Brilio.net - Kejuaraan marathon yang diadakan setiap negara tentunya berbeda-beda. Di Indonesia kompetisi lari jarak jauh ini banyak diadakan di setiap wilayah dengan jarak lari yang juga berbeda.
Biasanya marathon dilakukan saat cuaca bersahabat. Jika cuaca sedang ekstrem dan badai, tentunya sangat berbahaya dan berisiko bagi para peserta lari.
BACA JUGA :
8 Pemandangan penumpang kereta api zaman old ini bikin ngelus dada
Salah satunya yang terjadi di London Marathon 2018 yang diadakan pada Minggu (22/4), 12 peserta marathon justru mengalami hal tak biasa. Beberapa dari mereka tumbang karena tidak kuat berlari lagi.
Dikutip brilio.net dari BBC, Senin (23/4), suhu cuaca panas yang tergolong ekstrem ini mencapai 23, 2 derajat Celcius. Padahal biasanya hanya 22,7 derajat Celcius. Bukan hanya itu, jarak yang ditempuh marathon kali ini pun terlalu jauh sekitar 42 kilometer dan dengan cuaca yang begitu panas.
BACA JUGA :
Kisah ngeri wanita kulitnya rusak usai pakai lotion pemutih
Beberapa dari mereka mengalami dehidrasi hebat sehingga tidak kuat mencapai garis finish yang hanya berjarak sekitar 500 meter lagi. Di antaranya juga terjatuh, merangkak, dan harus dibantu tim medis.
Aksi heroik mereka untuk mendapatkan hadiah senilai Rp 272 juta ini harus pupus karena tak satu pun dari mereka sampai di garis finish dengan fisik kuat. Lebih parahnya lagi, banyak juga peserta yang mengalami kram akibat ketegangan otot saat berlari.
Marathon di London kali ini dinobatkan sebagai marathon pertama kali dengan cuaca yang begitu panas. Dengan 40 ribu peserta lari dan cuaca yang kurang baik, banyak dari peserta malah gagal mencapai finish.