1. Home
  2. »
  3. Duh!
30 Juni 2017 12:16

Bajaj yang dinaiki diusir pihak hotel, curhatan pria ini bikin nyesek

Pria bernama Jericho ini kecewa karena menurutnya bajaj adalah transportasi khas Jakarta yang seharusnya tidak mendapat diskriminasi. Septika Shidqiyyah

Brilio.net - Sangat disayangkan, sampai saat ini kita masih kerap mendengar banyak kasus perlakuan tak menyenangkan dari pihak hotel terhadap tamunya.

Kejadian tak menyenangkan juga dialami oleh Jericho Prasetyo dan keluarganya baru-baru ini. Ia diperlakukan kasar dan diusir bersama bajaj yang dinaikinya oleh pihak hotel Le Grandeur, Mangga Dua, Jakarta.

BACA JUGA :
Mahasiswi Indonesia ini dipaksa buka jilbab saat di bandara Italia


Rupanya, menurut pihak keamanan hotel, kendaraan khas kota Jakarta itu tak diperbolehkan masuk ke lobby hotel, meski di dalam bajaj ada tamu hotel.

Jengkel dengan perlakuan kasar pihak hotel yang ia tempati, Jericho pun mengutarakan keluh kesahnya di media sosial.

"Sangat disayangkan hotel mewah bintang5 Le Grandeur, Mangga2, Jkt, melarang Bajaj msk di lobby dpn hotel." Keluhnya.

BACA JUGA :
Bukannya belajar, sejoli ini malah berbuat mesum di dalam kelas

Rupanya ia merasa tersinggung karena pihak hotel telah mengusir bajaj yang ia naiki.

"Kami sbg tamu merasa tersinggung & sgt tdk nyaman diperlakuan dg kasar, tanpa ada rasa hormat baik kpd kami sbg tamu maupun kpd Bapak Bajaj yg sdh lanjut usia. Pihak hotel sgt tdk menghargai kami dg cara mengusir dg tdk sopan & sangat kasar."

"Kejadian bermula dari keinginan anak kami untuk naik bajaj, krn di Semarang tdk ada bajaj. Maka kami berinisiatif untuk mencari bajaj untuk anak kami pergi jalan2 keliling sekitar hotel naik bajaj.
Kami memesan Bajaj & langsung kami bayar lunas agar bapak Bajaj senang mengantar kami & anak-anak keliling sekitar hotel."

"Ternyata bapak Bajaj tsb senang dg tips yg kami kasih, maka Bapak Bajaj mengantar kami keliling mangga2. Stlh smp dpn hotel, bpk Bajak tdk berani masuk lobby, kami minta bapak bajaj msk & antar kami smp msk dpn lobby hotel. Karena berencana mau ajak anak-anak berfoto didepan bajaj."

"Tapi siapa sangka, saat didepan lobby justru kami diusir oleh pegawai hotel Le Grandeur. Tanpa basa-basi, tanpa permintaan maaf & penjelasan yg baik pegawai Hotel Le Grandeur tanpa mempedulikan kami sbg tamu hotel. Pegawai tersebut terus menyuruh Bajaj pergi dari lobby. Adapun didpn hotel tidak ada tanda larangan bg Bajaj untuk masuk Lobby Hotel.
Sangat ironis sekali bhw Pemprov DKI melestarikan Bajaj sbg aset daerah & mjd maskot / sbg ciri khas kota jakarta. Namun oleh Hotel Le Grandeur, Jakarta sgt tidak dihormati keberadaannya."

"Padahal dalam Bajaj ada tamu hotel, seharusnya pihak hotel mempertimbangkan kembali peraturannya, karena ini menyangkut budaya seni Jakarta. Anak saya tidak akan minta naik bajaj jika bajaj itu ada di kota Semarang. Namun karena Bajaj adalah seni atau ciri khas kota Jakarta maka kami naik Bajaj bukan karena mau pergi ke suatu tempat, tapi kami naik Bajaj karena ingin merasakan nikmatnya naik kendaraan khas kota Jakarta tersebut."

"Kami dtg ke Jakarta krn tujuan wisata bukan bisnis, shg Jakarta sudah seharusnya memikirkan wisata, termasuk Bajaj sbg sebuah daya tarik wisata selain Ancol, Monas, dll."

Ia pun meminta pihak hotel untuk mempertimbangkan perizinan bajaj agar bisa masuk lobby hotel.

"Perlu dipertimbagan kembali oleh pihak Hotel Le Grandeur melarang Bajaj masuk lobby, karena perijinan Hotel ada dibawah Dinas Pariwisata, sehingga pihak hotel harus tau mana yg berhubungan dg wisata, mana yang sekedar bisnis semata."

"Ini kekecewaan kami thd Hotel Le Grandeur kami angkat agar dpt mjd kritikan bagi Pihak Managemen Hotel Le Grandeur & jd masukan jg bg Pemprov DKI untuk memperlakukan Bajaj bukan sbg kendaraan umum biasa tapi sbg ciri khas kota Jakarta dg tujuan wisata."

"Maka bersama ini sy meluapkan kekesalan sy & kekecewaan dg mengupload Video, yg sebenarnya dibuat untuk mjd dokumen kenangan manis bg anak2 sy pernah naik bajaj di jakarta pd hari Selasa, 27 Juni 2017, tapi mjd video kepahitan kami thd hotel Le Grandeur, jakarta. Dan nyatanya kami tdk jd berfoto depan bajaj gara2 Pihak Hotel yg dg sgt arogan & semena2 mengusir kami yg adl tamu hotel."

"Terima kasih Bapak Bajaj yg telah mengantar kami keliling Mangga Dua, diluar permintaan sy yg cukup mutar depan hotel saja. maaf telah merepotkan bapak ikut dlm keributan kecil, pdhl bapak barusan sholat di Masjid."

"Buat pegawai & pihak managemen Hotel Le Grandeur, anda harus belajar memperlakukan tamu dg baik, tidak arogan & tidak berlaku kasar thd orang lain."

"Ditulis dari kamar 1405. Hotel Le Grandeur, Mangga Dua. Jakarta." Tutupnya.

Sontak saja curahan hati Jericho Prasetyo ini viral di media sosial dan menuai pro kontra. Status yang diunggahnya pada (29/6) ini bahkan sudah dibagikan lebih dari 820 kali.

"tamu kan bayar, toh gaji satpam juga berasal dari tamu. harusnya pelayanannya ya jangan seperti itu satpamnya arogan banget" tutur Saffron.

Ada juga netizen yang mengungkapkan jika tidak ada kebijakan pihak hotel yang melarang bajaj masuk depan lobby.

Sementara ada juga netizen yang mengaku setuju dengan perlakuan pihak hotel yang tidak memperbolehkan bajaj masuk depan lobby hotel.

"Sorry pak, sudah sewajarnya bajaj tidak boleh masuk hotel apalagi yg kelasnya bintang 5.
Bajaj suaranya berisik dan buat saya juga tidak nyaman di telinga. Walaupun anda bayar, namun setiap hotel ada peraturan dimana kenyamanan tamu di utamakan." kata Deddy Chan

Berikut ini curhatan lengkap Jericho yang diunggahnya ke media sosial.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags