Brilio.net - Sosok guru seringkali disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Sebutan tersebut pantas didapatkan oleh guru karena pengabdian dan usaha keras mereka untuk memajukan pendidikan bangsa. Mereka berusaha keras mendidik para murid agar mendapatkan pendidikan yang layak meski pengabdian mereka mungkin tidak diingat oleh semua muridnya.
Untuk itulah, jasa mereka dengan tulus mendidik anak bangsa layaknya para pahlawan. Melihat pengorbanan dan pengabdian yang diberikan oleh guru, sepatutnya mereka mendapatkan imbalan yang sepadan dengan usahanya. Namun, saat ini, masih banyak guru honorer yang tidak mendapatkan imbalan yang layak.
Meski pengabdian yang diberikan tulus dan penuh usaha keras, mereka tidak mendapatkan pendapatan yang layak. Seperti kisah guru honorer berikut ini. Meski telah mengabdi lama, tetapi jasanya tidak dihargai.
Sosok guru ini sudah puluhan tahun bekerja sebagai guru honorer. Namun, hidupnya cukup miris karena imbalan yang didapatkannya tidak sepadan dengan jerih payahnya. Dalam video yang direkam oleh muridnya, sosok guru pria itu tampak ngamen di sebuah pasar yang berlokasi di Palembang, Sumatra Selatan.
BACA JUGA :
Kisah guru honorer bergaji Rp 200 ribu belikan murid kebutuhan sekolah
foto: TikTok/@perawat_peduli_indonesia
"Sedih sekali, 30 tahun menjadi pengajar guru honor ini ketahuan ngamen dengan muridnya lalu divideokan diviralkan," tulis akun @perawat_peduli_indonesia.
Rupanya, video tersebut direkam oleh salah seorang muridnya dulu. Dengan suara merdunya, guru itu bernyanyi tanpa iringan musik. Tampak pemilik toko terlihat menari seiringan dengan nyanyian guru itu.
BACA JUGA :
Curhat pria dulu kerap juara kelas, kini dinyinyiri jadi guru honorer
"Ternyata beliau tidak mengerti bahwa muridnya tersebut sengaja, agar muridnya bisa menyawer," ungkapnya.
Menciptakan banyak karya.
Dalam video yang diunggah selanjutnya, sang guru ternyata sudah pensiun tetapi tidak pernah mendapatkan uang pensiun. Padahal ia sudah menciptakan berbagai lagu daerah.
foto: TikTok/@perawat_peduli_indonesia
"Segudang karya lagu daerah tapi ternyata pengabdiannya 30 tahun hanya tetap menjadi guru honorer tanpa pensiun apapun, kini menjerit ekonominya ketahuan ngamen sama muridnya di pasar," tulisnya.
Dalam keterangannya guru tersebut pernah ditawari kembali untuk mengajar di SMP dengan bayaran Rp 150 ribu per bulan.
"Saya dibayar Rp 150 ribu, tapi sekolah itu sekarang sudah dijual jadi perumahan," ujar sang guru dengan mata berkaca-kaca.
Dengan tegar, ia mengatakan akan tetap berkarya meski usianya sudah dianggap tak lagi muda. Sudah tak lagi memiliki pendapatan tetap, selain ngamen, saat ini ia juga bekerja memainkan organ tunggal.
"Kalau orang ngomong saya sudah tua, emang tua, tapi talenta itu sampai kapanpun tetap saya mencipta lagu dan menyanyi. Saya sumber pendapatan tak ada lagi paling kalau ada yang minta main orgen tunggal," imbuhnya.
Guru tersebut sudah mengajar sebagai guru kesenian sukarela sejak tahun 1990. Ia mengajar tanpa ketetapan status selama 30 tahun lebih. Saat ini, usianya sudah mencapai kepala tujuh.
"Sekarang umurnya 70-an tahun. Mengajar menjadi guru kesenian sukarela dari tahun 1990, tanpa ada ketetapan status selama 30 tahun bisa bayangkan gaes, padahal beliau segudang karya," tulisnya.
foto: TikTok/@perawat_peduli_indonesia
Dalam video tersebut, guru tersebut tampak memperlihatkan lembaran kertas berupa karya-karyanya. Karya-karya tersebut ia tulis di atas kertas dengan manual. Salah satunya lagu MARS SMA PGRI 2.