Brilio.net - Kehadiran ojek online tak disangka membawa berkah bagi pengusaha kuliner. Layanan pesan antar makanan membuat berbagai warung, kedai dan restoran kebanjiran pesanan. Meski demikian, penipuan modus orderan fiktif seringkali membayangi para driver saat mengambil orderan makanan.
Tapi ternyata nggak cuma driver yang bisa ditipu, pihak warung makan juga bisa ketipu oleh driver ojek online. Di Kota Malang, seorang pengelola warung makan mengadu jadi korban order fiktif. Ada berkali-kali transaksi pembelian sampai senilai Rp 40 juta padahal warung tutup.
BACA JUGA :
Curhat pilu istri driver ojek online suaminya dapat orderan fiktif
Dilansir brilio.net dari liputan6, Kamis (1/8), pasangan suami istri Riski Riswandi dan Fitri Dwi Astuti, warga Purwantoro, Blimbing, Kota Malang, melaporkan masalah ini ke Polres Malang Kota. Riski berharap polisi bisa mengusut kasus yang merugikan usahanya.
"Ini tadi petugas menyarankan kami lebih dulu mengadukan masalah ini ke Grab selaku penyedia jasa," kata Riski di Polres Malang Kota, Rabu (31/7).
BACA JUGA :
Kisah penumpang dapat driver ojek online bawa balita, bikin haru
foto: liputan6.com
Kejadian bermula saat warung makan Bebek Ciphuk milik mereka hendak direnovasi. Warung ini kemudian ditutup sampai proses renovasi selesai. Fitri pun melaporkan ke layanan ojek online untuk menutup akun warungnya itu. Meski warung sudah tak beroperasi, namun akun di aplikasi belum juga ditutup.
Hingga akhirnya, pada Sabtu sampai Senin kemarin ada surat elektronik yang berisi pemberitahuan laporan total transaksi. Dalam satu hari, nilai transaksi ada yang sebesar Rp 10 juta. Bahkan ada pula yang sampai Rp 15 juta sehari. Bila nilai transaksi ditotal seluruhnya kurang lebih sebesar Rp 40 juta.
"Padahal warung saya kan tutup, tentu saja tidak pernah melayani pembelian apapun," ujar Riski.
Dari rincian laporan tersebut terdapat detil tiap transaksi pembelian dalam satu hari. Anehnya, transaksi selalu sebesar Rp 125 ribu. Antar satu transaksi hanya berselang dalam beberapa detik sampai 15 menit saja. Dari situ, pemilik warung makan nasi bebek ini mulai curiga jadi korban order fiktif.
Saat itu, tiba-tiba ada seorang driver ojek online yang menelepon Riski. Kemudian driver ini memberitahu kalau warungnya banyak dipakai driver lain untuk melayani pesanan pembeli.
"Pengemudi itu mungkin berempati ke saya. Setelah itu segera saya cek ke bekas lokasi warung," ungkap Riski.
foto: liputan6.com
Pada Selasa (30/7), keduanya lantas datang ke lokasi warung lama. Di situ ada kerumunan pengemudi ojek online yang saat diperiksa masing-masing sudah membawa nota pembelian warung nasi bebek miliknya. Para driver tersebut langsung kabur ketika tahu diperiksa si pemilik warung.
"Tentu itu palsu, bukan nota dari kami. Mereka cetak sendiri memanfaatkan layanan aplikasi kasir pintar," ujar Fitri.
Pengelola warung nasi Bebek Ciphuk selaku mitra ada kewajiban membayar 20 -25 persen dari total nilai transaksi itu. Riski dan Fitri enggan membayar tanggungan itu lantaran sama sekali tidak pernah melayani transaksi sebenarnya. Karena itu keduanya lapor ke polisi.