Brilio.net - Media sosial tengah dihebohkan dengan cerita pilu seorang wanita yang mengaku datanya disalahgunakan oleh HRD perusahaan tempat dirinya melamar pekerjaan. Kejadian itu disampaikannya melalui akun X @deeewrahmawati.
Awalnya, wanita bernama Dewi Rahmawati melamar pekerjaan di sebuah PT di wilayah Bogor pada Februari 2024. Bukannya digunakan sebagaimana mestinya, datanya justru dicatut untuk membuat akun rekening salah satu bank, hingga terjerat pinjaman online atau pinjol.
BACA JUGA :
Anak kelas 1 SD ini rias teman-temannya untuk acara tari, hasil makeupnya bak MUA professional
Tak tanggung-tanggung, jumlah transaksi pinjol yang mengatasnamakan namanya mencapai Rp10 juta. Dewi pun memperingatkan netizen untuk berhati-hati dalam memberikan data pribadi terhadap orang lain.
BACA JUGA :
Viral jasa unik joki Strava di media sosial, imbas banyak orang fomo pamerkan aktivitas olahraga
"Gais hati hati ya, Data aku disalahgunakan sama HRD tempat aku ngelamar kerja. Dibuatin akun @BNI sampai ada history transaksi pinjol 10 Juta," katanya, dikutip brilio.net pada Senin (8/7).
Menurut pengakuannya, dia baru mengetahui hal ini setelah membuka aplikasi Wondr dan menemukan akun BNI atas namanya. Di dalam aplikasi tersebut, tertera sisa saldo ATM sebesar Rp21.680.
"Ketika masuk ke akun wondr, aku kaget karena ada Satu akun BNI yang nyangkut atas namaku. Sisa uang di ATM tersebut ada 21.680 Rupiah," ungkapnya.
Ketika Dewi menelusuri lebih lanjut, dia menemukan riwayat transaksi transfer dan tarik tunai yang mencurigakan. Transaksi itu dilakukan sejak awal April 2024.
Dewi kemudian menghubungi pihak BNI untuk meminta klarifikasi terkait akun tersebut. Dikatakan oleh teller bank jika pada tanggal 14 Maret ada satu perusahaan yang memasukkan data Dewi untuk dibuatkan ATM.
Dewi pun merasa heran kenapa pihak dari bank BUMN tersebut bisa-bisanya melakukan ACC tanpa sepengetahuan dan tanda tangan dirinya. Namun, pihank bank berdalih jika hal tersebut bisa saja terjadi jika yang mengajukan adalah perusahaan terpecaya.
"Semua bukti saya jelaskan dan teller membantu untuk mencari siapa yang mendaftarkan ATM atas nama saya. Saya sepanjang berkomunikasi sama teller saya bilang " Emang segampang ini buat ATM sampai bisa
@BNI ACC? " dan kata teller "bisa saja kalau perusahaan terpercaya yang meminta"," terangnya.
Situasi semakin rumit ketika Dewi dihubungi oleh HRD dari perusahaan yang pernah dia lamar. HRD tersebut menyatakan bahwa terdapat kesalahpahaman dan mengungkap hal tersebut hanya transaksi biasa, bukan pinjol.
Meskipun demikian, Dewi tetap melaporkan kejadian yang menimpanya ke pihak kepolisian. Dia masih menunggu hasil investigasi lebih lanjut dari bank terkait penyalahgunaan identitasnya.
Tolong akuuuu gais @TMCPoldaMetro @BNI @mazzini_gsp @infoXwor_ https://t.co/ys9teWgaBw
Dewi Rahmawati (@deeewrahmawati) July 5, 2024