Baru-baru ini, warganet Indonesia dihebohkan dengan cuitan seorang WNI yang tinggal di Malaysia. Ia memamerkan struk belanja yang menunjukkan bahwa pajak yang dibayarnya hanya enam persen. Komentar ini muncul di tengah riuhnya penolakan terhadap kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang mencapai 12 persen di Indonesia.
Dalam cuitannya, pengguna yang diduga tinggal di Selangor ini menunjukkan struk belanja dari sebuah outlet teh terkenal di Kuala Lumpur. Ia membayar total 8,68 ringgit (sekitar Rp31 ribu) dengan pajak enam persen yang hanya 0,52 ringgit (sekitar Rp1,9 ribu). "Ini pajak di Malaysia, murah kan? Pajak di Indonesia besar, tapi negaranya miskin!" tulisnya.
BACA JUGA :
Ganjar Pranowo kritik kenaikan PPN 12 persen, singgung soal keadilan
Alih-alih marah, banyak warganet Indonesia malah setuju dengan pendapat tersebut. Beberapa dari mereka bahkan meminta informasi lowongan pekerjaan di Malaysia, berharap bisa pindah ke sana. "Bang, info loker?" tanya salah satu pengguna. "Ada job vacancy tak kat Malay bidang hospitaliti?" sambung yang lain.
Pengguna lain juga mengungkapkan rasa lelah tinggal di Indonesia dan berharap ada dukungan dari warganet Malaysia untuk mengkritisi kebijakan pajak di Indonesia. "Boleh lah kerahkan rakyat Malaysia buat mengejek pajak Indonesia dan kemelaratan ini," tulisnya.
Tak hanya itu, pengguna X juga merekomendasikan untuk berwisata ke Kuala Lumpur karena dianggap lebih murah. "Pokoknya untuk yang first time traveler, mending liburan ke Kuala Lumpur aja. Harga murah, vibes luar negeri ga semrawut," ungkapnya. Warganet lain menambahkan, "Belum pernah sesetuju ini sama orang Malaysia, omonganmu benar!"
BACA JUGA :
Pemerintah putuskan PPN 12% mulai Januari 2025, barang-barang ini bakal jadi sasaran kenaikan pajak
Di sisi lain, aksi penolakan terhadap kenaikan PPN 12 persen juga berlangsung di dunia nyata. Pada 19 Desember 2024, sekelompok penggemar Kpop, yang biasa disebut Kpopers, ikut serta dalam demo di depan Istana Negara, Jakarta. Mereka mengekspresikan ketidakpuasan terhadap kebijakan pajak yang akan mulai berlaku pada 1 Januari 2025.
Menurut Himawan, seorang anggota tim kampanye Humanies Project yang mengorganisir aksi tersebut, sekitar 300-400 peserta hadir, kebanyakan berasal dari Jakarta dan sekitarnya. "Kenaikan PPN ini akan sangat berdampak pada komunitas Kpopers. Kami sering membeli album, merchandise, dan tiket konser dari luar negeri," jelasnya.
Himawan menambahkan bahwa kenaikan pajak juga diprediksi akan memengaruhi layanan streaming seperti Netflix dan Viu, yang banyak digunakan oleh pencinta drama Korea. Aksi ini dipersiapkan secara spontan dan berhasil menarik dukungan besar dari berbagai fandom.
Peserta aksi membawa spanduk kreatif dan lightstick grup favorit mereka, bahkan membagikan freebies. Mereka juga menyediakan konsumsi berupa air mineral dan nasi kotak. Himawan mengungkapkan bahwa gerakan ini terinspirasi oleh aksi serupa di Korea Selatan dan merasa bahwa momen ini tepat untuk menyuarakan keresahan mereka.
"Kami ingin kenaikan ini dibatalkan karena komunitas kami akan sangat terdampak. Jika kebijakan ini tetap diterapkan, beban finansial kami akan semakin berat," tutupnya.