengan menembak pelaku. Akhirnya pelaku meninggal setelah sempat mendapat perawatan medis.