Brilio.net - Kasus diabetes dan gagal ginjal yang terjadi pada anak-anak di Indonesia semakin meningkat. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat, survei yang dilakukan kepada 400 anak usia 12-18 tahun, 20% nya telah mengidap penyakit gagal ginjal.
Kasus gagal ginjal yang dialami anak-anak pun terjadi pada gadis remaja bernama MC, usia 13 tahun di Madiun, Jawa Timur. Sekilas, gadis remaja ini tampak biasa seperti bocah normal pada umumnya yang sedang didampingi oleh kedua orang tuanya. Namun, anak pasangan Melly dan Daud ini kondisinya tidak baik-baik saja.
BACA JUGA :
Viral banyak anak cuci darah di RSCM, ini 10 penyebab gagal ginjal pada usia dini
Ibunda MC, Melly mengatakan, jika anaknya harus rutin menjalani cuci darah sampai sekarang lantaran diagnosis gagal ginjal sejak 2 tahun yang lalu, tepatnya saat masih duduk dibangku kelas 6 SD. Pada awalnya, sang anak mengalami gejala awal sesak nafas dan harus dilarikan ke rumah sakit.
foto: YouTube/Liputan6
BACA JUGA :
Cegah gagal ginjal pada anak, ini 9 nutrisi dan gaya hidup sehat yang perlu diterapkan
"Waktu itu hari Rabu. Dan pulang dari sekolah dia baru merasakan sesak yang luar biasa dan dibawa ke puskesmas. Saya bawa ke klinik masih tetap sesak. Saya bawa ke RSUD Caruban. Waktu itu saya minta foto untuk rontgen ginjal dan lab. Dan dinyatakan ginjal kronis," papar ibunda.
Saat dibawa ke rumah sakit di Caruban daerah rumahnya, terungkap jika sang anak mengalami gagal ginjal kronis. Lantaran rumah sakit tak memadai terkait peralatan medisnya, sang anak pun langsung dirujuk ke rumah sakit di Surabaya, Jawa Timur untuk jalani cuci darah.
foto: vidio.com
"Esok harinya dirujuk ke RSUD Doktor Soetomo dan dipasang CDL di leher dan langsung dilakukan cuci darah," tambahnya lebih lanjut.
Rupanya, gagal ginjal yang dialami oleh remaja 13 tahun ini karena kegemarannya mengkonsumsi mie instan sejak balita. Hal tersebut membuat MC yang tengah duduk di bangku kelas 2 SMP di Madiun harus menjalani cuci darah seminggu dua kali.
"Sering sekali makan mie instan. Sehari itu bisa dua kali, nggak makan nasi," ujar sang ibunda.
Diungkapkan Melly, jika mie instan yang sering dikonsumsi sang anak menjadi pemicu kerusakan pada ginjal sang anak yang belum tumbuh sempurna. Sebab, ditambahkan, jika dokter menyebut ginjal anaknya tidak berkembang sesuai dengan umurnya.
foto: vidio.com
"Dokter nggak bilang soal makanan. Karena pertumbuhan tulangnya terlambat jadi anak ini ginjalnya nggak berkembang, jadi mengecil. Nggak sesuai dengan umurnya. (Mie instan) mendorong ginjalnya jadi bermasalah," paparnya lebih lanjut.
Sementara itu, panjangnya durasi pengobatan yang harus dijalankan sang buah hati, mendorong Melly dan suami untuk tinggal lebih lama di Surabaya. Beruntungnya, ada rumah singgah di Surabaya yang mau menampungnya beserta sang anak dengan cuma-cuma.